Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Di Munas Kadin, Jokowi Cerita Gemetaran Dengar Wisma Atlet Hampir Penuh

Di Munas Kadin, Jokowi Cerita Gemetaran Dengar Wisma Atlet Hampir Penuh Jokowi di Munas VIII KADIN. ©Istimewa

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat gemetar mendengar kabar bahwa kapasitas keterisian tempat tidur di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran sempat alami lonjakan mencapai 92 persen pada September 2020. Hal tersebut diketahui Jokowi saat diberitahu Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Letkol Laut drg. M. Arifin.

"Pernah September itu 92 persen. Saya betul-betul sudah gemetar dan grogi betul, 92 persen," katanya saat memberikan arahan dalam pembukaan Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) di Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (30/6).

Jokowi membeberkan pada pertengahan Januari Indonesia juga pernah berada di angka 66 persen. Angka tersebut kata Jokowi cukup tinggi. Kemudian, pada Mei pertengahan turun menjadi 28 persen.

"Dari 66 persen turun menjadi 28 persen. Kecil sekali hampir betul-betul keterisian tempat tidur di RS itu menjadi sangat kecil," ungkapnya.

Sementara itu, diketahui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan kasus Covid-19 mingguan di Indonesia telah mencapai puncak gelombang kedua. Bahkan, jumlah kasus Covid-19 kali ini lebih tinggi dari puncak yang terjadi pada Januari 2021.

Pada gelombang pertama di Januari 2021, jumlah kasus Covid-19 mingguan mencapai 89.902 orang. Sedangkan, pada pekan ini, angkanya jauh lebih tinggi, yaitu mencapai 125.396 kasus.

"Bahkan mencetak rekor baru yaitu kasus harian tertinggi selama pandemi, bertambah 21.345 kasus dalam satu hari. Hal ini menandakan second wave atau gelombang kedua kenaikan kasus Covid di Indonesia," kata juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito melalui siaran pers, Selasa (29/6).

Wiku menjelaskan bahwa pada puncak gelombang pertama, kenaikan dari titik kasus Covid-19 terendah sebesar 283 persen dan memuncak dalam waktu 13 minggu. Sedangkan, pada puncak gelombang kedua ini, kenaikan dari titik kasus Covid-19 terendah mencapai 381 persen atau hampir 5 kali lipatnya dan mencapai puncak dalam waktu 6 minggu.

Padahal, Indonesia sempat mengalami penurunan kasus Covid-19 sejak puncak pertama yaitu selama 15 minggu dengan total penurunan hingga 244 persen.

"Kenaikan yang mulai terjadi satu minggu pasca periode libur Lebaran menunjukkan dampak yang ditimbulkan akibat libur panjang ternyata dapat terjadi sangat cepat. Awalnya kenaikan terlihat normal dan tidak terlalu signifikan. Namun, memasuki minggu ke-4 pasca periode libur kenaikan meningkat tajam dan berlangsung selama tiga minggu hingga mencapai puncak kedua di minggu terakhir," paparnya.

Wiku menyebut, masih adanya masyarakat yang mudik di saat peniadaan telah diberlakukan serta arus balik satu hingga dua minggu pasca Idulfitri berdampak pada kenaikan kasus yang tinggi. Selain mobilitas, kenaikan kasus Covid-19 dapat disebabkan munculnya beberapa varian Covid-19 baru yang telah masuk ke Indonesia.

Kondisi-kondisi ini menyebabkan dampak periode libur terlihat hingga minggu ke enam dan kemungkinan masih akan terlihat hingga minggu ke delapan. Mantan dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia (UI) ini berharap pemerintah daerah segera menyusun dan menjalankan strategi penanganan Covid-19 terbaik di wilayahnya.

Melalui strategi tersebut, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi dapat segera ditekan dan dikendalikan sehingga mengurangi beban pada fasilitas, sistem dan tenaga kesehatan.

Tiga Provinsi Kontribusi Kenaikan Kasus Covid-19

Wiku menambahkan, jika dilihat lebih jauh, ada tiga provinsi yang berkontribusi besar pada kenaikan kasus Covid-19 baik di puncak gelombang pertama maupun kedua. Tiga provinsi tersebut yakni, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, kemudian disusul Jawa Timur.

Adapun Sulawesi Selatan turut berkontribusi pada puncak gelombang pertama Covid-19. Namun, Sulawesi Selatan tidak kembali berkontribusi di puncak gelombang kedua Covid-19. Posisinya digantikan oleh Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wiku menyebut, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah konsisten menjadi penyumbang tertinggi pada kedua puncak kasus Covid-19 yang terjadi sepanjang pandemi. Menurutnya, segala upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah memang tidak akan efektif bila masyarakat abai dan lengah menjaga dirinya dari potensi tertular dan menularkan orang lain.

"Masyarakat, terutama di ketiga Provinsi ini harus berkontribusi dalam menekan lonjakan kasus Covid-19. Upaya penanganan adalah upaya kolektif. Untuk itu, inisiatif masyarakat dalam menekan dan mengendalikan kasus menjadi sangat penting," tegasnya.

"Jika terpapar, mengalami gejala Covid atau memiliki kerabat yang terkena Covid, jujur lah dengan segera melapor kepada ketua RT setempat agar segera ditindaklanjuti oleh Puskesmas. Jangan khawatir jika petugas tracing datang untuk melacak kontak erat dan jangan takut diswab karena hal ini perlu dilakukan agar kasus positif ditangani dengan cepat sehingga tidak bertambah parah," sambungnya.

Wiku juga mengingatkan, masyarakat harus terus meningkatkan kedisiplinan protokol kesehatan. Jangan lengah dan abai, serta merasa aman karena sudah divaksin.

"Kekebalan komunitas baru dapat tercapai apabila vaksinasi Covid-19 telah mencakup 70 persen populasi," katanya.

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Jokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa

Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Menengok Kondisi Terbaru Wisma Atlet, Tempat Isolasi Pasien Covid-19 yang Kini jadi Semak Belukar
Menengok Kondisi Terbaru Wisma Atlet, Tempat Isolasi Pasien Covid-19 yang Kini jadi Semak Belukar

Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta resmi ditutup pada Jumat, 31 Maret 2023

Baca Selengkapnya
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024

Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi Bangga Timnas U-23 Kalahkan Korsel: Sangat Bersejarah!
Jokowi Bangga Timnas U-23 Kalahkan Korsel: Sangat Bersejarah!

Jokowi menilai kemenangan ini sangat bersejarah lantaran pertama kalinya Indonesia bisa mencapai babak semifinal.

Baca Selengkapnya
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional
Jokowi Tetapkan Hari Pemungutan Suara Pemilu 2024 pada 14 Februari Jadi Libur Nasional

Tujuannya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Baca Selengkapnya