Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

28 Januari: Kelahiran TB Simatupang, Jenderal Jenius asal Sidikalang

28 Januari: Kelahiran TB Simatupang, Jenderal Jenius asal Sidikalang TB Simatupang. ©wikipedia.com

Merdeka.com - Tahi Bonar Simatupang atau TB Simatupang adalah salah seorang pahlawan nasional yang sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Pada akhir revolusi, ia menjadi Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) dan menjadi tokoh pemikir militer Indonesia.

Tepat hari ini, 28 Januari pada tahun 1920 silam, KSAP ke-2 itu lahir di Sidikalang, Sumatera Utara, sebagai anak kedua dari delapan bersaudara. Ayahnya merupakan seorang ambtenaar bernama Sutan Mangaraja Soaduan Simatupang dan ibunya bernama Mina Boru Sibutar.

Sepanjang hidupnya, TB Simatupang memberi andil besar bagi bangsa Indonesia, khususnya di dunia militer. Bahkan, ia dikenal sebagai salah satu peletak dasar Indonesia. Tak heran jika hingga hari ini namanya terus diingat dan dikenang oleh masyarakat, terutama di Sumatera Utara.

Lantas, seperti apa perjalanan hidup seorang TB Simatupang? Simak ulasannya yang merdeka.com lansir dari Historia dan Liputan6.com:

Masa Kecil TB Simatupang, Si Jenius dari Sumatera Utara

tb simatupang

©2013 Merdeka.com/Pustaka Sinar Harapan

Bonar, nama kecil Simatupang, menempuh pendidikannya di HIS Pematangsiantar dan lulus pada 1934. Setelah lulus, ia melanjutkan sekolahnya di MULP Dr. Nomensen di Tarutung pada 2937, lalu ke AMS di Salemba, Batavia dan selesai pada 1940.

Semasa kecil, Bonar sudah dikenal sebagai siswa yang jenius dan pintar. Bahkan, ia pernah beberapa kali harus berdebat dengan gurunya saat di sekolah. Tidak jarang ia menentang gurunya yang dianggap terlalu merendahkan bangsa Indonesia.

Menurut gurunya, penduduk “Hindia Belanda” tidak akan mungkin bersatu untuk mencapai kemerdekaan karena perbedaan di antara suku-suku. Mendengar pernyatan itu, Bonar menganggap gurunya telah menyebarkan mitos yang tidak benar. Hal ini yang kemudian membuktikan bahwa Bonar sejak kecil sudah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.

Awal Karier Militer TB Simatupang

Setelah lulus dari AMS Batavia, TB Simatupang memutuskan untuk mengikuti ujian akademi militer kerajaan (KMA). Pada tahun 1942, ia lulus dari KMA dan mendapatkan gelar taruna mahkota dengan mahkota perak karena dinilai berprestasi, khususnya di bidan teori. Bersama A.H. Nasution dan lex Kawilarang, ia sering mendalami buku “Tentang Perang” karya Carl von Clausewitz.

Setelah menempuh pendidikan selama 2 tahun, ia lulus sebagai perwira muda dan menjadi perwira pribumi yang direkrut Jepang. Simatupang dan beberapa temannya kemudian ditempatkan di Resimen Pertama di Indonesia dengan pangkat Calon Perwira.

Pria kelahiran 28 Januari 1920 ini, bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Ia juga turut bergerilya bersama Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman melwan pasukan Belanda yang berniat menguasai kembali bekas koloninya tersebut. Sepanjang perang kemerdekaan Indonesia, ia pun diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Perang (WAKASAP) RI pada 1948 hingga 1949.

Konflik TB Simatupang dengan Soekarno

tb simatupang

©wikipedia.com

Karier militer TB Simatupang pernah menemui jalan terjal. Pada 17 Oktober 1952, terjadi gelombang demonstrasi yang menuntut pembubaran parlemen. Sebab, DPRS dianggap terlalu ikut campur urusan internal Angkatan Perang Republik Indonesia (APRI). Hal ini berawal ketika Kolonel Bambang Soepeno menemui Presiden Soekarno dan meminta agar Kolonel Abdul Haris Nasution dicopot dari jabatannya sebagai KSAD (Kepala Staf TNI Angkatan Darat).

