Peristiwa 19 September, Perobekan Bendera Belanda di Surabaya
Merdeka.com - Tepat hari ini, 19 September pada tahun 1945 silam, terjadinya peristiwa bersejarah perobekan bendera Belanda oleh pemuda Surabaya. Aksi heroik yang dilakukan oleh arek Surabaya ini terjadi di Hotel Yamato, atau saat ini dikenal dengan Hotel Majapahit.
Peristiwa perobekan bendera Merah Putih Biru itu dipicu dari sikap angkuh orang Belanda dan Inggris yang datang ke kotanya. Kala itu, mereka datang sebagai Palang Merah (Intercross) untuk mengurus tawanan. Kemarahan pemuda Surabaya pun semakin memuncak saat melihat bendera Belanda berkibar kembali setelah Indonesia merdeka.
Perobekan bendera Belanda yang terjadi di Kota Pahlawan itu, menjadi peristiwa bersejarah bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tak heran jika hingga detik ini aksi heroik itu masih terus dikenang oleh bangsa Indonesia. Berikut kronologi lengkap peristiwa perobekan bendera Belanda di Surabaya yang dilansir dari Liputan6.com:
Kronologi Perobekan Bendera Belanda
©2016 merdeka.com/masfiatur rochma
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Presiden Soekarno memerintahkan untuk mengibarkan bendera merah putih di seluruh penjuru tanah air. Kala itu, dengan semangat yang membara, masyarakat Indonesia dengan bangga mengibarkan bendara merah putih di berbagai titik kota.
Di tengah perintah Soekarno untuk mengibarkan bendera merah putih, pada tanggal September 1945, AFNEI datang ke Surabaya untuk mengurus tentara Jepang dan tawanan perang Belanda. Mereka datang dan menggunakan Hotel Yamato sebagai markas. Tanpa berkomunikasi dengan pemerintahan Republik Indonesia, semakin memperburuk citra Belanda di mata masyarakat Indonesia.
Melihat kecongkakan orang Belanda terhadap masyarakat setempat, memicu amarah para pemuda di Surabaya. Puncak amarah mereka terjadi pada tanggal 19 September 1945, seorang Indo Belanda bernama Ploegman telah berani mengibarkan bendera Belanda di atas tiang bendera Hotel Yamato.
Melihat pengibaran Bendera Merah Putih Biru itu, Bapak Residen Soedirman memperingatkan agar bendera tersebut segera diturunkan. Namun, peringatan itu sema sekali tidak digubris oleh mereka. Hal inilah yang kemudian menyulut amarah para pemuda di Surabaya.
Aksi Heroik Perobekan Bendera Belanda
©©2012 Merdeka.com
Melihat bendera Belanda masih berkibar di atas Hotel Yamato, ditambah dengan tindakan-tindakan angkuh orang Belanda, membuat suasana semakin memanas. Tentu saja hal ini membuat para pemuda Surabaya berkumpul dan membaur. Para pemuda saling bertanya-tanya tentang langkah selanjutnya terhadap sikap Belanda yang merendahkan harga diri bangsa Indonesia yang telah merdeka.
Melihat keadaan semakin tidak kondusif, arek-arek Surabaya satu persatu mendatangi halaman Hotel Yamato. Tidak butuh waktu lama, tiba-tiba hotel itu pun menjadi penuh sesak. Terjadilah perkelahian antara pemuda Surabaya dengan pemuda Belanda di kamar-kamar Hotel Yamato.
Di tengah perkelahian itu, dua pemuda Surabaya menyelinap untuk naik ke bagian atas Hotel Yamato. Satu orang membawa tangga, dan seorang lagi naik ke atas tiang. Dengan cepat, Koesnowibowo, pemuda yang naik tangga itu, menurunkan bendera Belanda yang sedang berkibar.
Setelah diturunkan, Ia segera merobek warna biru dari bendera itu dengan kekuatan giginya, kemudian dibuangnya. Ia segera mengerek kembali bendera yang sudah tersisa warna merah putih ke atas tiang untuk berkibar kembali.
Bendera Merah Putih Kembali Berkibar
Akhirnya bendera Merah Putih dapat berkibar menggantikan bendera Belanda yang sejak pagi 19 September 1945 itu berkibar di Hotel Yamato. Melihat hal ini, para pemuda Surabaya yang sejak tadi mengepung Hotel Yamato bersorak-sorai gembira.
Melalui peristiwa 19 September 1945 ini, telah menyulut api revolusi masyarakat Indonesia. Hal ini juga menjadi bukti bahwa kemerdekaan indonesia bukan datang dengan sendirinya, melainkan dari keringat dan perjuangan.
(mdk/jen)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaSejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang
Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.
Baca SelengkapnyaSejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penuh Rintangan Berat, Begini Detik-Detik Penyerbuan Tentara Belanda dari Salatiga ke Yogyakarta pada Agresi Militer II
Masyarakat setempat bersikap wajar dalam bereaksi terkait adanya konvoi itu.
Baca Selengkapnya22 Desember 1948: Sjafruddin Prawiranegara Mendirikan Pemerintahan Darurat RI di Sumatra Barat
Berawal dari Agresi Militer Belanda Kedua pada 19 Desember 1948, PDRI pun didirikan di Sumbar.
Baca SelengkapnyaTerbaik se-Asia Pasifik, Begini Sejarah Bandara Internasional Juanda Surabaya
Nama bandara ini diambil dari nama Perdana Menteri Indonesia terakhir
Baca SelengkapnyaPemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya
Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca Selengkapnya