Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bos rongsok, tajir tapi dicap fakir

Bos rongsok, tajir tapi dicap fakir Nanda bos rongsok. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Dari luar lapak milik Nanda (38) tampak kumuh. Berkarung-karung botol plastik bekas tertumpuk di salah satu sudut. Inilah bisnis yang selalu dicap fakir tetapi sebenarnya tajir. Pengepul barang rongsokan.

Nanda sudah 9 tahun menggeluti bisnis rongsokan khusus botol plastik bekas. Dari usaha ini, Nanda sudah memiliki dua mobil bak terbuka dan satu mobil untuk keperluan pribadi.

"Ya kadang memang usaha begini dipandang sebelah mata. Kesannya gembel, kumuh, miskin tetapi sebenarnya gak juga. Bos-bos pengepul itu kaya-kaya. Saya sih belum ada apa-apanya," ujar Bapak dua anak ini kepada merdeka.com di lapaknya di Tajurhalang, Bogor, Senin (30/1) kemarin.

Lapak seluas 350 meter persegi dia sewa seharga Rp 5 juta pertahun. Di tanah lapang itu, Nanda mengumpulkan limbah plastik. 6 Pegawainya membantu pria kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini setiap harinya.

Di salah satu sudut lapak Nanda membuat bedeng berukuran 2 kali 3 meter beralas triplek. Dua buah kasur busa ditumpuk dalam bedeng. Sebuah kamar mandi lengkap dengan toilet juga tersedia di lapak itu. Kesan kumuh dan gembel memang tidak sepenuhnya salah.

Seng setinggi 2 meter dan bambu menjadi benteng keliling tempat usaha ini. Beberapa burung menjerit dari dalam sangkar yang tergantung di atap bedeng. Nanda juga memelihara beberapa ayam kampung yang dia lepas liarkan di area lapak.

lapak rongsokan

Lapak rongsokan ©2017 Merdeka.com

Bisnis yang dilakoni Nanda sebenarnya sederhana. Dia membeli botol plastik bekas dari pengepul. Satu kilo botol plastik dia beli Rp 4500. Botol-botol dalam karung itu lalu dia pres dengan alat khusus sehingga bentuknya menjadi kotak dan ringkas. Begitu hasil pres sudah menggunung, dia menelepon perusahaan daur ulang botol. Satu truk besar pun datang menjemput.

"Rata-rata dua hari sekali jual. Sekali jual 3 Ton. Saya ibaratnya cuma beli botol bekas dari pengepul lalu dipres. Terus saya jual lagi ke pabrik," ujar Nanda.

Menurut Nanda, dia mengambil untung minimal Rp 500 perak per kilogram. Jadi dia beli satu kilo botol plastik seharga Rp 4500 setelah dipres, dia jual ke pabrik minimal seharga Rp 5000.

"Untungnya memang dikit, tetapi kalau dikali 3000 kan lumayan," ujarnya.

Bisnis pengepul barang rongsokan seperti plastik, besi, kaleng dan sejenisnya memang menjanjikan untung besar. Namun usaha ini sering kali dipandang sebelah mata.

"Gak papa dibilang bos pemulung. Yang penting punya uang," ujarnya.

Menurut Nanda, awal tahun 2009 lalu, dia memutuskan untuk terjun di bisnis ini. Nanda tadinya menyewa tanah kosong di daerah Salabenda Bogor. Dia membeli barang-barang bekas dari para pemulung. Barang-barang bekas itu lalu dia pilah-pilah.

"Kalau botol plastik air mineral seharga Rp 4000 dibeli dari pengemis. Nah pengepul jual lagi ke pengepres Rp 4500. Untung Rp 500 perak. Tapi sekali lagi kalau dikali ribuan kan lumayan," ujarnya.

Dari usaha jadi pengepul, Nanda lalu membeli alat pres seharga Rp 54 juta dan Rp 46 juta. "Yang Rp 54 juta ukurannya besar. Selain itu beli alat listriknya Rp 36 juta. Setelah itu saya pilih jadi pengepres," ujarnya.

Bisnis barang bekas menurut Nanda sangat menjanjikan. Selain risiko yang minim, bisnis ini tidak mengenal musim. Cuaca apa pun limbah plastik tetap melimpah ruah.

Nanda tidak mau memberitahu berapa omzet perbulannya. Namun dari kalkulasi di atas, dua hari sekali Nanda mendapat omzet Rp 1,5 juta. Itu belum dibagi untuk bayar anak buah dan listrik. Angka Rp 1,5 juta itu minimal. Nanda bercerita seringnya dia menjual di tas 3 Ton per dua hari.

"Kalau soal dapat berapa mah malu disebutin. Tapi bisa dilihat hasilnya saja. Dua anak sekolah di SMA. Mobil Alhamdulillah jelek-jelek punya walaupun cuma 3. Karyawan juga bisa makan," kata Nanda berseloroh.

