Datangkan Dosen Asing, Menristekdikti akan Cabut Sejumlah Aturan
Merdeka.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir akan cabut aturan yang menghambat kebijakan mendatangkan dosen luar negeri. Rencana tersebut akan dilakukan di tahun 2020. Dia menilai, keberadaan dosen asing bisa menaikkan daya saing perguruan tinggi Indonesia di mata dunia.
"Bayangkan saja di Indonesia ada 4.700 perguruan tinggi. Tapi yang masuk daya saing dunia hanya tiga perguruan tinggi," kata Nasir di Semarang, Senin (22/7).
Dia menyebut, agar sesuai rencana, Menristekdikti akan memetakan kebutuhan dosen asing di setiap perguruan tinggi.
"Saya akan mapping dulu. Lalu saya akan cabut beberapa peraturan yang menghambat dan peraturan pemerintah (PP) akan disederhanakan, supaya memberikan kesempatan kompetisi buat orang asing yang akan jadi rektor," ungkapnya.
Kebijakan mendatangkan dosen asing sempat diprotes para rektor di tahun 2016. Namun Nasir menuturkan di sisi lain banyak negara yang sukses menaikkan daya saing kampusnya setelah mendatangkan para dosen asing. Adapun negara-negara yang dimaksud adalah Singapura, Taiwan, Tiongkok dan Arab Saudi.
"Di 2016 saya di-bully sama rektor-rektor. Padahal Singapura bisa maju sampai sekarang karena rektor kampusnya dari luar negeri. Taiwan, Tiongkok juga sama. Perguruan tinggi di Arab Saudi malahan tidak pernah masuk peringkat 800 dunia. Begitu 40 persen dosennya didatangkan dari Amerika dan Eropa, peringkatnya langsung melesat di angka 87 Ini akan jadi tantangan kita ke depannya," terangnya.
Untuk kebutuhan, nantinya akan minta anggaran dari Kemenkeu untuk pendanaan dosen asing. "Kita sudah bahas, pola pendanaannya jelas dari pemerintah pusat, kalau tidak ya mengganggu anggaran perguruan tinggi kan jadi repot," cetusnya.
Selama ini pihaknya hanya bisa mendapat anggaran sangat kecil untuk membiayai dosen asing. Saban tahun hanya dapat alokasi anggaran Rp150 miliar. Sehingga programnya belum bisa berjalan dengan masif.
"Kalau tidak bisa mengundang dosen asing ya jalan satu-satunya dengan mendatangkan profesor asing untuk kolaborasi dengan kita di bidang penelitian. Seperti yang sudah dilakukan antara Indonesia dengan Inggris. Atau ketika 2018 kemarin, saat kita kolaborasi melakukan penelitian ilmiah dengan Amerika dalam forum MTI Research International (META)," tutup M Nasir.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dosen memiliki caranya sendiri untuk melatih mahasiswanya agar bisa berpidato dengan lancar.
Baca SelengkapnyaJumlah formasi ini mempertimbangkan kebutuhan tenaga ajar di institusi pendidikan.
Baca SelengkapnyaKasad meminta jika ada prajurit yang tidak netral untuk segera melaporkan ke institusi TNI.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kolaborasi dapat dilakukan, misalnya, melalui berbagai pelatihan yang difasilitasi negara,
Baca SelengkapnyaDari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca SelengkapnyaAdin menjelaskan, kegemaran membaca di satuan pendidikan sudah berkembang melalui sekolah maupun perguruan tinggi.
Baca SelengkapnyaPeran pemangku kepentingan diperlukan agar tidak menciptakan kebijakan yang saling tumpang tindih.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR mewanti-wanti agar Pemerintah Indonesia konsisten mendorong pendekatan diplomasi
Baca SelengkapnyaTujuan aturan ini untuk memudahkan pelaku usaha dalam mendukung peningkatan daya saing ekonomi.
Baca Selengkapnya