Di depan Soekarno, secara terang-terangan TB Simatupang menyatakan bahwa Presiden telah melakukan kesalahan besar dan sangat mendasar. Sistem Angkatan Bersenjata akan terganggu jika panglima devisi bisa dicopot, dan seterusnya. Selain itu, Simatupang juga dengan menyatakan bahwa selama ia menjabat sebagai KSAP, ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Akhir Karier Militer TB Simatupang

Pada tahun 1953, Presiden Soekarno menghapuskan jabatan KSAP, lalu pada 1954-1959, TB Simatupang diangkat sebagai Penasihat Militer di Departemen Pertahanan RI. Setelah resmi dipensiunkan dini dari dinas militer pada 21 Juli 2959, ia mengakhiri karier militernya dengan pangkat Letnan Jenderal.

Selama pensiun dari militer, ia banyak menyibukkan diri dengan membaca dan menulis buku. Selain itu, ia juga terjun ke pelayanan Gereja dan aktif memberi sumbangsih pemikiran-pemikirannya tentang peranan Gereja di dalam masyarakat. Hal ini yang kemudian ia dianggap sebagai salah seorang Jenderal yang jenius sekaligus religius.

Pada tahun 1990, TB Simatupang wafat dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sepanjang hidupnya, ia telah memberi sumbangsih besar bagi bangsa Indonesia. Atas jasa-jasa tersebut, pada tahun 2013, Presiden SBY memberikan gelar pahlawan nasional kepada TB Simatupang.

(mdk/jen)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan
Mengenang Chatib Sulaiman, Tokoh Perjuangan Kemerdekaan yang Namanya Bak Terlupakan

Tokoh perjuangan kemerdekaan asal Tanah Datar ini mulai dilupakan, bahkan namanya sendiri sudah diajukan sebagai pahlawan nasional sejak lama

Baca Selengkapnya
Kisah Raden Ario Soerjo, Gubernur Pertama Jawa Timur yang Dibunuh Secara Tragis
Kisah Raden Ario Soerjo, Gubernur Pertama Jawa Timur yang Dibunuh Secara Tragis

Tokoh penting yang pertama kali menjabat sebagai seorang Gubernur Jawa juga dinobatkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jenderal Agus Subiyanto Tanggapi Jabatan ASN Bakal Diisi TNI: Tiap Permasalahan Ada Peran TNI
Jenderal Agus Subiyanto Tanggapi Jabatan ASN Bakal Diisi TNI: Tiap Permasalahan Ada Peran TNI

Rancangan Peraturan Pemerintah yang membahas manajemen aparatur sipil negara (ASN) mendekati hasil akhir di Kemenpan-RB

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP
Sejumlah Tokoh Nasional Hadiri Pemakaman Sesepuh Jabar Solihin GP

Mantan Gubernur Jawa Barat, Letnan Jenderal (Purn) Solihin Gautama Purwanegara (GP) meninggal dunia pada Selasa (5/2).

Baca Selengkapnya
Pemulung Kaget Didatangi Jenderal Polisi, Hampir Pingsan karena Belum Makan
Pemulung Kaget Didatangi Jenderal Polisi, Hampir Pingsan karena Belum Makan

Rombongan polisi menemui pemulung dan memberikan bantuan tali asih untuk modal usaha.

Baca Selengkapnya
Tangan Jenderal Kopassus saat Dampingi Prabowo Subianto Jadi Sorotan, Gercep Singkirkan Ancaman
Tangan Jenderal Kopassus saat Dampingi Prabowo Subianto Jadi Sorotan, Gercep Singkirkan Ancaman

Aksi jenderal berdarah Kopassus ini menjadi sorotan saat mendampingi Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Kejagung Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah Rugikan Negara Rp271 T
Kejagung Periksa 6 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah Rugikan Negara Rp271 T

Kejagung periksa enam saksi terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah

Baca Selengkapnya
Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI
Sosok Dahlan Djambek, Letnan Kolonel yang Menjadi Mendagri Era Kabinet PRRI

Ia lahir dari keluarga ulama besar Minangkabau yang terjun di dunia kemiliteran hingga menjabat sebagai menteri di era PRRI.

Baca Selengkapnya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya
Jenderal Bintang Tiga Ini Ungkap Sosok Sersan Asal Papua yang Berani Bentak Dirinya

Cerita Prabowo Subianto saat masih menjadi Danjen Kopassus dan memimpin operasi penting di Papua.

Baca Selengkapnya