Buntut Polwan Dipukul TNI di Kalteng, 3 Personel Korem Diperiksa
Merdeka.com - Tiga orang diperiksa buntut insiden Polwan Polda Kalimantan Tengah dipukul anggota TNI. Ketiganya merupakan prajurit TNI dari Korem setempat. Selain itu ada pula anggota Polri yang diperiksa.
"Dari Korem ada 3 orang yang diproses. Dari anggota Polri juga diproses yang terlibat," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Kismanto Eko Saputro saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (7/12).
Kismanto mengungkap meski masalah berakhir damai. Namun, proses hukum tetap berjalan. Ia membeberkan duduk perkara peristiwa, korban Bripda Tazkia Nabila Supriadi terkena pukul saat berupaya melerai keributan dua belah pihak.
"Iya karena melerai, ya mungkin dipukul gitu. Dia bilang saya nih Polwan tadi sudah dipukul," bebernya.
Salah Pukul
Baik anggota Polri maupun TNI saat itu tengah berpakaian preman. Sehingga, kata Kismanto, korban Bripda Tazkia mengira keributan antar warga.
"Pas ada keributan, lagi patroli malam minggu lewat, ada keributan turun, malah dipukul polwannya. Polisi sama tentara, pakaian preman semuanya dua-duanya. Tetap diproses hukum, yang terlibat awal itu 2 orang TNI," ungkapnya.
Kismanto memastikan korban atas insiden itu hanya satu orang. Hal itu sekaligus membantah kabar adanya 3 korban lainnya.
"Korban hanya Tazkia, yang 2 itu tidak benar."
Informasi beredar
Informasi yang beredar, peristiwa bermula saat Bripda Tazkia Nabila Supriadi dan rekan-rekannya yang tergabung dalam tim pengurai massa (raimas) melaksanakan patroli KRYD pada Sabtu (4/12) pukul 22.30 Wib. Patroli dilakukan di kawasan Jl Pameran Temanggung Tilung Palangkaraya dan sekitarnya.
Seusai patroli, dalam perjalanan tepatnya di Jalan Tjilik Riwut Km 02, tim melihat ada kerumunan. Bripda NLR yang menggunakan sepeda motor coba melerai. Tetapi mendapatkan perlawanan dari seseorang mengaku anggota Batalyon Rider 613 Antang. Brida NLR dipukul di bagian bibir dan kepala belakang. Bripda Tazkia yang juga ada di lokasi, menjadi sasaran pemukulan di bagian kepala belakang dan luka memar di tangan kiri.
Setelah itu, anggota Raider yang datang ke lokasi semakin banyak. Hal itu membuat Ipda DA sebagai pimpinan di lapangan memanggil personel raimas yang standby membantu melerai kerumunan, tetapi kembali mendapatkan perlawanan berupa pemukulan. Polisi lainnya berinisial Bripda SRS juga mendapatkan pukulan di kepala.
Ipda DA kemudian memutuskan menarik mundur anggota raimas untuk selanjutnya melaporkan kejadian itu ke Provos Batalyon Rider 613 Antang. Tetapi tidak direspons dengan baik dari petugas piket. Jawaban didapat tak ada prajurit yang keluar pada malam itu. Malah saat seorang personel rainmas merekam suasana, diancam akan dihancurkan ponselnya. Karena mendapat respons tidak baik, Ipda DA memerintahkan anggotanya kembali ke mako Ditsamapta Polda Kalteng dan melaporkan kepada pimpinan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi itu kini diperiksa Propam Polda Sulawesi Tenggara.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka diduga sudah lama merencanakan aksinya.
Baca SelengkapnyaDiduga tak bisa mengendalikan kemudi, truk itu menambrak korban hingga membuatnya meninggal di tempat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
TNI Ungkap Peran 13 Prajurit Tersangka Penganiayaan Anggota KKB di Papua
Baca SelengkapnyaAda satu sosok polisi militer di tengah-tengah pelantikan Bintara TNI AD.
Baca SelengkapnyaCerita eks Wakapolri ungkap pernah dicopot dari jabatannya karena bantah perintah atasan.
Baca SelengkapnyaAda satu kasus personel yang kini menjadi sorotan, yakni kasus Brigadir TO yang diduga melakukan aksi rudapaksa terhadap seorang mahasiswi.
Baca SelengkapnyaAlmarhum akan diterbangkan ke Padang hari ini pada pukul 12.45 WIT dan diperkirakan tiba di BIM Padang Pariaman pada pukul 19.15 WIB.
Baca SelengkapnyaKapolda memutuskan terhitung mulai 31 Januari 2024, Bripka NA diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Bintara Polri.
Baca Selengkapnya