Profil
Paul Wolfowitz
Seorang figur kunci yang terkait dengan neo konservatisme serta dikenal luas sebagai arsitek utama invasi pemerintah AS ke Irak di bawah rezim George Bush. Wolfowitz berkarir di berbagai jabatan penting di pemerintahan AS sepanjang tiga dekade. Pria keturunan Yahudi Polandia ini juga pernah menjabat sebagai Presiden Bank DUnia dan Duta Besar AS untuk Indonesia. Sebelum serangan 9/11 Wolfowitz menjabat sebagai sekertaris departemen pertahanan.
Anak kedua dari pasangan Yakub Wolfowitz dan Lilian DUndes ini dilahirkan di Brooklyn, New York pada tanggal 22 Desember 1943. Ayahnya adalah seorang professor teori statistik di Universitas Cornell. figur ayahnya-lah yang membuat Paul mendaftar di Universitas Cornell untuk mengambil keahlian matematika dan kimia. Pendidikan pasca sarjananya ia tempuh di Universitas Chicago dengan bidang konsentrasi ilmu politik. Di sanalah pria yang pernah tinggal di Israel mengikuti ayahnya tersebut berkenalan dengan filsuf konservatif, Levi Strauss. Wolfowitz kemudian berhasil merampungkan studi doktoralnya di bawah bimbingan Albert Wohlstetter dengan disertasi tentang proliferasi nuklir di Timur Tengah.
Setelah sempat mengajar beberapa saat di Departemen ilmu politik Universitas Yale, pria yang bercerai dengan istrinya, Clare Sergin tahun 2001 tersebut menjadi asisten dari Senator Demokrat, Henry Jackson. Tahun 1977, Wolfowitz bergabung ke Pentagon dan menjabat sebagai Deputi Asisten Menteri Pertahanan untuk program daerah di bawah kementrian pertanan AS. Selama pemerintahan Presiden Ronald Reagan, Wolfowitz yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Perencanaan Kebijakan di Departemen Luar Negeri memantik kontroversi dengan memilih sikap berlawanan dengan kebijakan AS yang mendukung Saddam Hussein dalam perang Iran-Irak. Wolfowitz memiliki keyakinan bahwa ada kewajiban moral untuk menentang pemimpin yang diktator. Kontroversi lain Wolfowitz adalah sikap oposisi yang ia tunjukkan dalam upaya membuka kran dialog dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang ditawarkan pemerintah AS. Pendukung terkuat Israel tersebut juga tidak menyetujui penjualan sistem peringatan dan kontrol udara (AWACS) ke Arab Saudi.
Sepanjang dekade 1980-an, kepentingan Wolfowitz mulai bergeser dari Timur Tengah ke Asia, ketika ia dipindahkan ke departemen luar negeri sebagai asisten sekertaris untuk Asia Timur, kemudian sebagai duta besar untuk Republik Indonesia. Ia adalah pencetus Doktrin WOlfowitz, yang melegalkan intervensi militer AS ke wilayah-wialayah negara lain yang dianggap menyimpan ancaman potensial terhadap kepentingan AS. Tahun 2005, Wolfowitz terpilih menjadi presiden Bank Dunia. Berbagai kontroversi kembali menyelimuti masa kepemimpinannya yang singkat tersebut. Diantaranya, memberikan kompensasi gaji dan kenaikan pangkat yang sangat besar untuk pacarnya, Shaha Riza yang juga bekerja di Bank Dunia. Hanya dua tahun ia menjabat sebelum mengundurkan diri pada tahun 2007.
Saat ini, ayah tiga anak tersebut aktif sebagai narasumber (visiting scholar) di American Enterprise Institute dan sering menulis di berbagai publikasi media seperti The Independent, The Sunday Times, dan Newsweek.
Riset dan analisa oleh Atiqoh Hasan.