Kisah sukses lain bisnis barang bekas juga diceritakan Wahab. Lelaki 45 tahun asal Boyolali ini sudah 15 tahun jadi bos barang bekas. Kini dia tinggal menikmati hasilnya. Tanah sawah yang luas di kampung, rumah mentereng di Bogor jadi bukti pekerjaannya tidak sekumuh kenyataannya.

lapak rongsokan

Lapak rongsokan ©2017 Merdeka.com

"Ya lumayan lah mas. Bisa nyekolahin anak yang penting. Bisnis rongsokan begini kan kadang dianggap hina, tetapi sebenarnya ada duitnya. Cuma sebagian orang mungkin ngeliat kita ini jijik," ujar Wahab yang mengenakan celana pendek dan kaos lusuh ini.

Wahab bercerita, dua anak buahnya kini juga jadi pengusaha barang bekas yang sukses. Satu mendirikan lapak di kawasan Dramaga Bogor dan satu lagi di kawasan Parung. Ketika lebaran keduanya sowan ke rumah Wahab.

"Saya senang lihat mereka sukses. Dulu saya ajarin bisnis rongsok, hasilnya Alhamdulillah bisa dilihat sendiri. Kalau ke sini mereka bawa mobil pribadi semua. Padahal cuma lulusan SMP. Lulusan SMP sekarang kerja apa mas," ujar Wahab.

Nanda dan Wahab tidak segan untuk berbagi pengalaman dan ilmu dalam bisnis rongsokan ini. Asalkan tahan malu, tahan bau dan tekun semua orang bisa sukses di jalur ini.

"Jangan malu. Nek malu susah. Ditanya orang, bilang saja, bos rongsok. Gak usah malu. Bos rongsokan itu duit di tasnya (tas yang dilingkarkan di perut) sehari bisa belasan bahkan puluhan juta kok," kata Wahab.

Dalam dua hari, Wahab bisa mengeluarkan uang tunai Rp Rp 16 juta untuk membayar barang bekas yang dijual pemulung dan gaji pegawai. Dari Rp 16 juta yang dia keluarkan nantinya bisa jadi Rp 20-25 juta.

"Kalau mau buka bisnis ginian, cari lahan dulu. Sewa dulu saja. Izin tetangga kanan kiri. Kalau sudah nemu lahan tinggal cari pemulung. Kasih harga agak tinggi, pasti banyak (pemulung) yang mau jual ke kita. Kunci pertama ya tadi, jangan malu," imbuhnya.

(mdk/hhw)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua

Bisnis Tambang Pasir Gagal & Terlilit Utang Rp2 Miliar, Dwi Bangkit Lewat Dagang Bakso dan Restu Orang Tua

Di masa-masa awal kerugian, Dwi Masih beranggapan bahwa kerugian tersebut merupakan risiko bisnis.

Baca Selengkapnya
Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur

Cara Hilangkan Lendir dan Bau Amis Belut Tanpa Jeruk Nipis, Hanya dengan 1 Bahan Dapur

Lendir dan bau amis belut pada belut sering kali sulit untuk dihilangkan. Yuk simak caranya!

Baca Selengkapnya
Jalan Sukses Tak Ada yang Tahu, Ibu ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Berbekal Resep dari Brosur Panci

Jalan Sukses Tak Ada yang Tahu, Ibu ini Raup Omzet Jutaan Rupiah Berbekal Resep dari Brosur Panci

Setiap salat, ibu ini selalu berdoa agar cita-citanya memiliki sebuah bisnis dapat terwujud.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Banting Tulang KopraL TNI Pulang Dinas Langsung Jualan Es di Pinggir Jalan, Laris Banget Sehari Habis 1000 Gelas

Banting Tulang KopraL TNI Pulang Dinas Langsung Jualan Es di Pinggir Jalan, Laris Banget Sehari Habis 1000 Gelas

Bukannya istirahat, selepas dinas ia masih harus mengurus usaha sampingan berjualan es tersebut di pinggir jalan.

Baca Selengkapnya
2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir

2 Tahun Rintis Bisnis, Perempuan Ini Terpaksa Kembali Mulai dari 0 Lantaran Usahanya Terdampak Banjir

Air yang semula semata kaki langsung berubah hingga sepinggang orang dewasa

Baca Selengkapnya
Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Lama Tak Muncul di Publik, Ternyata Mantan Menteri BUMN Jadi Tukang Batu dan Gali Parit

Mantan orang nomor satu di BUMN kini alih profesi jadi tukang batu dan gali parit. Siapa sosoknya?

Baca Selengkapnya
Bikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ

Bikin Nangis, Kisah Pilu Kakek 80 Tahun Andalkan Jualan Kerupuk Demi Sambung Hidup Bareng Anak ODGJ

Kisah lansia 80 tahun rela berjualan kerupuk demi hidupi anak ODGJ ramai disorot warganet. Begini informasinya.

Baca Selengkapnya
Tak Gengsi, Bripka Budi Nugroho Sukses Miliki Bisnis Jual Beli Grobak Angkringan

Tak Gengsi, Bripka Budi Nugroho Sukses Miliki Bisnis Jual Beli Grobak Angkringan

Berbekal tekad begitu besar, nyatanya usaha yang dijalaninya ini berbuah kesuksesan.

Baca Selengkapnya
Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Dagangan Tak Laku Sama Sekali, Pasangan Paruh Baya Ini Menangis Haru saat Ada Pembeli Borong Jualannya

Setiap orang memiliki besaran rezekinya masing-masing.

Baca Selengkapnya