Diduga Hendak Bunuh Diri, Pemuda di Makassar Dibujuk Turun dari Crane
Merdeka.com - Seorang pemuda yang belum diketahui identitasnya menggegerkan pengunjung Mal Panakkukang Makassar, Jumat (8/10). Pria yang ditengarai mengalami gangguan jiwa ini diduga hendak bunuh diri dengan cara memanjat crane untuk pembangunan lokasi parkir pusat perbelanjaan itu.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Makassar Hasanuddin mengatakan, pihaknya menggagalkan aksi nekat pria itu. "Kami mendapatkan telepon dari sekuriti mal yang mengatakan ada seorang pria memanjat crane," ujarnya kepada wartawan.
Usai mendapatkan laporan, Hasanuddin langsung mengerahkan personel dari Posko Pengayoman yang tak jauh dari Mal Panakkukang. Dengan menggunakan sejumlah peralatan, personel Tanggap Darurat Damkar Makassar menggagalkan percobaan bunuh diri.
"Orang itu menaiki crane setinggi 50-70 meter. Beruntung personel Damkar cepat menggagalkan percobaan bunuh diri tersebut," bebernya.
Hasanuddin menambahkan personelnya sempat minta pria itu untuk tidak melompat dari crane. Pria itu menuruti permintaan petugas Damkar.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, diduga pria itu mengalami gangguan jiwa. Apalagi saat ditanya namanya, dia bilang tidak tahu," ucapnya.
Setelah mengamankan pria tersebut, petugas Damkar Makassar membawanya ke Dinas Sosial (Dinsos) Makassar untuk mendapatkan penanganan.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban meninggal dunia bernama Fauzi (32) dan Andri (38).
Baca SelengkapnyaCrane girder itu menimpa kereta api batubara rangkaian panjang (Babaranjang) dan menyebabkan lintasan lumpuh.
Baca SelengkapnyaJumlah korban tewas akibat robohnya crane girder pembangunan Fly Over Bantaian, Muara Enim, Sumatera Selatan, bertambah menjadi dua orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaIrham memulai perjalanan karirnya saat masih kuliah. Saat itu dia senang mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan diri.
Baca SelengkapnyaUntuk memudahkan koordniasi, Giyatono membuat paguyuban pembuat keris. Paguyuban itu telah terdaftar sebagai salah satu kluster BRI
Baca SelengkapnyaTidak ditemukan tanda kekerasan dalam tubuh korban.
Baca SelengkapnyaJaringan di tangannya mengalami kematian atau tak berfungsi sehingga mesti operasi.
Baca SelengkapnyaPengembalian tiket 100 persen dan dapat diambil di stasiun keberangkatan Kertapati, Prabumulih, Muara Enim, Lahat, dan Lubuklinggau hingga tujuh hari ke depan
Baca Selengkapnya