3 Fakta Terbaru Kasus Pemaksaan Jilbab Siswi SMA Bantul, Ini Tindakan Sultan HB X

Merdeka.com - Kasus dugaan pemakaian jilbab terhadap salah satu siswi di SMA Negeri 1 Banguntapan berbuntut panjang. Bahkan kasus ini sudah sampai ke telinga Gubernur DIY Sri Sultan HB X.

“Harus ditindak. Saya nggak mau pelanggaran-pelanggaran seperti itu didiamkan,” kata Sultan HB X, mengutip dari ANTARA pada Jumat (5/8).

Sultan mengatakan bahwa pemaksaan pemakaian jilbab kepada siswi sekolah negeri melanggar Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 45 Tahun 2014 yang tidak boleh memaksakan atau melarang seragam sekolah dengan model pakaian khusus agama. Berikut selengkapnya:

Guru dan Kepala Sekolah Harus Ditindak

antara

Sultan mengatakan kalau dia tidak sepakat terhadap kebijakan yang justru memberikan pilihan kepada para siswa untuk pindah sekolah karena kejadian itu. Menurutnya, jika pemaksaan penggunaan jilbab terhadap siswi itu terjadi, maka yang harus ditindak adalah kepala sekolah beserta oknum guru yang bersangkutan.

“Harusnya yang ditindak itu guru atau kepala sekolah yang memang memaksa. Ini pendapat saya, silakan tim coba dilihat. Malah yang dikorbankan anaknya disuruh dipindah. Persoalannya itu salah sekolah. Jadi harus ditindak,” kata Sultan.

Menurutnya, tindakan pemaksaan menggunakan atribut keagamaan di sekolah negeri harus dihindari untuk menjaga kebhinekaan. Menurutnya, penilaian akreditasi sekolah, tidak bisa dijadikan alasan pembenaran untuk memaksa siswi memakai jilbab.

Kepala Sekolah dan Guru Dibebastugaskan Sementara

©Liputan6.com/Herman Zakharia

Atas kejadian ini, Sultan melakukan tindakan dengan membebastugaskan sementara kepala sekolah beserta tiga orang guru yang diduga terlibat dalam dugaan pemaksaan ini.

Keputusan ini dijalankan hingga nanti ada kepastian perihal rekomendasi dari tim yang dibentuk untuk menyelidiki kasus di SMAN 1 Banguntapan itu.

“Saya menunggu rekomendasi dari tim. Karena kebijakan itu ada unsur melanggar dari Peraturan Menteri Pendidikan,” kata Sri Sultan HB X, mengutip dari ANTARA.

Siswi Tetap Bersekolah

Kepala Disdikpora DIY, Didik Wadaya mengatakan, siswi yang diduga dipaksa menggunakan jilbab diberikan kesempatan untuk tetap bersekolah di SMA Negeri 1 Banguntapan atau akan ditempatkan di sekolah lain sesuai dengan formasi pada rombongan belajar demi tumbuh kembang peserta didik itu.

Didik menuturkan, kebijakan yang nantinya diambil tetap mempertimbangkan masukan dari orang tua dan psikolog pendamping dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Daerah Istimewa Yogyakarta.

“Untuk sementara jika belum memungkinkan siswa tersebut mengikuti pembelajaran tatap muka, maka pihak sekolah diharapkan untuk dapat memfasilitasi dengan pembelajaran daring,” kata Didik.