Cegah Aksi Simpatik Bom Bunuh Diri di Makassar, BNPT Maksimalkan Pembinaan Napiter
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPT) terus berupaya menangani radikalisme di masyarakat. Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar merupakan ancaman serius yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris menyampaikan, pihaknya berupaya meningkatkan kerja sama dengan berbagai mitra deradikalisasi, khususnya di wilayah Makassar.
"Dalam program deradikalisasi, ada dua program yang menarik baik di dalam lapas mau pun di luar lapas," kata Irfan dalam keterangannya, Selasa (30/3).
Menurut Irfan, untuk program di dalam lapas, ada upaya rehabilitasi, reedukasi, hingga reintegrasi bagi mereka yang akan keluar. Sementara di luar lapas dilakukan identifikasi, pembinaan keagamaan, wawasan kebangsaan, hingga program kewirausahaan.
"Bagi mereka yang berpotensi atau simpatik dengan aksi bom katedral kemarin itu tentu kita menggandeng napi-napi teroris sebelumnya yang sudah kooperatif untuk kita maksimalkan pembinaan-pembinaan, pendampingan, dan pemberdayaan teman-teman untuk kewirausahaan. Agar nanti jangan ada yang bersimpatik kedua, ketiga, dan seterusnya bersama suami istrinya melakukan bom bunuh diri lagi," ujar dia.
Irfan menegaskan, sesuai instruksi Kepala BNPT Boy Rafli Amar, pihaknya mengoptimalkan dan menguatkan program deradikalisasi di Sulawesi Selatan. BNPT akan memaksimalkan yayasan yang mewadahi mantan narapidana teroris maupun simpatisan, untuk mengembangkan berbagai kegiatan positif.
Tentunya dengan dukungan dari pemerintah hingga masyarakat, mulai dari RT, RW, juga Pemerintah Daerah.
"Untuk di Makassar sendiri, program pencegahan yang disampaikan oleh Wali Kota Makassar itu sangat menarik dengan masuknya program deradikalisasi dari pendidikan, lingkungan keluarga, hingga organisasi keagamaan. Dengan sinergi bersama mitra deradikalisasi tentu diharapkan ini dapat menjadi upaya deteksi dini agar mata rantai paham yang bertentangan dengan ideologi bangsa bisa hilang," Irfan menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penangkapan teroris itu berjalan linier dengan menurunnya aksi terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.
Baca SelengkapnyaBahtiar lebih banyak menghabiskan waktu kerjanya di daerah dibandingkan di Kota Makassar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemindahan IKN pada tahun 2024 dilakukan secara bertahap, yaitu dalam Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan Jangka Panjang.
Baca SelengkapnyaMomen serah terima jabatan (sertijab) Komandan Pusat Polisi Militer (Danpuspom) TNI
Baca SelengkapnyaPermintaan dana insentif itu disampaikan tersangka secara langsung dan ASN dilarang membahasnya.
Baca SelengkapnyaAda satu sosok polisi militer di tengah-tengah pelantikan Bintara TNI AD.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengklaim bantuan pangan itu merupakan program lama yakni 2023, bukan program dadakan awal 2024 atau jelang Pilpres.
Baca SelengkapnyaMenurut Bupati Eisti'anah, bantuan dan perhatian dari LKPP sangat membantu warga Demak.
Baca Selengkapnya