Tertua di Jateng, Ini 4 Fakta Sejarah Kerajaan Galuh Purba di Gunung Slamet

Merdeka.com - Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa. Keberadaannya menyisakan banyak misteri terpendam yang belum terungkap hingga sekarang.
Di antaranya adalah keberadaan Kerajaan Galuh Purba. Berdasarkan catatan sejarawan Belanda, Van der Meulen, pada abad pertama Masehi terbentuklah Kerajaan Galuh Purba di Gunung Slamet. Menurutnya, inilah kerajaan pertama dan terbesar di wilayah Jawa Tengah.
Para pendiri kerajaan itu merupakan para pendatang dari Kutai, Kalimantan Timur, sebelum munculnya Kerajaan Kutai Kartanegara. Para pendatang itu pertama kali mendarat di Pulau Jawa melalui Cirebon. Selanjutnya, mereka kemudian masuk ke pedalaman dan berpencar.
Sebagian di antara mereka menghuni kawasan di antaranya lereng Gunung Ciremai, Gunung Slamet, dan lembah Sungai Serayu. Mereka yang menetap di Gunung Ciremai mengembangkan peradaban Sunda, sedangkan mereka yang menetap di Gunung Slamet mendirikan Kerajaan Galuh Purba. Dari kerajaan inilah, raja-raja di Jawa terlahir. Berikut selengkapnya:
Kekuasaan Kerajaan Galuh Purba
©YouTube/Insights & Inspirative Channel
Dilansir dari kanal YouTube Insights & Inspirative Channel, Kerajaan Galuh Purba dipercaya eksis pada periode abad ke 1-6 Masehi. Wilayah kekuasaannya meliputi Indramayu, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, Bumiayu, Banyumas, Cilacap, Banjarnegara, Purbalingga, Kebumen, Kedu, Kulonprogo, dan Purwodadi.
Kerajaan ini berkembang menjadi dua kerajaan besar di masa selanjutnya, yaitu Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, dan Kerajaan Galuh di Jawa Barat. Tak heran, karena masih berasal dari rumpun yang sama, hubungan keturunan di dua kerajaan itu tetap terjalin dengan baik. Perkawinan antar dua kerajaan itu kemudian memunculkan Dinasti Sanjaya yang kemudian mempunyai keturunan raja-raja di Jawa.
Jejak Kerajaan Galuh Purba
©YouTube/Insights & Inspirative Channel
Menurut laporan yang ditulis tim peneliti sejarah Galuh tahun 1972, Kerajaan Galuh Purba dibangun oleh Ratu Galuh. Dalam laporan itu, tertulis saat dibangun nama kerajaan itu adalah Galuh Sindula. Ada pula naskah yang menyebutkan nama kerajaan itu Bojonggaluh, dengan ibukota di Medangdili pada periode antara abad pertama hingga keenam Masehi.
Kerajaan Galuh Purba itu kemudian berkembang. Namun tak ada catatan sejarah yang jelas mengenai kerajaan itu pada periode abad pertama hingga keenam Masehi. Namun kini, banyak tempat di sekitar kerajaan itu yang memakai nama “Galuh” di antaranya Rajagaluh di Majalengka, Galuh di Purbalingga, Galuh Timur di Bumiayu, Sirah Galuh di Cilacap, Begaluh di Wonosobo, Samigaluh di Kulonprogo, dan Sigaluh di Purwodadi.
Menurut sejarawan Van der Meulen, diduga keras tempat-tempat itu dulunya merupakan wilayah yang dikuasai Kerajaan Galuh Purba.
Kerajaan Galuh Purba dan Bahasa Jawa Ngapak
©YouTube/Insights & Inspirative Channel
Dilansir dari kanal YouTube Insights & Inspirative Channel, jejak kebesaran Kerajaan Galuh ini bisa dilihat dari buku E.M Uhlenbeck berjudul “A Critical Survey of Studies on the Languages of Java and Madura” tahun 1964. Dalam buku itu disebutkan bahwa bahasa keturunan Kerajaan Galuh Purba termasuk bahasa dalam rumpun bahasa Jawa bagian barat atau yang terkenal dengan sebutan Bahasa Jawa Ngapak.
Wilayah yang menggunakan bahasa ini adalah Banten Lor, Cirebon, Indramayu, Tegal, Banyumas, dan Bumiayu. Masing-masing tempat memiliki dialek sendiri dalam penggunaan Bahasa Jawa Ngapak mereka.
Hilangnya Kerajaan Galuh Purba
©YouTube/Insights & Inspirative Channel
Berdasarkan Prasasti Bogor, pamor Kerajaan Galuh Purba sempat mengalami penurunan saat Dinasti Syailendra di Jawa Tengah mulai berkembang. Karena ini pusat pemerintahan Kerajaan Galuh Purba dipindah ke wilayah Kawali (dekat dengan Garut).
Di tempat itu, kerajaan pertama di Jawa Tengah itu mengganti namanya dengan nama Kerajaan Galuh Kawali. Sejak saat inilah Kerajaan Galuh Purba terus mengalami kemunduran. Apalagi di saat bersamaan di Jawa Tengah berkembang Kerajaan Kalingga, yang dulunya bernama Kerajaan Galuh Kalingga yang masih menjadi bagian dari Kerajaan Galuh Purba.
Sedangkan di saat bersamaan di wilayah barat berkembang Kerajaan Tarumanegara. Pada saat Purnawarman menjadi Raja Tarumanegara, wilayah Kerajaan Galuh Kawali berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Usai Gempa, Jalur Pendakian Gunung Salak dan Kawah Ratu Ditutup
Masyarakat dan pendaki diharapkan dapat menaati kebijakan tersebut.
Baca Selengkapnya
Di Gunung Keramat Tempat para Dewa ini Brimob Polri Mendapat Baret Biru, Zaman Kerajaan Tempat Mencari Kesaktian
Di puncak gunung ini, ratusan anggota Brimob melalui berbagai tempaan dan upacara untuk mendapatkan baret biru.
Baca Selengkapnya
Heboh Gundukan bak Gunung Baru Muncul Usai Gempa Bawean Jatim, Ini Penjelasan Ahli
Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.

Sejarah Kabupaten Kuningan, Salah Satu Daerah Tertua di Jawa Barat yang Sudah Ditinggali sejak 3500 SM
Dulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Kerajaan Aru, Penguasa Perairan di Sumatra Terkenal dengan Negeri Perompak
Kerajaan ini memiliki kekayaan alam dan tanah yang subur serta dikenal sebagai penguasa perairan di bagian utara Selat Malaka.
Baca Selengkapnya
Punya Jalur Pendakian Terpanjang Kedua di Sumatra, Ini 4 Fakta Gunung Patah Bengkulu
Gunung Patah mempunyai medan pendakian yang sulit, tutupan hutan yang rapat akan menghambat perjalanan yang bisa berhari-hari.
Baca Selengkapnya
VIDEO: Di Balik Panasnya Debat Capres, Ada Senyum dan Pelukan Hangat Para Cawapres
Cawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.
Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Desa Nunuk Baru di Majalengka, Sudah Ada Sebelum Kabupatennya Lahir
Konon warga di sini merupakan keturunan Kerajan Galuh
Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Kampanye Gibran di Maluku Berujung Dugaan Pelanggaran
Kampanye Gibran di Maluku melibatkan sejumlah kepala desa.
Baca Selengkapnya
Kaesang Usai Gelar Pertemuan Tertutup dengan Bupati Gunungkidul Sunaryanta: Tak Bahas Politik
Kedatangan keduanya disebut Kaesang dalam rangka melakukan silaturahmi.
Baca Selengkapnya