BNPB: Usai Gempa Pasaman, Tidak Terjadi Likuifaksi Tapi Banjir Lumpur
Merdeka.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah melakukan kajian dan pemetaan melalui udara. Hasilnya, tidak terjadi likuifaksi pascagempa bumi Magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat pada Jumat (25/2).
Pemetaan melalui udara dilakukan tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Limapuluh Kota.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menuturkan, didapatkan dokumentasi visual dari pesawat nirawak atau drone yang secara jelas memperlihatkan titik longsoran di hulu Talamau, yang kemudian masuk ke sungai dan terbawa aliran sungai ke hilir dan menghantam beberapa rumah penduduk.
"Fenomena yang terjadi di Pasaman dipastikan bukanlah likuifaksi, tetapi banjir lumpur akibat longsor yang terjadi di hulu," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melalui keterangan tulis, Minggu (27/2).
Kejadian ini mirip banjir sedimen seperti yang terjadi di Sigi. Penyebabnya, luapan air bah bercampur pasir. BNPB mengimbau kepada seluruh masyarakat agar berpartisipasi meredam kabar dan informasi yang belum diyakini kebenarannya.
Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi mengatakan, sedikitnya 10 ribu orang mengungsi akibat gempa. Sebanyak 3 ribu orang di antaranya mengungsi di halaman kantor bupati.
"Bantuan terus didistribusikan, terutama makananan dan obat-obatan," katanya, Sabtu (26/2).
Bantuan sandang dan pangan juga terus mengalir dari berbagai pihak ke Pasaman Barat.
Reporter: Yopi MakdoriSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD meminta pengendara selalu waspada jika melintasi jalan tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga Puncak Jaya mengalami kelangkaan BBM karena adanya penembakan oleh KKB dan jalanan yang terputus akibat longsor.
Baca SelengkapnyaBNPB mencatat korban meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang 6 kabupaten dan kota di Sumatera Barat bertambah menjadi 50 orang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Masyarakat diminta waspada karena potensi cuaca ekstrem merujuk keterangan BMKG berpotensi terjadi hingga 21 April 2024.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 kecamatan di Kabupaten Agam terdampak bencana, mulai dari longsor dan banjir lahar dingin.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaPenjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin memint semua pihak terkait bergerak cepat membantu warga.
Baca SelengkapnyaSesuai jadwal yang disusun, operasi rekayasa cuaca tersebut akan berakhir pada Rabu 29 Mei.
Baca SelengkapnyaEnam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Baca Selengkapnya