BMKG Sebut Gempa M 5,2 Yogyakarta Akibat Deformasi Kerak Bumi Zona Outer Rise
Merdeka.com - Wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta diguncang gempa tektonik hari ini, Kamis (8/9) pukul 14.01 WIB. Parameter gempa terupdate bermagnitudo 5,2 dari sebelumnya disebutkan 5,3.
Plt. Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan, gempa yang mengguncang Yogyakarta merupakan jenis dangkal.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 10,55° LS ; 109,64° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 246 Km arah Selatan Kota Wates, Daerah Istimewa Yogyakarta pada kedalaman 9 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi kerak bumi di zona outer rise," katanya melalui pesan singkat kepada merdeka.com, Kamis (8/9).
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi bermagnitudo 5,2 ini memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault).
Dampak Gempa
Gempa bumi bermagnitudo 5,2 yang melanda Yogyakarta menimbulkan guncangan di sejumlah daerah, seperti Galur, Kulon Progo, Srandakan, dan Wates. Skala intensitas guncangan sekitar II - III MMI.
Artinya, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," ucap Daryono.
Tak Ada Gempa Susulan
Daryono menyebut, hingga pukul 14.25 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ). Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.
"Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar dia.
Daryono meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Selain itu, masyarakat perlu memeriksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa.
"Pastikan tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ujar Daryono.
(mdk/tin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG melaporkan peristiwa gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat dipicu deformasi batuan dalam.
Baca SelengkapnyaBMKG saat ini terus mengkaji beberapa potensi sesar aktif yang ada di Sumedang.
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12) sekitar pukul 20.34 WIB.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa tersebut bahkan dirasakan masyarakat di Malang, Semarang hingga Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaGempa bumi yang terjadi jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia di bawah lempeng Eurasia.
Baca SelengkapnyaHasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo 5,9.
Baca SelengkapnyaMenurut petugas BMKG, ada satu gempa bumi dirasakan di Laut Maluku
Baca SelengkapnyaAnalisa BMKG mendapati gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang timbul akibat aktivitas sesar lokal wilayah setempat.
Baca SelengkapnyaGetaran gempa berkekuatan skala intensitas III-IV MMI terjadi di beberapa wilayah akibat gempa di Tuban.
Baca Selengkapnya