Foto penyiram air keras mahasiswi Binus disebar di Twitter
Merdeka.com - Hingga hari keenam pascapenyiraman air keras ke tubuh LD (19), mahasiswi Universitas Bina Nusantara yang dilakukan oleh mantan pacarnya, Riki Halim Levin (23), polisi masih belum bisa menangkap pria tersebut. Agar cepat tertangkap, pihak keluarga korban ikut membantu polisi.
Cara yang dilakukan pihak keluarga adalah dengan mempublikasikan informasi tersangka di media sosial. "Ada itu keluarga saya sama teman yang meng-upload foto dia di Twitter sama Facebook," ujar salah seorang kakak korban, Fuad Hamdani saat dihubungi, Rabu (9/10).
Dalam sebuah postingan di Facebook, diposting foto serta informasi tersangka, mulai dari nama lengkap, tempat tanggal lahir, nama orangtua, universitas, hingga tempat tinggal tersangka. "Semoga saja si Riki ini bisa cepat ketangkap," harap kakak nomor dua korban.
Korban disiram oleh tersangka dengan air keras di tempat kosnya di Jalan U No 7B, RT 9 RW 15, Palmerah, Jakarta Barat. Korban disiram pada Kamis (3/10) pukul 09.45 WIB. Akibat penyiraman tersebut, korban mengalami luka di sekujur tubuh dan saat ini menjalani perawatan di Rumah Sakit Royal Taruma, Jakarta Barat.
"Korban mengalami luka di bagian wajah, dada sebelah kanan, kedua tangan, paha kanan, tungkai kaki kanan," kata Kapolsek Metro Palmerah Kompol Slamet di Mapolsektro, Senin (7/10) lalu.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait penyebaran foto korban sedang diperkosa di media sosial juga sudah didalami kepolisian.
Baca SelengkapnyaMomen lucu Bintara Polisi bujangan dan komandannya saat kenaikan pangkat. Disiram air supaya cepat laku. Begini ulasannya.
Baca SelengkapnyaKasus ini berawal dari laporan korban yang menjalin hubungan dan karena ada masalah minta putus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Polisi menggelar reka ulang pembunuhan empat orang dalam satu keluarga di Musi Banyuasin. Tersangka EE (48) nekat melakukan perbuatan itu karena masalah bisnis.
Baca SelengkapnyaPolisi juga menetapkan tersangka lainnya yang turut membantu pelaku membuang jasad Rini di pinggiran kali.
Baca SelengkapnyaKomjen Polisi Wahyu Widada lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991. Dia menjadi lulusan terbaik serta meraih Adhi Makayasa.
Baca SelengkapnyaSetelah menahan ketakutan bertahun-tahun, korban akhirnya memberanikan diri melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaTragis pelaku beraksi saat anaknya tengah tertidur pulas
Baca SelengkapnyaSuaranya terdengar begitu indah dan mampu membius para netizen hingga merasakan kagum.
Baca Selengkapnya