Bencana berulang, BMKG ingatkan wisatawan di sungai lebih waspada
Merdeka.com - Kondisi cuaca di Sumut masih ekstrem. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan pun mengingatkan agar warga terus waspada dan lebih berhati-hati.
Sejumlah peristiwa telah terjadi dan mengambil korban jiwa, seperti banjir bandang yang terjadi di air terjun Dua Warna, Sibolangit, pemandian Tuntungan, dan Kolam Abadi, Pelaruga, Langkat. Selain itu terjadi pula angin puting beliung di sejumlah kawasan, teranyar di Kecamatan Namorambe Deli Serdang.
"Kondisi cuaca di Sumut memang masih ekstrem. Saat ini puncak musim hujan dan diperkirakan berlangsung sampai Juni," jelas Sunardi, Kepala Bidang Informasi dan Data BMKG Wilayah I Medan, Senin (30/5).
Ekstremnya cuaca ditandai dengan tingginya curah hujan, walaupun terkadang bersifat lokal, dan kencangnya embusan angin. Saat ini kecepatan angin di darat dan laut sekitar Sumut mencapai 20 knot. Tinggi gelombang di perairan Nias atau Sibolga mencapai 4 meter.
Sunardi memaparkan puting beliung dapat terjadi di sejumlah kawasan di Pantai Timur Sumut dan sebagian dataran tinggi seperti Simalungun dan Pakpak Bharat.
"Longsor dapat terjadi di kawasan dataran tinggi," jelas Sunardi.
BMKG juga memberi peringatan khusus kepada wisatawan atau warga yang tinggal di sekitar sungai. Air bah atau banjir bandang sewaktu-waktu dapat terjadi.
"Selalu tingkatkan kewaspadaan, terutama saat mendung. Tidak hujan bukan berarti aman. Kalaupun di tempat kita tidak hujan, bisa saja di hulu sudah hujan. Salah satu ciri yang dapat diwaspadai airnya berubah warna, seperti menjadi keruh. Jika itu terjadi, segera cari tempat aman," jelas Sunardi.
Seperti diberitakan, bencana di sekitar kawasan wisata sungai ini sekurangnya sudah tiga kali terjadi pada bulan ini. Di pemandian Tuntungan, satu korban tewas terseret air bah. Di air terjun Dua Warna, Sibolangit, 19 orang tewas dan dua lainnya masih hilang menyusul banjir bandang dan longsor di kawasan itu.
Minggu (29/5), bencana serupa terjadi di pemandian Kolam Abadi, Pelaruga, Langkat. Dua orang wisatawan tewas dan seorang yang hanyut belum ditemukan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Pusat Meteorologi Publik Andri Ramdhani mengatakan dalam sepekan ke depan cuaca ekstrem tersebut dapat terjadi di sebagian besar Sumatera.
Baca SelengkapnyaWarga dan wisatawan dilarang berenang karena berpotensi terseret.
Baca SelengkapnyaPeringatan dini mengenai cuaca itu disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Wilayah Indonesia tidak mengalami gelombang panas, karena berada di wilayah ekuator dengan kondisi geografis kepulauan dan dikelilingi perairan luas.
Baca SelengkapnyaBMKG menetapkan 12 daerah berstatus siaga hingga waspada cuaca ekstrem
Baca SelengkapnyaKelembamban udara tinggi dan angin cenderung rendah sehingga menyebabkan suhu yang dirasakan meningkat dan menyebabkan tubuh merasa tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaKondisi ini akibat di wilayah ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut sudah masuk musim kemarau terhitung sejak Januari tahun ini.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya frekuensi hujan diakibatkan adanya aktivitas Monsun Asia Musim Dingin
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya