19 Agustus: Perayaan Hari Kemerdekaan Afganistan dari Pengaruh Britania Raya

Merdeka.com - Tanggal 19 Agustus setiap tahun sejak 1919 adalah hari perayaan kemerdekaan Afghanistan. Perjanjian Rawalpindi (Perjanjian Anglo-Afghanistan) yang ditanda tangani pada tahun 1919 antara Inggris dan Afghanistan mengembalikan kedaulatan penuh ke negara itu dari tangan Inggris.

Ya, pada 19 Agustus 1919 Perjanjian Anglo-Afghanistan disepakati dan pelepasan status protektorat Inggris pun dilakukan. Perjanjian tersebut memberikan hubungan netral yang lengkap antara Afghanistan dan Inggris. Afghanistan telah menjadi protektorat Inggris setelah Perjanjian Gandamak ditandatangani (1879) dalam Perang Anglo-Afghanistan Kedua.

Momen ini dirayakan dengan pidato resmi dan pertunjukan militer. Masyarakat Afghanistan juga menyemarakkannya dengan pertunjukan tarian nasional yang disebut 'attana,' dan juga mendekorasi rumah mereka dan mengibarkan bendera nasional.

Berikut sejarah singkat hari kemerdekaan Afganistan yang dirayakan pada hari ini, 19 Agustus 2022.

Afganistan, Pusat Jalan Sutra Kuno

Afganistan adalah negara Islam di Asia Tengah. Dengan posisinya yang strategis antara India, Persia, dan Jalur Sutra, Afghanistan telah menjadi wilayah yang didambakan oleh kerajaan asing sejak awal peradaban. Daerah Afghanistan muncul pada tahun 1747, ketika Ahmad Shah Durrani menyatukan suku-suku Pashtun.

Sepanjang sejarah, Afghanistan telah menjadi tempat yang penting secara geografis. Mengutip nationaltoday.com, wilayah ini adalah pusat Jalan Sutra kuno di Asia Tengah dan merupakan pintu gerbang ke anak benua India, yang menghubungkan Cina ke Asia Barat dan Eropa.

Rute ini juga membawa perdagangan dari Mediterania ke Cina. Afghanistan disebut 'Bundaran Asia Tengah', karena berada di banyak rute perdagangan dan migrasi. Ibu kota Afghanistan adalah Kabul, kota taman dan masjid yang tenang.

Sejarah Singkat Hari Kemerdekaan Afganistan

Dalam konteks hari kemerdekaan Afganistan yang jatuh pada tanggal 19 Agustus ini, cerita akan dimulai dengan kedatangan Inggris di awal abad kesembilan belas. Terancam oleh pertumbuhan Kekaisaran Rusia, Inggris pindah ke Afghanistan untuk mengamankannya sebagai penyangga antara Rusia dan apa yang disebut 'Permata di Mahkota' Kerajaan Inggris, India.

Hal ini menyebabkan Perang Anglo-Afghanistan pertama ketika pasukan Inggris menyerbu, mengangkat Raja Shah Shujah, yang dibunuh pada tahun 1842 dan perang berakhir secara tiba-tiba dengan pembantaian seluruh pasukan invasi Inggris oleh pasukan Afghanistan di kota Jalalabad.

Pada tahun 1878, Inggris kembali dan Perang Anglo-Afghanistan Kedua menghasilkan kemenangan bagi Inggris atas tentara Afghanistan di Kandahar dan sebuah perjanjian yang memberi Inggris kendali atas urusan luar negeri Afghanistan dengan imbalan perlindungan dan subsidi.

Pada tahun 1919, Perang Inggris-Afghanistan Ketiga yang singkat mengakhiri kendali Inggris atas aspek apa pun di Afghanistan. Afghanistan menandatangani Perjanjian Rawalpindi (atau Perjanjian Anglo-Afghanistan) pada tanggal 8 Agustus 1919, ketika Inggris secara resmi mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Afghanistan dan memastikan hubungan netral antara Afghanistan dan Inggris.

Pada 19 Agustus 1919, Emir Amanullah Khan mendeklarasikan kemerdekaan negara ini dari pengaruh Inggris. Yang patut diperhatikan dalam hal ini adalah, deklarasi kemerdakaan tersebut bukan dibuat atas dasar ingin memerdekakan diri dari jajahan Inggris karena Afghanistan tidak pernah menjadi bagian dari Kerajaan Inggris.

Selebrasi Hari Kemerdekaan Afganistan

Hari Kemerdekaan Afganistan ditandai dengan pidato resmi dan pertunjukan militer di ibu kota Kabul. Ini adalah hari libur patriotik, di mana bendera-bendera Afganistan dikibarkan di seluruh penjuru ibu kota.

Mengutip officeholidays.com, Afghanistan memiliki konsep tentang perayaan nasionalnya, yang disebut 'jeshn'. Dari tahun 1919 hingga 1973, jeshn merayakan hari jadi kemerdekaan Afghanistan dari pengaruh Inggris.

Jeshn tidak dirayakan pada 19 Agustus, tetapi pada hari pertama bulan Sonbola (dalam kalender Islam hijrah-e shamsi), yang biasanya terjadi pada akhir Agustus, ketika cuaca lebih baik untuk perayaan besar di luar ruangan.

Pada tahun 1973, kudeta tak berdarah mengakhiri monarki Afghanistan, dan tanggal jeshn pindah ke peringatan kudeta pada 26 Saratan, 1352 (17 Juli 1973).