Airlangga Hartarto Sebut Polemik Propaganda Rusia Merupakan Kampanye Negatif
Merdeka.com - Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut polemik propaganda Rusia adalah upaya negative campaign untuk menyerang pasangan urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin.
Sebab kata Airlangga, kalimat yang disampaikan Jokowi saat menghadiri deklarasi Forum Alumni Jatim (FAJ) #01 di Tugu Pahlawan Surabaya pada 2 Febuari lalu, berbeda dengan apa yang disangkakan.
Saat itu, menurut Airlangga, Capres petahana menggunakan kata 'Ala', yang berarti seperti atau mirip. "Jadi salah! Kalau judulnya yang disampaikan kan ala Rusia. Jadi kalau propaganda ala Rusia itu kan berbeda dengan apa yang baru disebutkan (Propaganda Rusia)," tegas Airlangga di Surabaya, Kamis (7/2).
Apapun dalihnya, nyatanya pihak Rusia keberatan. Melalui duta besarnya, Lyundmila Verobieva, mereka melayangkan protes dengan penggunaan istilah propaganda Rusia oleh Jokowi.
Kata Verobieva, istilah propaganda Rusia adalah rekayasa politik yang dilakukan saat kampanye Pilpres Amerika Serikat 2016 silam.
"Kami menggaris bawahi bahwa posisi prinsip Rusia adalah tidak ikut campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," kata Verobieva pada 4 Febuari lalu.
Tak hanya Rusia, anggota Advokat Peduli Pemilu, M Taufiqurrahman juga keberatan dan melaporkan Jokowi ke Bawaslu RI pada Rabu (6/2) lalu. Dia menduga, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut telah menghina kandidat lain.
Tapi Airlangga yang juga Menteri Perindustrian, itu justru melihat adanya kampanye negatif oleh pihak-pihak tertentu dengan memanfaatkan istilah propaganda Rusia. "Jadi ini adalah salah satu apa, negatif campaign strategi yang dilakukan," tegasnya.
Seperti diketahui, saat menghadiri deklarasi FAJ #01 di Tugu Pahlawan pada Sabtu lalu, dalam pidatonya, Jokowi menyinggung masalah propaganda Rusia.
"Problemnya adalah ada tim sukses, yang menyiapkan sebuah propaganda, yang namanya Propaganda Rusia," kata Jokowi tanpa menyebut tim siapa yang dimaksud.
Propaganda Rusia itu, lanjutnya, "Yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan fitnah, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan dusta, yang setiap saat selalu mengeluarkan semburan-semburan hoaks," ungkap Jokowi kala itu.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi Airlangga Hartarto Dengar Isu Jokowi dan Gibran Kandidat Ketum Golkar
Airlangga menanggapi muncul nama Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Agus Gumiwang, hingga Bahlil Lahadalia jadi calon Ketum Golkar.
Baca SelengkapnyaJokowi Diusulkan Pimpin Koalisi Besar, Ini Respons Airlangga dan Zulkifli Hasan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan memimpin koalisi besar Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaAirlangga Targetkan Prabowo-Gibran Menang di Atas 50% di Bali, Ini Strategi Pemenangannya
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto menargetkan Prabowo-Gibran menang di atas 50 persen dan Golkar menang 20 persen suara di Bali.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Airlangga Jawab Isu Jokowi Gabung Golkar: Sudah Rapat dan Beriringan
Airlangga Hartarto menanggapi kabar Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang bakal bergabung ke Golkar.
Baca SelengkapnyaAirlangga Sebut Jokowi Boleh Kampanye Tanpa Cuti, Ini Alasannya
Airlangga menyebut, hampir seluruh presiden masuk dalam partai politi
Baca SelengkapnyaMaruarar Sirait Dampingi Prabowo, Begini Respons Ketum Golkar Airlangga Hartarto
Airlangga sendiri belum memberikan sinyal rencana mengajak Maruarar Sirait untuk bergabung dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaIsu Pemakzulan, Ketum Golkar Tegaskan Jokowi Didukung 80 Persen Susunan Kabinet
Airlangga memandang, keadaan sekarang berbeda dengan pemilu sebelumnya yang panas imbas pilgub DKI 2017.
Baca SelengkapnyaHasto dan Puan Bakal Hadiri Harlah PPP, Mardiono Belum Pastikan Kedatangan Jokowi
Selain pengurus partai politik, PPP juga turut mengundang pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Kabar Jokowi Jadi Kader Sejak Tahun 1997 dan Ketum Golkar
Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana menyebut, desas-desas Jokowi akan menjadi ketum parpol sudah lama digulirkan.
Baca Selengkapnya