5 Mitos Tentang Menstruasi yang Populer, Ketahui Penjelasan Faktanya

Merdeka.com - Menstruasi merupakan siklus yang selalu dialami oleh wanita setiap bulannya. Dalam hal ini, setiap wanita yang mengalami menstruasi ditandai dengan keluarnya darah dari vagina. Biasanya menstruasi berlangsung selama 4 hingga 7 hari. Setelah selesai, siklus menstruasi akan terus berjalan hingga terjadi menstruasi lagi di bulan berikutnya.

Meskipun termasuk suatu hal yang normal terjadi, hingga kini masih berkembang berbagai mitos tentang menstruasi yang dipercaya oleh masyarakat. Misalnya seperti darah menstruasi dikatakan sebagai darah kotor, tidak boleh berolahraga saat menstruasi karena dapat merusak rahim, atau tidak boleh berenang bahkan mandi saat menstruasi.

Berbagai mitos tentang menstruasi ini merupakan suatu kesalahpahaman yang hingga kini masih dipercaya sebagian masyarakat. Tentu, hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Masyarakat perlu memahami berbagai pengetahuan mengenai menstruasi dengan baik. Semakin mendapat banyak pengetahuan tentang menstruasi tentu akan memberikan kemudahan bagi setiap wanita untuk memahami sistem kerja tubuhnya.

Jika Anda masih sering kali mendengar atau percaya salah satu dari berbagai mitos tentang menstruasi, maka perlu menyimak beberapa penjelasan fakta berikut. Bukan hanya untuk wanita, pria juga perlu mengetahui beberapa informasi berikut agar dapat menambah wawasan dan sudut pandang tentang menstruasi yang terjadi pada wanita.

Melansir dari beberapa sumber, berikut kami merangkum berbagai mitos tentang menstruasi dan penjelasan faktanya untuk Anda.

Darah Menstruasi Adalah Darah Kotor

medicaldaily.com

Mitos tentang menstruasi pertama yang masih berkembang hingga saat ini adalah anggapan bahwa darah menstruasi merupakan darah kotor. Faktanya, darah menstruasi memang berbeda dengan darah yang mengalir terus menerus dalam tubuh. Meskipun begitu, bukan berarti darah menstruasi adalah darah kotor.

Darah menstruasi merupakan darah dengan konsistensi yang kurang pekat dibandingkan darah yang mengalir dalam tubuh. Selain itu, darah menstruasi juga memiliki lebih sedikit sel darah dari darah biasa. Darah menstruasi juga dapat disebut sebagai sekresi vagina yang berkembang, di mana terdapat sedikit darah, jaringan rahim, lapisan lendir, dan bakteri.

Olahraga saat Menstruasi dapat Merusak Rahim

Mitos tentang menstruasi berikutnya adalah anggapan bahwa aktivitas olahraga yang dilakukan saat menstruasi dapat merusak rahim. Diketahui, mitos ini sangat berkembang di negara Meksiko, di mana masyarakatnya percaya bahwa berolahraga saat menstruasi dapat merusak rahim atau menyebabkan kemandulan.

Tentu saja mitos ini tidak benar. Melakukan aktivitas menari atau olahraga lain dikatakan masih aman. Justru dengan melakukan aktivitas olahraga dapat membantu Anda meredakan kram dan berbagai gejala lain saat menstruasi. Bukan hanya itu, olahraga juga dapat meningkatkan mood dan mengurangi perasaan lelah yang sering kali dikaitkan dengan siklus menstruasi.

Tidak Boleh Berenang atau Mandi saat Menstruasi

©Shutterstock

Tidak boleh berenang atau mandi saat menstruasi juga merupakan salah satu mitos tentang menstruasi yang banyak dipercaya masyarakat. Dikatakan, mitos ini sangat umum di negara India, Italia, dan Argentina. Perlu dipahami bahwa mandi atau berenang saat haid aman dilakukan. Ada kemungkinan mitos ini dimulai sebelum produk kebersihan kewanitaan ditemukan dan banyak digunakan.

Sehingga berkembang anggapan bahwa cairan tubuh apa pun bisa mengontaminasi kolam renang atau bak mandi, bukan hanya darah haid. Dalam hal ini, wanita dapat menggunakan tampon atau menstrual cup saat berenang sehingga masih aman dilakukan.

Menggunakan Tampon saat Masih Perawan Merusak Selaput Dara

Mitos tentang menstruasi yang masih sering disalahartikan adalah anggapan bahwa menggunakan tampon saat masih perawan merusak selaput dara. Ini merupakan mitos yang tidak terbukti kebenarannya dan masih berkembang di negara Inggris dan Amerika.

Perlu dipahami, bahwa selaput dara bukanlah jaringan datar yang menutupi seluruh lubang vagina. Dalam kebanyakan kasus, selaput dara adalah jaringan pinggiran yang berada di sekitar lubang vagina. Bahkan terdapat beberapa wanita terlahir tanpa selaput dara, sementara yang lain hanya memiliki selaput dara kecil.

Benar bahwa himen dapat robek selama hubungan seksual, aktivitas fisik, atau saat tampon dimasukkan. Tapi selaput dara tidak “pecah” dan keperawanan hanya sebatas konsep emosional.

Sehingga tidak tepat jika terjaganya selaput dara menjamin keperawanan. Mengingat terdapat beberapa wanita yang tidak memiliki selaput dara atau hanya memiliki selaput dara kecil sejak lahir.

Tidak Bisa Hamil Jika Berhubungan Seks saat Menstruasi

©Shutterstock.com/Ana Blazic Pavlovic

Mitos tentang menstruasi yang terakhir adalah berhubungan seksual saat menstruasi tidak dapat menyebabkan wanita hamil. Ini juga termasuk kesalahpahaman yang perlu dijelaskan dengan fakta. Perlu dipahami bahwa berhubungan seksual saat wanita sedang menstruasi masih memberikan kemungkinan terjadinya kehamilan.

Dalam hal ini, ovulasi dapat terjadi setelah menstruasi selesai, tetapi jika seorang wanita memiliki siklus yang tidak teratur, siklus yang pendek, atau pendarahan lebih lama dari biasanya, ada kemungkinan kesuburannya bisa tumpang tindih dengan menstruasi.

Selain itu, penelitian baru di bidang kesehatan reproduksi dan kesuburan menunjukkan bahwa sperma dapat hidup di saluran reproduksi wanita hingga sepuluh hari setelah berhubungan. Untuk wanita dengan siklus menstruasi yang lebih pendek, kemungkinan bisa terjadi hamil jika dia melakukan hubungan seks tanpa kondom di akhir periode. Penelitian juga menemukan bahwa bahkan pada wanita dengan siklus teratur, kesuburan mereka dapat sangat bervariasi dari siklus ke siklus.