Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Indonesia belum perlu mobil istrik, kalau dipaksakan tak laku dijual

Indonesia belum perlu mobil istrik, kalau dipaksakan tak laku dijual Kepala BPPT Unggul Priyanto. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Belum lama ini ramai dibahas mobil listrik buatan anak Indonesia, Selo diakuisisi oleh perusahaan asal Malaysia. Mobil listrik yang dinyatakan gagal uji kelayakan di Indonesia tersebut rencananya akan dikembangkan di Malaysia untuk nantinya akan diproduksi secara massal.

Prototype mobil listrik yang dikembangkan oleh bengkel modifikasi Kupu-kupu Malam Yogyakarta dengan model sport car dengan nama Selo tersebut menghabiskan dana Rp 1,5 miliar. Jika akan diproduksi massal, harga mobil itu bisa berkurang hingga 30 persen.

Rugikah Indoensia karena Selo 'diakuisisi' Malaysia? Menurut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Unggul Priyanto, tak masalah Selo diakuisisi Malaysia. Toh menurutnya Malaysia tidak jago-jago amat dalam hal pembuatan mobil listrik.

"Ya, nggak papa. Lagian Malaysia juga nggak jago-jago amat bikin mobil kan? Gak papa. Kalau pun untuk dijual, siapa yang mau beli? Berapa banyak yang mau beli? Bikin pabrik mobil gak main-main itu, padat modal itu. Yang lebih realistis itu motor listrik karena harganya mungkin bisa terjangkau," kata Unggul dalam wawancara khusus dengan merdeka.com, Kamis (3/9) lalu.

Tak cuma itu, Unggul mengatakan Indonesia saat ini memang belum waktunya mengembangkan mobil listrik, termasuk bagi negara-negara maju. Kalau diproduksi secara massal takutnya mobil-mobil listrik itu tak akan laku.

"Kalau mau jujur, saya katakan belum waktunya. Harusnya tanyakan dulu ke BPPT. Itu kan dari awal adanya mobil listrik untuk step komersialisasi. Jadi begini mobil listrik, kenapa belum waktunya, di negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Tapi kalau dibikin industri belum waktunya," ujarnya.

Berikut wawancara lengkap wartawan merdeka.com Anwar Khumaini dengan Fauzan Jamaludin dengan Unggul Priyanto soal mobil listrik, termasuk membahas juga masalah teknopark.

Apakah Indonesia sudah mendesak buat industri mobil listrik?

Ini yang juga saya heran. Dulu, mau bikin apa-apa tanya ke BPPT dulu. Sekarang enggak. Kalau mau jujur, saya katakan belum waktunya. Harusnya tanyakan dulu ke BPPT. Itu kan dari awal adanya mobil listrik untuk step komersialisasi. Jadi begini mobil listrik, kenapa belum waktunya, di negara maju sekalipun mobil listrik belum komersial. Tapi kalau dibikin industri belum waktunya. Riset masih setujulah. Kalau dibikin industri saya gak yakin bisa laku. Masalahnya kan juga kesulitan pada baterainya. Daripada bikin industri mobil listrik, mending buat kereta api listrik dari Jakarta atau pun Surabaya. Hal ini karena teknologinya sudah ada dan dipakai di dunia. Kalau mobil listrik itu ngecharge berapa lama coba? 4 jam loh. Ada yang 8 jam. Kabelnya juga gede. Stasiun pengisian listrik juga perlu dipikirkan. Kenapa kita gak berpikir bikin mass transportation. Itu kan bisa.

Ada tanggapan soal mobil listrik Selo yang dilirik Malaysia?

Ya, gak papa. Lagian Malaysia juga gak jago-jago amat bikin mobil kan? Gak papa. Kalau pun untuk dijual, siapa yang mau beli? Berapa banyak yang mau beli? Bikin pabrik mobil gak main-main itu, padat modal itu. Yang lebih realistis itu motor listrik karena harganya mungkin bisa terjangkau.

Apa Anda gak takut dibilang pro dengan industri mobil yang saat ini sudah ada?

Ya enggaklah. Jangan suudzon begitu. Saya juga kan bisa melarang orang beranggapan seperti itu. Tapi saya sudah memberikan argumentasi-argumentasi saya. Soal itu terserah mereka.

Soal 100 Teknopark, apa Anda yakin itu bakal jalan seluruhnya?

Saya gak menjamin bahwa semuanya jalan. Karena pada dasarnya Teknopark itu tergantung dari pemerintah daerahnya. Jadi BPPT hanya membantu mendampingi perencanaan dari sisi teknologinya. Teknopark itu sebagian besar adalah pekerjaan pemerintah daerah.

Ada gak potensi 100 teknopark ini mangkrak?

Ini proyek bukan hanya BPPT saja ya, BPPT mengerjakan 9 dari 100 teknopark. Sampai saat ini saya tidak melihat potensi itu terjadi. Kan baru setahun nih. Tapi saya melihat banyak hal menuju ke arah baik. Kalau itu terindikasi mangkrak lebih baik BPPT stop saja.

Tapi, Anda yakin tidak mangkrak?

Saya tidak bilang ke depan tidak ada yang mangkrak. Saya gak bisa bilang begitu. Saya yakin ada tapi bukan hanya BPPT saja ya. Banyak kementerian yang terlibat.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Puluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah
Puluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah

Puluhan Orang Tertipu Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Miliaran Rupiah

Baca Selengkapnya
Pilihan Mobil Bekas dengan Harga di Bawah Rp150 Juta
Pilihan Mobil Bekas dengan Harga di Bawah Rp150 Juta

Mobil bekas dengan harga Rp150 juta memang menarik untuk diboyong, apalagi bagi mereka yang memiliki dana terbatas. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Perusahaan Inggris Ciptakan Miniatur Mobil Sport yang Harganya Lebih Mahal dari Mobil Asli
Perusahaan Inggris Ciptakan Miniatur Mobil Sport yang Harganya Lebih Mahal dari Mobil Asli

Baru-baru ini, Amalgam memproduksi miniatur mobil sport yang lebih mahal dari harga mobil asli. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Daftar Pilihan Mobil Bekas di Bawah Rp 50 Juta
Daftar Pilihan Mobil Bekas di Bawah Rp 50 Juta

10 mobil bekas di bawah Rp50 juta yang bisa dijadikan alternatif pilihan Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Sejarah Singkat Kehadiran Wuling di Pasar Otomotif Indonesia
Sejarah Singkat Kehadiran Wuling di Pasar Otomotif Indonesia

Menilik sejarah kehadirannya di Indonesia, mobil Wuling mendapatkan respon konsumen cukup baik. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
SEMENIT PAHAM: Provinsi Paling Bahagia di Indonesia, Cocok Buat Menikmati Pensiun
SEMENIT PAHAM: Provinsi Paling Bahagia di Indonesia, Cocok Buat Menikmati Pensiun

Yogyakarta menjadi provinsi dengan tingkat hidup paling tinggi. Dibuktinya dengan banyaknya lansia yang masih hidup bahagia di provinsi ini.

Baca Selengkapnya
Simak Rekomendasi Mobil Bekas Murah di Bawah Rp100 Juta dengan Kualitas yang Baik
Simak Rekomendasi Mobil Bekas Murah di Bawah Rp100 Juta dengan Kualitas yang Baik

Tidak semua kualitas mobil bekas buruk, terdapat juga kualitas yang baik. Hal ini tergantung bagaimana perawatannya. Simak rekomendasi mobil bekas berikut.

Baca Selengkapnya