Bocah terdiagnosa suspect antraks sakit mendadak sebelum meninggal
Merdeka.com - Seorang bocah berumur 8 tahun meninggal dunia setelah 6 hari dirawat di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Bocah berinisial H ini didiagnosa terpapar atau suspect virus antraks.
Menurut paman H, Suratijo (43), keponakannya sakit secara tiba-tiba. H mendadak sakit pada malam pergantian tahun baru atau tanggal 31 Desember 2016 yang lalu. H kemudian dibawa ke Puskesmas Mlati yang kemudian dirujuk ke RSUD Sleman.
"Tidak tahu sakitnya apa. Tapi mendadak sakit. Setelah dari RSUD Morangan (Sleman), langsung (dirujuk) ke RS Sardjito. Katanya ruang ICU di RSUD Morangan penuh," ujar Surajito saat ditemui Merdeka.com di rumahnya di Simping, Sidomoyo, Godean, Sleman kemarin.
Suratijo memaparkan bahwa ketika bocah H dibawa ke RSUP Dr Sardjito, kondisinya koma. Seingat Suratijo, H ketika di rumah sakit, matanya dalam kondisi terbuka dan tubuhnya lemas.
"Ya keponakan saya itu setiap hari main biasa saja sama teman-temannya di sini (kampung). Tapi tiba-tiba panas dan langsung dibawa ke puskesmas lalu dirujuk ke rumah sakit," terang Suratijo.
Sedangkan menurut Kakek H, Wido Sudarmo (80), dirinya tak mengetahui secara pasti jenis penyakit yang diderita cucunya hingga meninggal dunia. Sedangkan di lingkungan tempatnya tinggal, tidak ada warga yang sakitnya sama dengan cucunya.
"Kalau sekarang ibunya yang sedang di RS Sardjito. Kemarin waktu nunggu anaknya yang sakit, ibunya juga mengeluh sakit di perut. 3 hari menunggu di RS Sardjito, ibunya juga ganti dirawat. Kalau ibunya sakit usus buntu," tutur Wido Sudarmo.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, H yang merupakan pelajar SD ini meninggal dunia etelah 6 hari di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) RSUP Dr Sardjito.
Kabar kematian H yang terdiagnosa atau suspect virus antraks sempat beredar di grup sosial media. Pesan di sosial media itu berupa surat keterangan kematian H dari RSUP Dr Sardjito yang ditandatangani direktur utama, Mochammad Syafak Hanung.
Ketika dikonfirmasi, Jumat 20 Januari, Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho membenarkan bahwa hasil diagnosa H setelah meninggal si bocah terpapar virus bacillius anthracis (antraks). Tetapi Heru meminta untuk menunggu hasil lab yang sedang dilakukan. Hasil lab itu baru akan keluar dua atau tiga hari mendatang dan hasilnya akan mengetahui apa penyebab kematian bocah H.
Terkait beredarnya surat tersebut, Heru menyatakan otoritas rumah sakit masih menelusuri kebenarannya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bola mata yang sakit terkadang bukan sekadar masalah ringan. Anda harus waspada dengan masalah pada penglihatan Anda.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaKolik adalah kondisi ketika bayi yang sehat menangis dan disertai dengan rewel yang cukup intens dan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Badan pegal dan sakit yang muncul ini menandakan sejumlah kondisi yang sedang dialami tubuh.
Baca SelengkapnyaNggak hanya karena keringat berlebih, ini beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi penyebabnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah bagian tubuh ternyata tidak boleh kita sentuh sembarangan, terutama dengan kondisi tangan yang belum steril.
Baca SelengkapnyaPasien Kritis Meninggal Akibat Ditolak RS di Malang, Begini Penjelasan Rumah Sakit
Baca SelengkapnyaAtta merasa sangat beruntung karena dikelilingi oleh orang-orang terdekatnya yang selalu mendampinginya dalam suka maupun duka.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengetahui sejumlah kondisi ketika anak sudah diberi ASI secara cukup.
Baca Selengkapnya