Kudus Berpotensi Diguncang Gempa hingga 6 SR, Ini Tanggapan BPBD
Merdeka.com - Pada Sabtu (23/10), sebuah gempa bumi mengguncang wilayah Kota Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa. Gempa itu begitu mengejutkan mengingat sebelumnya tak pernah terdengar adanya gempa bumi di kawasan tersebut. Menurut keterangan BMKG, gempa ini dipicu oleh pergerakan Sesar Merapi, Merbabu, dan Telomoyo yang aktif.
Selain di kawasan tersebut, ada wilayah lain di Jateng yang perlu waspada akan gempa bumi, salah satunya di Kudus. Sebelumnya, Kudus pernah diguncang gempa berkekuatan M 3,0 yang dipicu oleh aktivitas Sesar Muria.
Namun menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus, wilayah itu sebenarnya berpotensi diguncang gempa yang lebih besar, yaitu 6,0 Skala Richter (SR). Lalu apa yang membuat gempa sebesar itu berpotensi terjadi di Kudus? Berikut selengkapnya:
Aktivitas Sesar Kendeng
Dilansir dari BETA TV pada Sabtu (30/10), Kudus berpotensi diguncang gempa bumi berkekuatan 6 SR. Hal itu bisa terjadi karena Kudus berada di jalur patahan atau Sesar Kendeng yang masih aktif.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kudus, Budi Waluyo mengatakan, dengan guncangan gempa yang besar itu, ia meminta masyarakat untuk waspada. Terutama bagi masyarakat yang masuk di wilayah rotasi Sesar Kendeng, tepatnya di Kecamatan Undaan.
Upaya Mitigasi Gempa
©2016 Merdeka.com
Demi meminimalisir dampak yang ditimbulkan akibat gempa tersebut, BPBD Kudus mulai melakukan upaya mitigasi. Budi mengatakan pihaknya akan membuat desa tangguh bencana (Destana) di wilayah lereng Pegunungan Kendeng.
Untuk saat ini Destana di Kudus baru tersedia di tiga tempat yaitu di Desa Tergo, Menawan, dan Rahtawu. Rencananya pihak BPBD akan menambahkan lagi Destana di Desa Wonosoco dan Kesambi.
Alat Deteksi Dini
©2020 Merdeka.com/liputan6.com
Upaya mitigasi lainnya adalah pemasangan alat pendeteksi dini adanya pergeseran tanah di dua tempat, yaitu di Dusun Kambangan, Desa Menawan, dan Dukuh Semliro, Desa Rahtawu. Sebab wilayah tersebut merupakan daerah rawan terjadi longsor.
Penggunaan alat tersebut juga telah disosialisasikan oleh BPBD kepada warga sekitar. Nantinya alat tersebut akan mengeluarkan bunyi sirine yang bisa terdengar dalam radius jarak 1 kilometer.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa yang berlokasi di 7.61 LS,105.90 BT, 85 km Barat Daya di Bayah dengan kedalaman 10 km itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Baca SelengkapnyaSebagian besar daerah di Indonesia berpotensi mengalami cuaca ekstrem, berupa hujan lebat disertai petir dan angin kencang.
Baca SelengkapnyaBupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gempa susulan masih terjadi di Kepulauan Bawean, Gresik, Jawa Timur. Akibatnya, banyak warga yang enggan kembali ke rumah dan lebih memilih untuk mengungsi.
Baca SelengkapnyaGundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya cuaca ekstrem akibat adanya intervensi tiga bibit siklon tropis secara sekaligus.
Baca Selengkapnya327 warga telah dievakuasi pada gelombang ketiga Tim KRI Kakap-811 atau dari TNI Angkatan Laut. Dari jumlah itu, terdapat 192 wanita dan 135 pria.f
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
Baca SelengkapnyaJenazah alamarhum disemayamkan di Batalyon Padang untuk diserahkan kepada pihak keluarga dan dimakamkan di Provinsi Jambi.
Baca Selengkapnya