BPBD Tetapkan Muara Enim Status Siaga Banjir & Longsor
Merdeka.com - Banjir bandang di Desa Ujan Mas Baru, Kecamatan Ujan Mas, Muara Enim, Sumatera Selatan, dini hari kemarin berdampak pada peningkatan status kabupaten itu menjadi siaga banjir dan longsor. Sementara warga yang tinggal di bagian barat Sumsel diimbau waspada ancaman banjir.
Kabid Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Ansori mengungkapkan, status tersebut ditetapkan setelah intensitas hujan mulai tinggi dan daerah itu menjadi langganan banjir setiap tahun. Dengan demikian, perhatian pemerintah lebih difokuskan dalam pencegahan dan penanganan jiwa sewaktu-waktu musibah itu terjadi.
"Muara Enim sudah ditetapkan berstatus siaga banjir dan longsor. Koordinasi penanggulangan bencana akan mudah dan optimal dilakukan," ungkap Ansori, Sabtu (31/10).
Dikatakan, sejauh ini baru Muara Enim yang ditingkatkan statusnya meski beberapa waktu sempat juga terjadi bencana serupa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang berada di areal perkebunan. Dengan demikian, hingga saat ini Sumsel masih berstatus normal.
"Provinsi ditetapkan siaga banjir dan longsor syaratnya jika ada dua daerah berstatus demikian. Sekarang ini baru Muara Enim," ujarnya.
Ansori menambahkan, banjir bandang di Muara Enim dini hari kemarin sudah mulai surut. Lima rumah warga rusak parah dan hanyut akibat kejadian itu.
"Dari laporan ada 102 rumah lagi yang terendam, sekarang mulai surut," ujarnya.
Dia menyebutkan, sepanjang tahun ini ada 36 kali terjadi banjir di Sumsel, longsor 14 kali, puting beliung 10 kali, dan banjir bandang 8 kali. Akibat musibah-musibah itu menyebabkan 9.098 unit rumah terendam, 28 unit rumah hanyut, 149 unit rumah rusak berat, 403 rumah rusak sedang, 705 unit rumah rusak ringan, 10 unit jembatan rusak, 14 unit jembatan roboh, 115 meter jalan putus akibat longsor, 281 hektare kebun terendam dan 5.319 hektare sawah terendam.
"Artinya masyarakat harus waspada karena dampaknya sangat besar, itu yang perlu diantisipasi," kata dia.
Kepala Seksi Data Dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Palembang Nandang Pangaribowo menjelaskan, secara umum rata-rata intensitas hujan pada kedua bulan ini terbilang sedang dan lebat yakni 150-300 milimeter per bulan. Namun di beberapa daerah di bagian barat Sumsel seperti Muara Enim, Empat Lawang, Musi Rawas, Lahat, Ogan Komering Ulu Selatan, Pagaralam, dan Lubuklinggau menjadi daerah rawan banjir dan longsor karena intensitas hujan di atas 400 mm per bulan.
"Saat ini baru memasuki musim hujan, lebih menjadi perhatian ketika sudah puncaknya nanti pada Desember 2020-Maret 2022. Jika tidak diantisipasi bisa menyebabkan banyak kerusakan, itu berbahaya apalagi korban jiwa," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat terdampak bencana akibat intensitas hujan tinggi mengguyur wilayah tersebut pada Kamis (7/3).
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur sejak siang. Intensitasnya meningkat pada sore hari hingga menjelang petang.
Baca SelengkapnyaBPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca SelengkapnyaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan banjir bandang itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi di wilayah hulu.
Baca Selengkapnya