Pemuda Blora Sulap Barang Rongsok Jadi Sepeda Kekinian, Diminati hingga Luar Jawa
Merdeka.com - Tren bersepeda di kalangan orang Indonesia meningkat saat memasuki masa new normal. Toko-toko sepeda dibanjiri para pembeli. Tak jarang mereka sampai melanggar protokol jaga jarak saking ramainya pembeli di toko sepeda.
Namun tingginya minat masyarakat untuk naik sepeda menjadi keuntungan tersendiri bagi para penjual dan pembuat sepeda, salah satunya bagi Adhi Aprianto (28). Pemuda desa asal Blora itu sanggup meraup untung berlipat ganda dari penjualan sepeda kekinian hasil kreasinya sendiri itu. Padahal, dia membuat sepeda itu dari barang rongsokan.
"Belinya rongsokan bijian. Kadang pas lagi beruntung ya belinya kiloan dengan ditimbang di gudang rongsok,” kata Adhi dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (9/7).
Proses Daur Ulang
©2020 liputan6.com
Untuk mendaur ulang sepeda, Adhi bercerita ia harus terlebih dahulu membersihkan frame sepeda dari karat dan bekas cat sampai frame itu benar-benar bersih. Selain itu, frame perlu dilas dan diampas terlebih dahulu bila ada yang keropos.
Setelah proses itu selesai, frame sepeda dicat sesuai dengan keinginan. Pada proses ini, penyemprotan cat tidak boleh dilakukan dengan sembarangan.
Tahap pertama, frame sepeda disemprot dengan cat dasar, lalu cat warna, terakhir disemprot dengan pernis agar warna sepeda semakin enak dilihat.
Tidak Sulit
©2020 liputan6.com
Menurut Adhi, proses mendaur ulang sepeda minion yang ia lakukan itu tidaklah sulit. Baginya, yang diperlukan dalam pekerjaan itu hanyalah keterampilan memadukan perlengkapan sepeda agar tampak lebih menarik. Yang sulit justru adalah mendapatkan part sepeda yang sesuai dengan keinginan.
“Biasanya saya browsing internet dulu mana yang cocok perpaduannya. Setelah dipelajari baru part yang cocok itu saya rakit menjadi sepeda,” kata Adhi.
Diminati hingga Luar Jawa
©2020 liputan6.com
Seiring dengan peningkatan tren bersepeda di kalangan masyarakat Indonesia, penjualan sepeda rakitannya terus meningkat. Omzet penjualannya terus merangkak naik. Bahkan, pesanan sepeda dari tempatnya datang hingga luar Pulau Jawa.
“Alhamdulillah sepeda jadul yang saya restorasi sudah tembus sampai ke mana-mana. Jualnya mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 5 juta. Tergantung dari selera pemesan dan tergantung pula dari jenis part beserta merk-nya. Lagi pula harga juga bisa kita layani sesuai budget pembeli,” kata Adhi dikutip dari Liputan6.com pada Rabu (8/7).
Membuka Lapangan Kerja di Tengah Pandemi
Tak hanya bisa mendatangkan penghasilan yang besar, usaha perakitan sepeda milik Adhi juga bisa mendatangkan lapangan kerja baru bagi teman-temannya dan pemuda di sekitar tempat tinggalnya. Apalagi, mereka baru saja kehilangan pekerjaan akibat merebaknya pandemi COVID-19.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pedagang membongkar paksa pagar penutup perlintasan sebidang kereta api. Aksi itu mereka lakukan, karena penutupan akses membuat Pasar Rangkasbitung sepi.
Baca SelengkapnyaDulu dipandang sebelah mata, pemuda berusia 26 tahun ini buktikan kesuksesan.
Baca SelengkapnyaBrigadir Agus Kurniawan kedapatan menghampiri segerombolan pemuda di pinggir jalan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adit merasa, dari pada bekerja untuk orang lain, lebih baik dia mengembangkan usaha keluarganya agar lebih sukses.
Baca SelengkapnyaRahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta.
Baca SelengkapnyaRata-rata titik kemacetan terjadi di titik menjelang dan setelah SPBU.
Baca SelengkapnyaJutaan pemudik kendaraan roda dua mulai melintasi jalur Pantura di H-3 Lebaran.
Baca SelengkapnyaIde kreatifnya muncul karena melihat banyak buah salak di sekitar tempat tinggalnya
Baca SelengkapnyaAhmad Dhani masih fokus pada pencalonannya di Dapil Jatim I DPR RI.
Baca Selengkapnya