Data terkini BMKG: Titik panas di Sumatera menurun dratis
Merdeka.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menyebut titik panas di Pulau Sumatera menurun drastis. Dari sebelumnya 154 titik, menjadi tinggal 10 titik.
Dikutip dari Antara, Jumat (14/9), BMKG memperbarui data titik panas, yang menjadi indikasi awal kebakaran hutan dan lahan pada pukul 06.00 WIB. BMKG menggunakan pencitraan Satelit Terra dan Aqua.
Provinsi Sumatera Selatan masih jadi daerah penyumbang terbanyak dengan enam titik, kemudian Riau tiga titik dan Lampung satu titik panas.
Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sukisno, mengatakan seluruh titik panas berlokasi di Riau. Bahkan ada dua yang merupakan titik api karena masuk tingkat keakuratan di atas 70 persen.
Itu artinya, dua lokasi di Pelawan benar terjadi kebakaran lahan dan hutan.
Stasiun Klimatologi BMKG juga mengeluarkan peringatan untuk Pemprov Riau bahwa ada dua daerah yang sangat rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla, karena mengalami hari tanpa hujan cukup panjang.
Daerah yang lebih dari 10 hari tidak ada hujan berturut-turut antara lain Kecamatan Rantau Kopar di Kabupaten Rokan Hilir selama 13 hari, dan Kecamatan Ukui di Kabupaten Pelalawan selama 24 hari.
BMKG memperakirakan kondisi cuaca di Riau pada pagi sampai siang hari bakal cerah berawan. Potensi hujan ringan bersifat lokal yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Rohul, Rohil, Meranti, Inhu dan Inhil.
Pada malam hari cuaca diprakirakan berawan dan ada potensi hujan ringan hingga sedang yang disertai dengan petir/angin kencang. Ini akan terjadi di sebagian wilayah Rohul, Rohil, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Siak dan Meranti.
Suhu udara diprakirakan mencapai 23 hingga 34 derajat Celcius, kelembapan udara 50 hingga 96 persen. Angin berembus dari Tenggara hingga Barat daya dengan kecepatan 09-27 Km/jam.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaWilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas, karena berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan luas.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diingatkan BMKG untuk meminimalisir paparan sinar matahari pada pukul 10.00-16.00 WIB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaLuas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektar.
Baca SelengkapnyaKerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca Selengkapnya