Perkuat Mitos Pulung Gantung, Ini Sederet Kisah Warga Bunuh Diri di Gunungkidul

Merdeka.com - Pada Selasa pagi (29/6), seorang kakek berinisial MW (70) ditemukan keluarganya dalam keadaan meninggal dunia dengan seutas tali. Kasubag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suryanto, mengatakan bahwa warga Pedukuhan Kacangan, Kelurahan Giripurwo, Purwosari, Gunungkidul itu diduga kuat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri pada pukul 01.15 WIB.

Pagi itu, jasad MW ditemukan oleh sang istri bernama P (66). Waktu itu, pasangan itu memang tidur terpisah. Saat membuka pintu kamar suaminya, alangkah terkejutnya P melihat MW sudah tergantung dengan seutas tali di salah satu kerangka atap rumah tersebut.

“Petugas Polsek dan Puskesmas Purwosari tiba di lokasi kejadian dan langsung mengevakuasi,” kata Suryanto mengutip dari Liputan6.com pada Selasa (29/6).

Kasus bunuh diri MW dengan cara gantung diri itu menjadi mitos Pulung Gantung, yaitu fenomena munculnya bola api di langit saat akan ada kasus gantung diri, menguat. Lantas seperti apa kaitan antara kasus gantung diri di Gunungkidul dengan mitos tersebut? Berikut selengkapnya:

Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul pada 2021

©shutterstock.com

Saat ditemukan meninggal, tak ditemukan tanda-tanda penganiayaan dari tubuh MW. Polisi menyimpulkan bahwa dia murni gantung diri dengan lidah menjulur dan kemaluan yang telah mengeluarkan sperma.

Berdasarkan keterangan istri dan anak MW, pria itu memang sudah menderita penyakit sejak lama dan tak kunjung sembuh. Kemungkinan MW depresi karena penyakit tersebut.

Suryanto mengatakan, menurut data yang ia terima, peristiwa bunuh diri di Gunungkidul sepanjang tahun 2021 sudah mencapai 24 kasus. Jumlah itu hampir menyamai total jumlah kasus bunuh diri di tahun sebelumnya yang mencapai 29 kasus.

Kebenaran Mitos Pulung Gantung

©shutterstock.com

Dalam channel YouTube Kisah Tanah Jawa, seorang narasumber bernama Sarjono (46) mengatakan bahwa ia percaya bahwa mitos pulung gantung benar adanya. Dia bahkan mengaku pernah melihat cahaya berukuran besar jatuh dari langit pada pukul 18.00.

Ia pun mengatakan bahwa dia pernah mendengar seorang warga yang tiba-tiba ditemukan bunuh diri. Padahal beberapa jam sebelumnya ia tampak berbaur dengan warga lainnya nonton bareng pertandingan sepak bola melalui layar TV.

“Entah itu benar pulung gantung atau tidak, saya pernah melihat dengan mata kepala sendiri. Waktu pulang dari warung setelah maghrib saya tiba-tiba melihat ada sinar terbang, besarnya kira-kira seukuran elpiji 3 kilo tapi ada ekornya berwarna kuning,” kata Sarjono mengutip dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa.

Selamat Dari Bunuh Diri

©shutterstock.com

Dalam video itu juga diceritakan tentang seorang yang selamat dari percobaan bunuh diri. Saat ditanya alasan kenapa ingin bunuh diri, pria bernama Kamto itu sendiri mengaku tidak paham.

“Itu saya juga tidak sadar. Bukan keinginan saya juga. Saya juga tidak tahu. Tahu-tahu sudah menggantung. Untung ada tetangga saya. Kalau tidak ada mungkin saya sudah meninggal,” kata Kamto.

Penjelasan Ahli

Dokter sekaligus psikiater RSUD Wonosari, Ida Rochmawati, mengatakan bahwa penyebab bunuh diri di Gunungkidul bukan karena faktor tunggal karena pada dasarnya setiap orang tidak ingin mati. Ia mengatakan, belum ada penelitian yang mengungkapkan penyebab utama bunuh diri. Berdasarkan teori yang ia pelajari, bunuh diri memang disebabkan oleh berbagai faktor seperti biologi, psikologi, sosial, dan budaya.

Berbicara tentang pencegahan praktik tersebut, Ida mengatakan bahwa hal itu sangat mungkin diupayakan. Bahkan, masyarakat awam pun bisa membantu percobaan bunuh diri.

“Caranya dengan melihat, mendengar, dan hubungkan,” kata Ida mengutip dari Liputan6.com.