17 Tahun Soeharto lengser keprabon, madeg pandhita
Merdeka.com - Hari ini 17 tahun lalu adalah lengsernya Soeharto setelah berkuasa penuh selama 32 tahun di republik ini. Soeharto menyatakan mengundurkan diri di Istana Merdeka, saat ratusan ribu demonstran mengepung Jakarta.
Lengsernya Soeharto dari jabatan presiden RI dimaknai sebagai tumbangnya rezim orde baru dan digantikan dengan orde reformasi. Namun jauh sebelum dilengserkan mahasiswa, Soeharto sudah pernah menyatakan diri untuk mundur atau 'lengser keprabon, madeg pandhita'. Meninggalnya sang istri, Tien Soeharto membuat pengemban Supersemar ini pincang.
Saat itu, 20 Oktober 1997, di hadapan pengurus Partai Golkar, Soeharto menyatakan bahwa ia ingin mundur. "Lengser keprabon, madeg pandhita. Jadi kalau tidak menjadi pemimpin kerajaan bisa memadeg menjadi pandhita," ujar Soeharto kala itu.
Arti lengser keprabon bagi Soeharto adalah mengundurkan diri secara sukarela dari kedudukan presiden. Sedangkan madeg pandita, maksudnya dia sebagai orang tua yang bijaksana, tinggal di sebuah 'pertapaan' dan selalu bersedia memberi nasihat kepada siapa pun yang membutuhkan. Namun hal ini pun diragukan banyak pihak.
Selama ini, Soeharto memang sangat akrab dengan dunia pewayangan. Soeharto adalah seorang presiden yang Jawa dan njawani serta berusaha teguh memegang prinsip-prinsip filosofi Jawa.
Soeharto pun berupaya memposisikan dirinya seperti tokoh Semar dalam pewayangan, seorang tokoh kawula (batur atau pembantu) namun memiliki kualitas dan kesaktian lebih tinggi dari para dewa sekali pun. Sebagai tokoh Semar, Soeharto selalu berusaha memposisikan diri sebagai 'manusia setengah dewa', yang artinya adalah sabda pandita ratu. Tak heran bila semua titah dan ucapannya harus menjadi hukum atau undang-undang negara dan dilaksanakan.
Bahkan untuk mempopulerkan dirinya, lakon wayang 'Semar Mbangun Kahyangan' menjadi cerita wayang yang paling digandrungi dan paling sering ditampilkan di era Orde Baru. Hampir tiap minggu di layar kaca televisi ditayangkan tentang cerita tersebut, bahkan tak jarang cerita Semar Mbangun Kahyangan ini pun digelar di Istana Negara.
Lakon tersebut seolah juga ingin bercerita Soeharto yang sedang ingin membangun Republik Indonesia. Tak heran gelar bapak pembangunan pun gencarnya dipromosikan ke seluruh pelosok negara melalui media publik seperti televisi, radio maupun koran.
Namun arus reformasi dan desakan rakyat akhirnya membuat Soeharto mengalah. Dia meletakkan jabatannya 21 Mei 1998 dan menyerahkan jabatan Presiden pada BJ Habibie. Inilah akhir sang Ki Semar membangun bangsanya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sesaat setelah diberi pangkat, Soeharto mengabadikan momen dengan sosok jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaTitiek pernah menjadi istri Prabowo Subianto. Namun keduanya memutuskan berpisah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Momen Hangat Prabowo Hadiri Syukuran Ulang Tahun ke-65 Titiek Soeharto
Baca SelengkapnyaIni merupkan sebuah peristiwa sejarah di era Orde Baru yang mungkin tidak banyak orang ketahui.
Baca SelengkapnyaPotret Didit saat masih remaja dengan rambut tebal dan belah tengah banjir pujian.
Baca SelengkapnyaPresiden terpilih Prabowo Subianto menghadiri acara ulang tahun adik Tien Soeharto, Siti Hardjanti Wismoyo di Gedung Pewayangan, Jakarta Timur, Kamis
Baca SelengkapnyaTak ada lampu, hanya beberapa lilin karena Solo mesti digelapkan saat malam pernikahan Soeharto.
Baca SelengkapnyaMantan Kepala Kepolisian Republik Indonesia periode Presiden Soeharto ini memiliki sederet prestasi selama memimpin.
Baca Selengkapnya