Di Bekasi, masih banyak warga percaya vaksin MR haram
Merdeka.com - Masa perpanjangan kampanye imunisasi measles (campak)-rubella atau MR di Kota Bekasi, Jawa Barat, gagal merealisasikan target minimal 95 persen dari Pemerintah Pusat. Kini, capaian pemerintah daerah hanya 92,3 persen.
"Dari sasaran 60.251 anak yang belum divaksin, yang berhasil divaksin hanya 13.997 anak selama masa perpanjangan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati, Senin (16/10).
Dezi mengatakan, pihaknya sudah berupaya meningkatkan cakupan vaksinasi MR di masa perpanjangan mulai 11-14 Oktober. Salah satu caranya ialah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI). Rupanya, hal itu belum cukup ampuh, sebab masih ada 46.254 anak belum mendapatkan vaksin MR dari pemerintah.
Salah satu sebab orangtua enggan memvaksin anaknya karena menganggap vaksin tersebut tidak halal. Padahal, pemerintah melalui Badan POM sudah memastikan kandungan dalam vaksin halal.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, dr Kusnanto Saidi menambahkan sisa vaksin tidak dikembalikan, tapi akan berlanjut pada kegiatan pengenalan MR untuk program rutin imunisasi bulanan. Pengenalan imunisasi ini dikhususkan bagi anak yang memasuki usia 9 bulan sampai 15 tahun.
"Ke depan tidak lagi diberi imunisasi campak, vaksin campak juga akan ditarik, dan digantikan dengan vaksin MR yang akan diproduksi dalam negeri," ujarnya.
Penyakit campak dan rubella, kata dia, mudah menular yang disebabkan oleh virus melalui batuk dan bersin. Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada kulit disertai batuk. Sementara rubella hanya menimbulkan gejala demam ringan, ruam berbentuk bintik, nafsu makan berkurang, mata merah, dan mengalami nyeri di bagian sendi.
"Vaksin MR untuk kekebalan tubuh anak agar kuat dalam melawan virus yang masuk," ujarnya.
Di saat pemerintah daerah dan pusat menggenjot vaksinasi MR di daerah capaian rendah pada masa perpanjangan (11-14 Oktober), justru merdeka.com mendapati Puskesmas di Kecamatan Rawalumbu, pada Jumat (13/10) yang tak mau melayani imunisasi MR. Alasannya, petugas sedang sibuk.
"Silakan kembali lagi Senin, karena petugas sedang rapat," kata pegawai PKL di puskesmas tersebut sekitar pukul 09.00 WIB ketika itu. Sebelumnya, pegawai perempuan itu berkonsultasi dengan petugas kesehatan yang sedang di lantai dua.
Kementerian Kesehatan pada 9 Oktober 2017 lalu merilis bahwa balita maupun anak mulai dari usia 9 bulan sampai dengan 15 tahun yang belum berpartisipasi dalam vaksin MR di Kota Bekasi mencapai 122.872 anak. Jumlah itu terendah nomor dua di Jawa Barat setelah Bogor sebanyak 237.346, sedangkan di atas Bekasi ialah Kota Depok sebanyak 102.064.
Partisipasi itu belum mencapai target dari yang ditetapkan oleh pemerintah pusat minimal sebanyak 95 persen, adapun partisipasi itu baru mencapai 84 persen dari sasaran wajib vaksin 658.563 anak. Namun, pemerintah daerah mengklaim sudah mencapai 90 persen, karena sasaran wajib vaksin 611.964 anak.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cak Imin ke Pemerintah: Jangan Sampai Beras Naik Tak Terkenadli Jelang Bulan Ramadan
Cak Imin mengingatkan agar pemerintah berhati-hati menangani kelangkaan beras.
Baca SelengkapnyaPerbedaan Pilihan Jangan Timbulkan Perpecahan Pasca-Pemilu, Perkuat Kembali Persaudaraan
Perbedaan pilihan saat Pemilu lalu seharusnya bisa disikapi dengan bijak. Sudah saatnya semua pihak ikut menjaga situasi tetap tenang terlebih di bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMenteri LHK Beberkan Kemajuan Indonesia Atasi Perubahan Iklim
Indonesia lebih awal menginisasi beberapa aksi pengendalian perubahan iklim.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Persaudaraan Jangan Sampai Memudar karena Tidak Bisa Menerima Hasil Pemilu
Masyarakat Indonesia patut bersyukur dan bersuka cita karena telah melewati proses Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPerempuan Harus Waspadai Doktrin Sesat Kelompok Radikal Intorelan
Musdah menyayangkan jika masih banyak perempuan terjebak doktrin mengharuskan mereka tunduk dan patuh tanpa memiliki hak bertanya atau menolak.
Baca SelengkapnyaHore! Pemerintah Bagi-Bagi BLT Rp600.000 di Bulan Ramadan
Rencananya, BLT tersebut akan mulai dibagikan pada bulan Maret atau bertepatan dengan bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaMarak Tawuran Remaja saat Ramadan, Polisi Tegaskan Proses Hukum Pelaku hingga Provokator di Medsos
Pelaku tawuran dipastikan akan ditindak secara tegas, bahkan mereka yang diamankan akan diberi sanksi tambahan berupa pencabutan bantuan sosial biaya pendidikan
Baca SelengkapnyaPemerintah Ancam Polisikan Pengusaha yang Tahan Stok Pangan Saat Ramadan dan Lebaran
Ini dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca SelengkapnyaBMKG: Waspada Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi di 27 Daerah Ini
Hari ini, sebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang
Baca Selengkapnya