Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Rebutan Keberkahan Air Jamasan Kereta Pusaka Sultan Yogyakarta

Rebutan Keberkahan Air Jamasan Kereta Pusaka Sultan Yogyakarta Jamasan Nyai Jimat. ©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Merdeka.com - Jamasan merupakan prosesi memandikan pusaka yang telah telah berlansung selama ratusan tahun. Tak hanya kereta saja, keris, tombak, hingga gamelan juga selalu dilakukan jamasan. Tujuannya ialah untuk membersihkan kotoran dan membuat pusaka lebih awet.

Ada keunikan lain dari prosesi Jamasan Kereta Nyai Jimat. Selepas kereta kencana dibersihkan, air bekas jamasan tidak langsung dibuang begitu saja. Melainkan air ini dianggap masyarakat punya beragam manfaat. Botol, gayung, gelas disiapkan untuk menampung air Jamasan. Mengantisipasi kerumunan, disekeliling kereta kencana diberikan pagar pembatas agar masyarakat yang berebut air jamasan tidak mengeroyok lokasi jamasan.

Jamasan Kereta Nyai Jimat ini digelar pada tahun 2019, tepat sebelum pandemi covid-19 menghantui. Keberkahan dari air jamasan begitu dipercaya warga punya beragam manfaat.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Setelah mendapat air jamasan, masyarakat seketika langsung mengguyurkannya ke badan. Ada juga yang menggunakannya sebagai air cuci muka. Ratusan peserta memadati prosesi Jamasan. Tak hanya warga Jogja, masyarakat luar DIY juga berdatangan untuk mendapatkan air bekas Jamasan. Peserta dari Wonosobo, hingga Indramayu bahkan rutin datang tiap taunnya.

Mereka biasa menjadikan air jamasan ini sebagai perantara harapan, namun tetap berdoa kepada Tuhan. Fungsi khasiatnya beragam, mulai dari penyembuh, keberkahan, meningkatkan hasil panen, hingga agar dijauhkan dari musibah.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Jamasan kereta ini diawali dengan mendoakan kereta Nyai Jimat. Nyai Jimat sendiri merupakan kereta kuda yang dibuat Belanda antara tahun 1740 hingga 1750. Kala itu Gubernur Jenderal VOC Jacob Mussel (1750-1761) menghadiahkannya sendiri kepada Sri Sultan Hamengkubuwana I.

Pada zamannya, kereta kencana Nyai Jimat desain dengan dekorasiny yang sama persis dengan kereta buatan Eropa. Di asalnya, hanya orang bangsawan dan elit yang mampu memiliki kereta kencana, jauh sebelum ditemukannya kendaraan bermesin.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Perlahan, para Abdi Dalem membilas bagian-bagian kereta dengan air campuran bunga, perasan jeruk nipis, serta air kelapa. Cairan jeruk nipis digunakan untuk menjangkau ke sela-sela kereta yang sulit dijangkau. Menggunakan kain putih, kotoran kecil dapat dihilangkan setelah satu tahun lamanya di simpan dalam Museum.

Saat ritual, ada 1 kereta lain yang diikutsertakan dalam prosesi jamasan. Kereta kedua ini berfungsi sebagai pendamping yang dijamasi secara bergiliran dari belasan kereta yang ada di Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Saat ini Keraton Yogyakarta mengoleksi sedikitnya 23 kereta yang dibuat dari negara dan tahun yang beragam. Lebih dari setengah kereta Keraton Yogyakarta diproduksi di Belanda. Sisanya dibuat di Inggris, Jerman, hingga buatan Yogyakarta. Meski di luar negeri, bahan-bahan keretanya diperoleh dari Hindia Belanda. Seperti kayu, karet, timah, dan logam yang didatangkan dari Jawa dan Sumatera.

jamasan nyai jimat

©2021 Merdeka.com/Fitria Nuraini

Jamasan kereta pusaka keraton ini biasa dilaksanakan setiap Bulan Sura kalender Jawa. Yakni pada hari Selasa Kliwon atau Jumat Kliwon yang digelar selama 2 hari berturut-turut.

Puluhan Abdi Dalem tanpa terkecuali serentak membersihkan Rata atau kereta kencana. Tradisi Jamasan Kereta Nyai Jimat selalu menjadi perhatian masyarakat. Namun saat pandemi ritualnya hanya dilakukan secara terbatas, menjadikan banyak orang tak dapat menyaksikan.

(mdk/Ibr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini
Sejarah Bregada Prajurit, Sudah Ada sejak Zaman Mataram dan Terus Dilestarikan hingga Kini

Dalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.

Baca Selengkapnya
Kereta Api Airlangga Jakarta-Surabaya Jadi Favorit Masyarakat, Ini Alasannya
Kereta Api Airlangga Jakarta-Surabaya Jadi Favorit Masyarakat, Ini Alasannya

Kereta Api Airlangga menempuh perjalan selama 11 jam 45 menit untuk sampai tujuan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Sendang Tirto Kamandanu, Sumber Air Warisan Raja Jayabaya yang Tak Pernah Kering, Konon Bisa Obati Segala Penyakit
Mengunjungi Sendang Tirto Kamandanu, Sumber Air Warisan Raja Jayabaya yang Tak Pernah Kering, Konon Bisa Obati Segala Penyakit

Setiap hari, sumber air keramat ini selalu ramai pengunjung.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan
Tabrakan dengan KA Lokal Bandung, Begini Sejarah Kereta Turangga Namanya dari Hewan Tunggangan Bangsawan

Kereta api Turangga adalah salah satu kereta api yang memiliki sejarah panjang, nama kereta ini diambil dari kendaraan mitologi tunggangan para bangsawan Jawa.

Baca Selengkapnya
Resmikan 5 Titik Air Bersih di Kabupaten Kuningan, Prabowo Minta Dijaga dan Jangan Disia-siakan
Resmikan 5 Titik Air Bersih di Kabupaten Kuningan, Prabowo Minta Dijaga dan Jangan Disia-siakan

Bantuan air ini diberikan oleh Kemhan dan Unhan RI sebagai pengabdian untuk masyarakat.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak
Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak

Detik-Detik Pesawat Polri Ditembak KKB saat Mendarat di Intan Jaya, Berujung Baku Tembak

Baca Selengkapnya
Cara Memilih Tempat Duduk Dekat Jendela di Kereta Jakarta-Surabaya
Cara Memilih Tempat Duduk Dekat Jendela di Kereta Jakarta-Surabaya

Umumnya, penomoran kursi kereta api dimulai dari huruf A hingga D, dan disertai dengan nomor urutan sesuai dengan lokasi kursi, contohnya A1, B2, C3, dan D4.

Baca Selengkapnya
Benarkah Semprot Air ke Jalan Kurangi Polusi Udara Jakarta, Ini Penjelasan BRIN
Benarkah Semprot Air ke Jalan Kurangi Polusi Udara Jakarta, Ini Penjelasan BRIN

Ada sejumlah catatan yang membuat penyemprotan air ke jalan tak sepenuhnya efektif mengurangi polusi udara.

Baca Selengkapnya
Buntut Percikan Api di Pesawat Garuda, Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Kloter 6 Asal Terdampak
Buntut Percikan Api di Pesawat Garuda, Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji Kloter 6 Asal Terdampak

Jemaah haji kloter enam akhirnya diterbangkan dengan dua kali penerbangan dengan pesawat lebih kecil.

Baca Selengkapnya