Diduga pakai pukat harimau, 2 kapal di Pesisir Selatan dibakar warga
Merdeka.com - Dua kapal menggunakan jenis pukat harimau di Pantai Nagari Muara Kandis, Kecamatan Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat diduga dibakar warga, Senin (1/1). Warga geram melihat kapal-kapal tersebut beroperasi dan tidak tersentuh hukum.
Pembakaran kapal ini diduga terjadi sekitar pukul 07.40 WIB tadi. Ratusan warga mengamuk dan menyasar dua kapal yang diduga mengoperasi pukat harimau di perairan.
Dua kapal yang dibakar biasanya beroperasi di sekitar 200 meter dari pinggiran pantai Pasir Muara Kadis. Saat warga melakukan pembakaran, awak kapal sempat melakukan perlawan. Namun kalah jumlah dari warga yang mengamuk.
"Kedua awak kapalnya sempat melakukan perlawanan dengan mempergunakan parang. Namun karena jumlah sedikit akhirnya melarikan diri saat kapal dibakar," sebut salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya kepada Merdeka.com.
Dia menjelaskan, dalam peristiwa tersebut, Camat setempat yang hendak menenangkan warga dikejar karena diduga membela para pemilik kapal. Bahkan saat peristiwa itu terjadi, lokasi Pantai Muaro Kandis dipadati masyarakat.
"Kapal Pukat Harimau Mini itu sering beroperasi di sekitar lautan Muara Kandis sampai Pantai Sumedang. Karena masyarakat sudah geram hingga dua kapal tersebut dibakar masyarakat," pungkasnya.
Merdeka.com berusaha menghubungi Kapolsek Linggosari Baganti, AKP Yohanes, namun hingga berita ini diturunkan belum ada balasan.
Sementara itu, kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Teluk Bayur Sumatera Barat mengaku belum menerima laporan insiden pembakaran kapal.
Kepala KSOP Teluk Bayur Sumbar, Nazarwin menyebutkan, terkait adanya insiden tersebut, pihaknya masih perlu melihat latar belakang kasusnya.
"Kita belum pastikan insidennya seperti apa. Karena kita belum dapat informasi," sebut Nazarwin kepada merdeka.com.
Terpisah, ketua kelompok masyarakat setempat, Pokmaswas Ombak Biru Jamirus menyebut, persoalan tersebut harus secepatnya diantisipasi pihak berwenang.
"Kita tidak bisa juga mencegah, karena warga sudah sangat marah. Sebab, selama ini beroperasinya kapal-kapal hamparan dasar (pukat harimau) itu sudah sangat meresahkan nelayan kecil di Muaro Kandis," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keluhan Pemudik di Merak: Kami Sudah Sabar Semalaman, Tapi Belum Juga Masuk Kapal
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaRatusan kendaraan roda empat milik pemudik tersebut memadati Pelabuhan Bakauheni untuk menunggu antrean masuk naik ke geladak kapal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaKapal ini merupakan buatan dalam negeri yang diproduksi dengan teknologi yang lebih modern.
Baca SelengkapnyaKapal pesiar Azzimut 80 di Kepulauan Seribu hangus dilalap si jago merah pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaPelaku akhirnya bisa ditangkap di atas kapal feri bersama satu pelaku lainnya.
Baca SelengkapnyaKapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaMereka terdampar di pulau yang sangat terpencil di Samudra Pasifik.
Baca Selengkapnya