BRIN: Bibit Vaksin Merah Putih yang Dikembangkan Eijkman Sesuai Standar Industri
Merdeka.com - Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman (PRBME) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan bibit vaksin Merah Putih yang dikembangkan Eijkman sudah sesuai dengan standar industri.
"Menurut industri 'seed vaccine' (bibit vaksin) tersebut sudah memenuhi standar industri di mana hasil atau yieldnya sudah sesuai dengan permintaan industri, dia juga imunogenik, kemudian seednya juga sudah memproduksi yieldnya juga sudah bagus," kata peneliti vaksin di PRBME Tedjo Sasmono dalam Sarasehan Arah Riset Biologi Molekuler di BRIN di Auditorium LBM Eijkman di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (28/12).
PRBME dulunya bernama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sebelum bergabung dengan BRIN. PRBME mengembangkan bibit vaksin Merah Putih dengan platform protein rekombinan yang menggunakan sel yeast atau ragi dan sel mamalia.
Untuk platform yang menggunakan sel ragi, bibit vaksinnya sudah berada di PT Bio Farma sebagai mitra industri pengembangan vaksin.
"Yang yeast sudah memenuhi persyaratan industri dan akan dikembangkan lebih lanjut, diproduksi," katanya.
Ia mengatakan kelanjutan dari pengembangan bibit vaksin untuk menjadi vaksin tersebut sekarang berada di tangan pihak industri, sementara bagian utama dari riset bibit vaksin yang menjadi tugas PRBME sudah selesai.
Meski sudah berhasil menciptakan bibit vaksin, namun PRBME tetap masih melanjutkan interaksi untuk pengembangan vaksin dari bibit vaksin tersebut bersama Bio Farma. PRBME tetap rutin melakukan konsultasi, diskusi dan mencari cara pemurnian terbaik untuk pengembangan vaksin dengan PT Bio Farma sehingga vaksin itu diharapkan bisa segera dihilirisasi oleh Bio Farma.
"Sekarang bola ada di tangan Bio Farma untuk mengembangkan. Kami tetap bersama-sama dengan Bio Farma mengembangkan," katanya.
Sementara untuk bibit vaksin yang sudah dikembangkan dengan menggunakan sel mamalia, ia mengatakan pihak industri menilai yield atau produktivitas dari bibit vaksin sudah memenuhi syarat.
"Yield sudah memenuhi syarat industri berdasarkan parameter-parameter yang mereka tetapkan secara keekonomian," katanya.
Secara ilmiah, bibit vaksin itu sudah memenuhi aspek imunogenisitas atau memiliki kemampuan dalam memicu respons imun sehingga bisa menghasilkan antibodi pada tubuh manusia. Namun untuk platform pengembangan bibit vaksin yang menggunakan sel mamalia itu, PRBME belum mendapatkan mitra industri dan hingga saat ini masih terus melakukan negosiasi dengan industri, demikian Tedjo Sasmono.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN yang akrab dipanggil Pak Tiko ini mengapresiasi upaya perum Bulog mendatangkan teknologi mesin Rice to Rice
Baca SelengkapnyaAlpukat mengandung berbagai nutrisi penting seperti vitamin, karbohidrat, protein, lemak, mineral, serta serat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pengembangan ini penting dilakukan mengingat Banten memiliki area pesisir pantai yang membutuhkan benih khusus.
Baca Selengkapnya"Kita berencana menambah produsen komponen BBO yang berasal dari industri dalam negeri, karena saat ini kita masih bergantung pada import," kata Anies
Baca SelengkapnyaKulit berminyak membutuhkan pelembap yang tepat untuk mengatasinya. Berikut cara memilih produk yang tepat!
Baca SelengkapnyaKerang telah diolah menjadi hidangan lezat sejak zaman kuno dan dikenal sebagai sumber protein yang baik.
Baca SelengkapnyaBank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaManfaat buang pinang untuk kesehatan yang jarang diketahui. Namun perlu diwaspadai juga efek sampingnya.
Baca Selengkapnya