Dianggap Kuburan Masih Basah, Soeharto dan Gus Dur Belum Jadi Pahlawan Nasional
Merdeka.com - Wakil Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan Jimly Asshiddiqie mengatakan bahwa Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memang tak diajukan sebagai calon pahlawan nasional. Alasannya, lantaran Soeharto dan Gus Dur belum terlalu lama meninggal.
"Pertama tahun ini tidak diajukan lagi. Karena sudah berkali-kali diajukan. Alasannya masih sama, karena ini kuburannya masih basah belum kering," kata Jimly di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/11).
Dia lalu mencontohkan dua tokoh yang mendapat gelar pahlawan nasional tahun ini yaitu, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi dan KH Masjkur. Sultan asal Buton itu meninggal pada 1776, sedangan KH Masjkur wafat tahun 1992.
"Yang paling muda KH Masjkur meninggal tahun 1992, sudah 30 tahun. Jadi Pak Harto, Gus Dur apalagi itu kan masih baru. Jadi itu alasan formal yang kita ajukan," ucapnya.
Akui Sosok Luar Biasa
Jimly mengakui bahwa Gus Dur adalah sosok luar biasa dan dicintai oleh banyak masyarakat karena melindungi kelompok minoritas. Begitu pun dengan Soeharto, dia menyebut sosoknya sangat berjasa saat memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Kendati begitu, berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2019 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, penerima tak boleh bermasalah dengan hukum. Sementara, baik Soeharto ataupun Gus Dur pernah terseret masalah hukum saat menjadi presiden.
"Ganjalannya di situ. Jadi agak susah karena di UU-nya tidak bermasalah secara hukum," ujar Jimly.
Jimly menuturkan apabila Gus Dur tak menjadi presiden, maka dia bisa cepat mendapat gelar pahlawan nasional. Dia sendiri belum mendapat solusi agar ke depannya dua tokoh itu bisa mendapat gelar pahlawan.
"Rasanya biar generasi mendatanglah sesudah nanti semua diberi pencerahan oleh jaman. Maka mudah-mudahan ketemu jalannya pada saatnya," pungkas Jimly.
6 Tokoh Dapat Gelar
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh yang dianggap berjasa bagi bangsa dan negara. Adapun enam tokoh itu antara lain, Ruhan Kudus, Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi, Prof. M. Sartidjo, Adul Kahar Mudzakkir, A.A Maramis, dan K.H. Masjkur.
Penganugerahan tersebut berdasarkan Keppres Nomor 120/TK tahun 2019 tertanggal 7 November 2019. Jokowi menyerahkan anugerah tersebut kepada ahli waris masing-masing tokoh.
Reporter: Lizsa Egeham
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaSesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaDalam sejarah berdirinya negara Singapura, sosok presiden pertama yang menjabat adalah keturunan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Demi menebus asa membangun sekolah, seorang polisi rela menyisihkan gaji untuk menabung.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.
Baca SelengkapnyaMantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).
Baca SelengkapnyaKeilmuannya diakui banyak orang, banyaj murid-muridnya jadi kiai besar, salah satunya Mustofa Bisri atau Gus Mus
Baca SelengkapnyaPotret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto menyambut hangat kedatangan Sri Paus Paulus VI saat berkunjung ke tanah air tahun 1970. Momen lawas tersebut sekaligus membawa pesan penting.
Baca Selengkapnya