Aher & bupati Sumedang ikut gotong keranda jenazah Een Sukaesih
Merdeka.com - Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Bupati Sumedang Ade Irawan melayat Een Sukaesih (51), guru pejuang asal Sumedang yang tutup usia. Een adalah guru yang mendedikasikan hidupnya untuk pendidikan meski dalam kondisi lumpuh selama 27 tahun.
Guru teladan ini mengembuskan napas terakhir pada Jumat (13/12) pukul 15.20 WIB, di RSUD Sumedang. Kerabat dan saudara terus berdatangan ke rumah duka di Dusun Batukarut, RT 01 RW 06, Desa Ciberuem Wetan, Kecamatan Cimalaka, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Sabtu (13/12) pukul 08.00 WIB, Gubernur Jabar melepas jenazah guru Een. Aher ikut menyalati jenazah almarhumah di Masjid Jami Al-ikhlas bersama ratusan warga yang memadati Desa Ciberuem Wetan.
Selanjutnya Aher mengantar jasad Ibu Een menuju ke peristirahatan terakhir. Aher dan Bupati Sumedang ikut menggotong keranda almarhumah menuju Tempat Pemakaman Umum Desa Ciberuem Wetan. Ratusan pelayat lainnya ikut mengantar ke pemakanan.
Aher mengaku, berpulangnya tokoh pendidikan ini membuat masyarakat Jabar kehilangan. Bagi dia, Een adalah sosok inspirator dan teladan bagi siapapun yang peduli dunia pendidikan.
"Tidak salah bila beliau disebut guru kalbu. Walaupun dalam kondisi terbaring karena sakit menahun, Ibu Guru Een tak kehilangan semangat untuk mengajar anak didiknya," terang Aher, Sabtu (13/12).
Dia melanjutkan, semangat dan kepedulian sang guru pejuang bahkan belum tentu dimiliki pendidik yang sehat sekalipun. Een tidak pernah mempersoalkan keterbatasan fisiknya, namun tetap fokus berupaya mencerdaskan anak didiknya.
"Karena itu, kita berharap agar Rumah Pintar yang diasuhnya terus dikelola, bahkan harus semakin berkembang," terangnya.
"Pengabdian beliau harus mendorong kita agar lebih keras berjuang bagi dunia pendidikan, demi kecerdasan anak didik di manapun," katanya menambahkan.
Een Sukaesih mulai mengalami gejala kelumpuhan sejak duduk di kelas 3 Sekolah Pendidikan Guru. Berdasar tes laboratorium pada 5 April 1982, Een divonis menderita Rheumathoid Artitis. Dalam kondisi sakit, Een menyelesaikan pendidikan Program Diploma 3, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, di IKIP Bandung.
Penyakit yang menderanya tidak membuat Ibu Een meninggalkan dunia pendidikan. Ia tetap mentransfer ilmunya kepada anak didiknya, di Rumah Pintar meski dalam kondisi terbaring lemah, hingga akhir hayatnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekitar 120 mahasiswa baru yang mengikuti kegiatan ini di Auditorium Komjen, Penang, Malaysia.
Baca SelengkapnyaMereka menerima penghargaan bersamaan dengan menantu dan putra Presiden RI
Baca SelengkapnyaDukungan diberikan ketika Anies mengunjungi kediaman UAS di Rumah Omak, Pesantren Hj. Rohana, Riau
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pria tersebut tak kuasa menahan tangis hingga terduduk di pangkuan sang ibunda saat menerima kenyataan yang ada.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang pantun pembukaan ceramah lucu yang bisa bikin jemaah terhibur.
Baca SelengkapnyaPantas mengatakan, kemungkinan partainya bakal mengumumkan nama bakal calon gubernur pada Mei 2024 mendatang
Baca SelengkapnyaMeski membawa para suster, Atta dan Aurel Hermansyah kompak mengurus putri-putrinya sendiri saat berada di dekat Ka'bah.
Baca SelengkapnyaMeski menjalankan ibadah Ramadan lebih awal dari pemerintah dan Muhammadiyah, para jemaah tetap menggelar salat tarawih dengan khusyuk.
Baca SelengkapnyaBersama dengan jajaran dan keluarga besar TNI, ternyata sang ulama kondang itu menghadiri undangan acara buka bersama Kepala Staf TNI AU (Kasau).
Baca Selengkapnya