Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Justine Henin

Profil Justine Henin | Merdeka.com

Justine Henin adalah mantan ratu tenis nomor 1 di dunia. Juju, demikian para penggemarnya akrab memanggil Henin, bertemu dengan pelatihnya, Carlos Rodriguez, pada 1995 atau tak lama setelah ibundanya meninggal dunia. Rodriguez juga menjadi satu-satunya pelatih Henin hingga akhir petenis berkebangsaan Belgia ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia tenis profesional pada 2010.

Henin sempat menjalin pernikahan dengan petenis profesional asal Perancis, Pierre-Yves, pada 2002. Namun, pernikahan mereka bertahan selama setengah dekade sebelum akhirnya bercerai pada 2007.

Nama Henin mulai mendapat sorotan banyak pengamat dan penggemar tenis profesional saat mulai mengoleksi piala dengan keluar sebagai juara dalam gelaran French Open untuk kelas tunggal wanita tingkat junior pada 1997. Debut kemunculannya di tingkat profesional bermula saat mengikuti tur Women’s Tennis Association (WTA) pada Mei 1999. Ibu seorang gadis cilik bernama Lilie ini juga menambah koleksi pialanya dengan memenangi Liege Challenger, sebuah turnamen yang digelar di kota asal Henin sendiri pada 2000.

Pada 2002, Juju berhasil mencatatkan diri sebagai finalis untuk 4 kelas berbeda dalam turnamen WTA bahkan berhasil memenangi dua kelas di antaranya. Petenis kelahiran 1982 ini sekaligus berhasil menduduki peringkat 5 terbaik dunia pada tahun yang sama. Hanya butuh waktu satu tahun bagi Henin untuk melesat mencapai singgasana puncak peringkat tenis dunia setelah memenangi turnamen International Tennis Federation (ITF) di kelas tunggal putri serta menjadi World Champion pada 2003.

Sejak tahun tersebut, nama Henin dan berbagai piala serta penghargaan internasional dunia olahraga benar-benar menjadi setali tiga mata uang dalam artian harfiah. Dua kali menjadi Player of the Year versi WTA, empat kali terpilih sebagai Atlet Wanita Terbaik versi UEPS, dan empat kali menerima anugerah Atlet Wanita Belgia Terbaik, memang sangat pantas jika UNESCO menganugerahi gelar 'Jawara Olahraga' kepada petenis berwajah cantik ini.

Justine Henin sempat mengundurkan diri dari karirnya sebagai petenis profesional pada 14 Mei 2008 dan meminta WTA menghapus namanya dari daftar rangking petenis dunia. Dalam keterangan resminya, Juju menjelaskan alasan pengunduran diri setelah 20 tahun berkecimpung dalam dunia tenis disebabkan rencana untuk fokus pada sekolah tenis yang didirikannya sendiri.

Pada 2010, Henin sempat muncul kembali dalam lapangan tenis profesional setelah terinspirasi kemenangan gemilang Roger Federer dalam turnamen Grand Slam 2009. Namun pada tahun yang sama juga, Henin mengumumkan berhenti, kali ini secara permanen, setelah menderita cidera siku saat mengikuti turnamen Wimbledon 2010 lalu. Sebelum Wimbledon, Juju tercatat ikut berpartisipasi dalam turnamen Internasional Brisbane pada 2010 dan juga sempat memperoleh penghargaan Comeback Player of the Year versi WTA pada tahun yang sama juga.

Riset dan analisis: Sony Anshar - Mochamad Nasrul Chotib

Profil

  • Nama Lengkap

    Justine Henin

  • Alias

    No Alias

  • Agama

  • Tempat Lahir

    Liege, Belgia

  • Tanggal Lahir

    1982-06-01

  • Zodiak

    Gemini

  • Warga Negara

  • Biografi

    Justine Henin adalah mantan ratu tenis nomor 1 di dunia. Juju, demikian para penggemarnya akrab memanggil Henin, bertemu dengan pelatihnya, Carlos Rodriguez, pada 1995 atau tak lama setelah ibundanya meninggal dunia. Rodriguez juga menjadi satu-satunya pelatih Henin hingga akhir petenis berkebangsaan Belgia ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari dunia tenis profesional pada 2010.

    Henin sempat menjalin pernikahan dengan petenis profesional asal Perancis, Pierre-Yves, pada 2002. Namun, pernikahan mereka bertahan selama setengah dekade sebelum akhirnya bercerai pada 2007.

    Nama Henin mulai mendapat sorotan banyak pengamat dan penggemar tenis profesional saat mulai mengoleksi piala dengan keluar sebagai juara dalam gelaran French Open untuk kelas tunggal wanita tingkat junior pada 1997. Debut kemunculannya di tingkat profesional bermula saat mengikuti tur Women’s Tennis Association (WTA) pada Mei 1999. Ibu seorang gadis cilik bernama Lilie ini juga menambah koleksi pialanya dengan memenangi Liege Challenger, sebuah turnamen yang digelar di kota asal Henin sendiri pada 2000.

    Pada 2002, Juju berhasil mencatatkan diri sebagai finalis untuk 4 kelas berbeda dalam turnamen WTA bahkan berhasil memenangi dua kelas di antaranya. Petenis kelahiran 1982 ini sekaligus berhasil menduduki peringkat 5 terbaik dunia pada tahun yang sama. Hanya butuh waktu satu tahun bagi Henin untuk melesat mencapai singgasana puncak peringkat tenis dunia setelah memenangi turnamen International Tennis Federation (ITF) di kelas tunggal putri serta menjadi World Champion pada 2003.

    Sejak tahun tersebut, nama Henin dan berbagai piala serta penghargaan internasional dunia olahraga benar-benar menjadi setali tiga mata uang dalam artian harfiah. Dua kali menjadi Player of the Year versi WTA, empat kali terpilih sebagai Atlet Wanita Terbaik versi UEPS, dan empat kali menerima anugerah Atlet Wanita Belgia Terbaik, memang sangat pantas jika UNESCO menganugerahi gelar 'Jawara Olahraga' kepada petenis berwajah cantik ini.

    Justine Henin sempat mengundurkan diri dari karirnya sebagai petenis profesional pada 14 Mei 2008 dan meminta WTA menghapus namanya dari daftar rangking petenis dunia. Dalam keterangan resminya, Juju menjelaskan alasan pengunduran diri setelah 20 tahun berkecimpung dalam dunia tenis disebabkan rencana untuk fokus pada sekolah tenis yang didirikannya sendiri.

    Pada 2010, Henin sempat muncul kembali dalam lapangan tenis profesional setelah terinspirasi kemenangan gemilang Roger Federer dalam turnamen Grand Slam 2009. Namun pada tahun yang sama juga, Henin mengumumkan berhenti, kali ini secara permanen, setelah menderita cidera siku saat mengikuti turnamen Wimbledon 2010 lalu. Sebelum Wimbledon, Juju tercatat ikut berpartisipasi dalam turnamen Internasional Brisbane pada 2010 dan juga sempat memperoleh penghargaan Comeback Player of the Year versi WTA pada tahun yang sama juga.

    Riset dan analisis: Sony Anshar - Mochamad Nasrul Chotib

  • Pendidikan

  • Karir

  • Penghargaan

    • UEPS European Sportswoman of the Year (2002)
    • Belgian Sportswoman of the Year (2003)
    • UEPS European Sportswoman of the Year (2003)
    • WTA Player of the Year (2003).
    • Belgian Sportswoman of the Year (2004)
    • Family Circle/State Farm "Player Who Makes A Difference"

Geser ke atas Berita Selanjutnya