15 Situ Hilang dan Alih Fungsi Jadi Rumah di Jabodetabek
Merdeka.com - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bambang Hidayah menyebut, terdapat 15 situ di Jabodetabek tidak ditemukan keberadaannya.
Dia menyebut berdasarkan data inventarisasi terdapat 206 situ yang dikelola BBWSCC. Pengelolaan terpusat itu di mulai tahun 2007 setelah terbitnya UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA).
"Tapi yang 15 itu tidak ada, tidak ditemukan," kata Bambang di Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (15/1).
Sebelum dikelola oleh BBWSCC, Bambang menyebut situ yang ada dikelola oleh masing-masing pemerintah daerah. Saat ini, ratusan situ masih terus diteliti berdasarkan data yang ada, mulai dari pengukuran dan pematokan.
Lanjut dia, situ yang hilang dan beralih fungsi tersebut akibat kurang dipelihara oleh Pemda setempat.
"Jadi begitu kami konfirmasi juga ke Pemda, itu memang enggak ada, peta situasi juga enggak ada," ucapnya.
Selain itu, Bambang juga mengatakan, akan revitalisasi situ yang ada untuk mengendalikan banjir di wilayah Jabodetabek. Sebab saat ini ukuran sejumlah situ sudah mengalami penciutan.
"Kami ingin mempertahankan keberadaan situ-situ ini untuk tetap membantu pengendalian banjir," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah mengakui terdapat situ hilang dan beralih fungsi yaitu di Situ Rawa Kompeni.
"Enggak ketemu, itu udah jadi rumah, jadi apa kita enggak tahu itu kan ada di Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC)," kata Arief.
Di sisi lain, Bambang Hidayah menambahkan, pihaknya juga telah menginventarisasi ratusan situ di Jabodetabek. Dia menyebut 62 situ dari 206 yang ada kondisinya berubah atau sudah menyempit dari ukuran aslinya. "62 Situ itu sebagian sudah alih fungsi, sudah menciut lahannya," kata Bambang.Bambang menyebut setelah dilakukan inventarisasi situ tersebut rencananya akan direvitalisasi. Dia mengharapkan puluhan situ yang masih ada tidak beralih fungsi menjadi perumahan ataupun gedung-gedung. "Jadi kami ingin mempertahankan keberadaan yang 185 situ ini untuk tetap membantu pengendalian banjir yang ada di Jabodetabek," ucapnya.
Pengelolaan terpusat itu di mulai tahun 2007 setelah terbitnya UU Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (SDA). Sebab sebelumnya pengelolaan situ diberikan ke pemerintah daerah atau Pemda setempat. Dia menyebut situ-situ tersebut selama ini tidak dipelihara dengan baik. Sehingga saat proses sedimentasi hingga menjadi dataran akhirnya dimanfaatkan oleh masyarakat. Kepemilikan masyarakat lanjut dia, berupa surat bukti berupa girik."Masyarakat melihat daratan ini kan dimanfaatkan, ditanam padi atau palawija oleh masyarakat. Sehingga luasannya berkurang. Lama-lama dimiliki," jelasnya.
Reporter: Ika DefiantiSumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jakarta Diguyur Hujan Sejak Pagi, 38 Ruas Jalan Terendam Banjir
Isnawa mengatakan, BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaWali Kota Balikpapan Anggap Membangun IKN Lebih Realistis daripada Buat 40 Kota Setara Jakarta
Dia juga menyoroti keberanian Gibran sebagai sosok pemuda yang ingin menghadirkan perubahan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSeribu Lebih Rumah Terendam Banjir Usai Hujan Sepekan, Jambi Siaga Tiga
Akibat banjir, masyarakat beraktivitas menggunakan paruh karena akses jalan tidak bisa dilalui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jakarta Diguyur Hujan Deras Sejak Malam, Ini Titik-Titik Banjir di Hari Pencoblosan Pemilu
BPBD melaporkan sejumlah wilayah terdampak banjir akibat hujan lebat yang mengguyur Ibu Kota semalam.
Baca SelengkapnyaHujan Mengguyur Sejak Subuh, Ini Daftar Titik Genangan di Jakarta Hingga Pukul 10
BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan.
Baca SelengkapnyaJakarta Dikepung Macet Panjang Jelang Tengah Malam, Ini Titik-Titiknya
Jakarta dikepung kemacetan panjang jelang Rabu tengah malam.
Baca SelengkapnyaBocah di Jakarta Utara 'Disunat Jin' Usai Kencing di Kali, Ternyata Ini yang Terjadi
Dilansir dari Liputan6, ocah 6 tahun, AJ disunat jin yang memicu perhatian warga Mereka berbondong-bondong ke rumah AJ, . Simak kronologi selengkapnya!
Baca SelengkapnyaTanggul Jebol, Dua Kecamatan di Bandarlampung Terendam Banjir
Pemkot Bandarlampung sudah memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) segera memperbaikinya.
Baca SelengkapnyaHeru Budi Ingatkan Pendatang Baru ke Jakarta Harus Punya Pekerjaan dan Rumah Tinggal
Warga pendatang baru wajib mencatatkan administrasi kependudukan di Dukcapil DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya