'Gagal nyaleg', pria ini banting setir jadi tukang kerak telor
Merdeka.com - Banyak cara yang dilakukan sejumlah pedagang makanan untuk menarik perhatian pelanggannya. Salah satunya seperti yang dilakukan Jamal, pedagang kerak telor yang menjajakan dagangannya di Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Pria asli Jakarta ini memasang poster di pikulan kerak telornya dengan tulisan, "Nyaleg gagal ane dagang lagi dah". Tulisan tersebut ternyata cukup ampuh mengundang rasa penasaran para pengunjung PRJ Kemayoran.
"Lumayan juga banyak yang penasaran, terus foto-foto, terus beli kerak telor," kata Jamal seraya tertawa saat dihubungi merdeka.com, Selasa (9/6).
Namun, pria yang biasa disapa Bang Jamal ini membantah jika dirinya pernah maju sebagai calon anggota legislatif. Poster 'nyaleg gagal' tersebut dibuatnya sebagai bentuk promosi semata.
"Saya mah enggak pernah nyaleg. Saya bikin buah bohong-bohongan aja,buat narik pembeli," ujar Jamal.
Jamal menambahkan, siasat dengan menggunakan poster 'nyeleg gagal' ini bukan kali pertama digunakannya. Sebelumnya pada PRJ tahun 2014, dia telah memasangnya.
Profesi sebagai pedagang kerak telor telah ditekuni Jamal sejak 1978. Saat PRJ masih berlokasi di Monas, warga Mampang, Jakarta Selatan ini sudah ikut berpartisipasi.
Jika tidak berjualan di PRJ, sehari-harinya, Jamal membuka dagangannya di gedung Smesco Indonesia, Jalan Jend Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Selain di Jakarta, Jamal sering mengikuti pameran kuliner nusantara, seperti di Bandung, Lampung, hingga Lombok.
(mdk/amn)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alih-alih duduk di warung makan, pria ini memilih makan sembari melihat tawuran di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaPria ini 3 kali pemilu berjuang jadi caleg tapi gagal. Kini banting satir sukses jualan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Puan menyebut, yang terpenting saat ini Pilpres berjalan baik,lancar dan juga jujur.
Baca SelengkapnyaTerlihat dua orang pria asing tiba-tiba melakukan aksi kejahatan. Mereka melempar batu besar ke arah mobil yang tengah parkir di halaman rumah.
Baca SelengkapnyaSaat penutup kepala terbuka, jemaah seketika istighfar.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaBukannya istirahat, selepas dinas ia masih harus mengurus usaha sampingan berjualan es tersebut di pinggir jalan.
Baca SelengkapnyaMakanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca Selengkapnya