Data WN China di Bandung Diperbarui dan Jalani Tes Kesehatan
Merdeka.com - Warga China yang berada di Kota Bandung dengan beragam status pekerjaan ada 47 orang. Pemerintah Kota Bandung segera melakukan pendataan sekaligus berencana memeriksa kesehatannya.
Jumlah itu berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung hingga 31 Desember 2019. Berkaitan dengan pendataan, mereka akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung.
Kepala Disnaker Kota Bandung, Arief Syaifudin mengatakan pendataan ulang dan rencana pemeriksaan kesehatan dilakukan sebagai bagian dari antisipasi penyebaran virus corona yang saat ini menjadi perhatian dunia.
"Tim dari Disnaker akan terjun langsung untuk mendata dan mengecek kondisi tenaga kerja asing asal China. Ini dimulai hari Rabu dan Kamis," kata dia, Selasa (28/1/2020).
Lebih lanjut ia menyebut, dari data yang ada, 47 warga China yang ada di Kota Bandung kebanyakan bekerja sebagai tenaga pendidik di sejumlah Yayasan dan Perguruan tinggi di Bandung. Sisanya, ada yang berprofesi sebagai chef dan marketing sebuah perusahaan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani mengaku sudah melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona.
Salah satunya membuat surat edaran kepada rumah sakit, puskesmas dan klinik untuk meningkatkan kewaspadaan, penanganan dan rujukan dalam penanganan kemungkinan pasien novel coronavirus.
Lalu, menyosialisasikan informasi kepada masyarakat melalui berbagai saluran media. Tujuannya, agar masyarakat mengenali gejala, waspada namun tidak diiringi dengan perasaan cemas atau panik dalam menyikapi virus corona.
"Jika ada riwayat perjalanan dan kontak dengan orang yang bepergian ke wilayah Tiongkok (Wuhan) atau negara yang terjangkit dalam waktu 14 hari dan mengalami demam di atas 38 derajat, batuk, sulit bernapas, segera kunjungi rumah sakit atau puskesmas terdekat. Jangan tunggu besok lagi," kata Berli saat dihubungi via pesan singkat.
Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk dengan riwayat perjalanan dari negara terjangkit. Kemudian, jaga pola hidup bersih dan sehat.
"Pakai masker apabila menderita gangguan pernapasan atau batuk. Terakhir, berhati-hati dalam mengonsumsi produk hewani mentah atau setengah matang untuk menghindari kontaminasi silang dengan makanan mentah," pungkasnya.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTingkat kedermawanan global meningkat sejak pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, data petugas pemilu 2024 yang meninggal tahun ini turun jauh ketimbang tahun 2019.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca Selengkapnya