Duka Nestapa Industri Kecil dan Menengah Otomotif akibat Pandemi Covid-19
Merdeka.com - Industri kecil dan menengah (IKM) di Tanah Air sedang hadapi tekanan usaha karena pandemik Covid-19. Kondisi ini terus dipantau sekaligus melakukan pendampingan oleh Kementerian Perindustrian RI, karena industri ini kontribusinya signifikan bagi perekonomian nasional.
“Kami sudah membuat matriks, apa saja yang dibutuhkan oleh setiap pelaku IKM di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih, dalam keteranga resminya, Senin (6/4).
Data Kemenperin RI menyebutkan, IKM komponen dan suku cadang otomotif pendukung masih tetap berproduksi. Namun, sebagian besar mengalami penurunan permintaan dari vendor, Agen Pemegang Merek (APM), hingga pelanggan dengan tingkat ketergantungan sangat tinggi.
“Sebagai contoh, apabila Honda dan Yamaha berhenti produksi, potensi kerugian sekitar Rp 2 miliar untuk IKM anggota Asosiasi Pengusaha Engineering Karawang (APEK),” katanya.
Salah satu IKM yang mengantisipasi dampak Covid-19, yakni PT Gading Toolsindo. Gading memprediksi jika terjadi lockdown selama dua minggu, usahanya akan mengalami kerugian sekitar Rp 570 juta. Sedangkan jika lockdown terjadi selama satu bulan, potensi kerugiannya Rp 1,3 miliar dengan beban bunga kredit Rp 480 juta.
Data Kemenperin juga menunjukkan akses distribusi dan pengiriman masih bisa berjalan sepanjang jalur tol nasional (Jakarta-Cikampek dan Pantura) masih dapat dilalui. Ada pun beberapa kendala yang dihadapi IKM komponen dan suku cadang adalah harga bahan baku yang lebih mahal, karena pengaruh kurs dolar.
Kemudian langkanya ketersediaan masker dan penyanitasi tangan, serta mahalnya termometer inframerah dan peralatan semprot disinfektan. Lantaran peralatan tersebut dibutuhkan untuk menjalankan protokol kesehatan saat melakukan kegiatan produksi untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dirjen Gati menambahkan, beberapa IKM komponen otomotif yang tergabung dalam Perkumpulan Industri Kecil-Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) Indonesia telah memiliki jaringan pemasok dari luar negeri, seperti PT Eran Tekniktama yang memiliki jaringan pemasok mesin pembuat masker dari China.
IKM tersebut berharap dapat mengantongi izin impor mesin dari China untuk proses produksi membuat masker, untuk kemudian hasilnya didonasikan untuk masyarakat.
Industri Otomotif Diminta Produksi Ventilator
ppmindustries.co.uk
Kementerian Perindustrian juga mendorong industri otomotif domestik memproduksi alat bantu pernapasan atau ventilator bagi pasien terinfeksi Covid-19. Saat ini, sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 membutuhkan banyak ventilator.
Sesuai arahan menteri perindustrian, kami telah meminta pelaku industri otomotif melalui Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), agar beberapa anggotanya dapat memproduksi ventilator, kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli Ardika.
Menurut Putu, beberapa produsen otomotif sedang menindaklanjuti kerja sama dengan industri komponen untuk melakukan reverse engineering dalam pengembangan prototipe ventilator. Perusahaan itu juga telah mengidentifikasikan ada beberapa tim di lembaga pendidikan dan penelitian yang sedang bekerja mengembangkan ventilator.
Gaikindon Butuh Pendamping Pembuatan Ventilator
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi menambahkan, untuk mendorong para anggotanya untuk memproduksi ventilator, pihaknya meminta kepada pemerintah dapat menyediakan rekanan kompeten. Kami membutuhkan pendamping khususnya industri yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam pembuatan ventilator, ujarnya.
Pendamping tersebut akan membantu mulai dari menjabarkan blueprint terkait teknis pembuatan ventilator, alih teknologi, sampai modifikasi fasilitas perakitan mobil agar dapat digunakan memproduksi ventilator dan menentukan standar bahan baku kepada supplier.
"Kemudian mitra berpengalaman itu menentukan standar bahan baku kepada pemasok, kami hanya membantu menjahitkan, ujarnya.
AISI Minta Gambaran Detail Produksi Massal Ventilator
Sementara itu, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) siap menunggu arahan pemerintah terkait teknis memproduksi ventilator yang dibutuhkan.
Ketua Bidang Komersial AISI Sigit Kumala mengatakan, pihaknya yang membawahi lima merek motor di Tanah Air ini butuh gambaran detail melakukan produksi massal ventilator.
Negara seperti Amerika Serikat dan Inggris sudah mengerahkan kemampuan industri otomotifnya untuk membantu produksi ventilator yang ketersediannya terbatas dalam upaya memenuhi kebutuhan bagi pasien Covid-19. Ventilator dibutuhkan oleh pasien untuk menghindari terjadinya gagal nafas yang diakibatkan virus corona.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah melewati tantangan sejak 2019 hingga 2022 lalu, industri penerbangan nasional mulai menunjukkan momentum bangkit di 2023.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk menjaga sektor industri.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kerangka strategi INOVASI mencakup sejumlah langkah yang dinilai sangat relevan dengan perkembangan industri kripto.
Baca SelengkapnyaPengetatan aturan rokok dalam RPP Kesehatan sebagai aturan turunan UU Kesehatan dinilai akan berdampak bagi masa depan industri kreatif nasional.
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaCapaian PMI manufaktur tersebut menandakan Indonesia telah benar-benar keluar dari pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaMelihat hal itu, tren industri Electric Vehicle (EV) atau mobil listrik, kata Teten juga memberi peluang bagi usaha kecil dan menengah.
Baca Selengkapnyapemerintah hasil Pemilu 2024 didesak agar mengutamakan pemberdayaan ekonomi mikro berbasis lingkungan.
Baca Selengkapnya