Ada Omicron BA.4 dan BA.5, Pemerintah Minta Prokes Tetap Ketat dan Segera Booster
Merdeka.com - Pemerintah terus memonitor kapasitas rumah sakit, obat, dan oksigen untuk menghadapi subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Saat ini, kasus subvarian Omicron itu tercatat sebanyak delapan.
"Kita tidak boleh lengah, jangan terjegal menjelang finish," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Abraham Wirotomo melalui keterangan tertulis, Senin (13/6).
Kasus Covid-19 harian kembali meningkat sebulan pascalebaran. Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, per 9 Juni 2022, terdapat penambahan 556 kasus. Kenaikan kasus ini diakibatkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
Abraham mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih terpantau baik. Sebab, angka positivity rate dan transmisi kasus dilaporkan rendah. Meski demikian, dia mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan melakukan vaksin booster bagi yang belum.
"Kenaikan angka kasus kita lihat sebagai warning. Kalau kita mau menjaga Indonesia tetap on track menuju endemi, maka kita jangan abai protokol kesehatan dan menolak vaksin booster," ujarnya.
Abraham juga tak henti-hentinya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung protokol kesehatan dan vaksinasi. Agar pandemi bisa berakhir tahun ini.
Sebagai informasi, ada delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Empat di antaranya terdeteksi di Bali, sisanya di wilayah DKI Jakarta.
Kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaZubairi menyebut, EG.5 merupakan varian baru Covid-19 yang berkaitan erat dengan subvarian Omicron XBB.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya