Biaya perbaikan pagar DPR Rp 200 juta
Merdeka.com - Sehari setelah dirusak ribuan demonstran Jumat pekan lalu, pagar Gedung MPR/DPR langsung diperbaiki. Biaya untuk memperbaiki 'benteng' terdepan gedung parlemen itu sebesar Rp 200 juta.
"Kita pelajari biayai yang diperlukan Rp 200 juta. Kita finish tujuh hari dengan 20 orang pekerja," ujar Sekjen DPR, Nining Indra Saleh, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (2/4).
Nining mengatakan pihaknya sudah mempelajari kerusakan pagar sepanjang 42 meter. "Sebelah kanan dan kiri. Sebelah kanan yang rusaknya cukup berat," ujar Nining.
Biro Pemeliharaan Bangunan dan Instalasi, kata Nining, sudah meneliti 18 item pengerjaan. "Yaitu ada perapian, pondasi, kolam, pemasangan pagar, ada yang hilang dua," papar dia.
Setiap demo besar-besaran pagar Gedung DPR selalu menjadi sasaran amuk massa. Tak terkecuali Jumat pekan lalu, saat tiga ribuan massa buruh dan mahasiswa merobohkannya, berdemonstrasi menolak kenaikan harga BBM.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa akhirnya mundur secara perlahan dan membubarkan diri dari sekitar gedung DPR RI
Baca SelengkapnyaDengan adanya aksi bakar ban tersebut, membuat jalan arteri atau non-tol menuju arah ke wilayah Jakarta Barat yang melalui depan Gedung DPR/MPR RI ini pun ditut
Baca SelengkapnyaAkibatnya, pagar-pagar rusak dan nyaris roboh. Polisi dengan cepat, memotong tambang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Personel keamanan nantinya akan ditempatkan di sekitar Gedung DPR untuk mencegah massa masuk ke dalam gedung.
Baca SelengkapnyaPolisi akan melakukan pengamanan demi menjaga kondusifitas selama aksi unjuk rasa berlangsung.
Baca SelengkapnyaSemua jalan baik arteri maupun tol depan Gedung DPR/MPR sudah ditutup sejak pukul 12.23 WIB.
Baca SelengkapnyaMassa mendorong hak angket DPR terkait hasil sementara penghitungan suara Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPolisi memburu pelaku perusakan gedung DPR saat demo Apdesi.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi di depan Gedung MPR DPR RI antara yang mendukung hak angket dan menolak ricuh.
Baca Selengkapnya