Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tinggalkan Desa, Mengadu Nasib di Jakarta

Tinggalkan Desa, Mengadu Nasib di Jakarta Pendatang baru di Jakarta. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Arus balik libur lebaran biasanya dimanfaat oleh pendatang baru untuk ikut sanak keluarga atau teman sekampung yang sudah lebih dahulu 'hijrah' ke Jakarta. Berbagai alasan mereka rela meninggalkan kampung halaman untuk datang ke Ibu Kota, dari sekadar ingin tahu Jakarta hingga mengadu dan memperbaiki nasibnya.

Nur, pria asal Kudus baru tiba di Jakarta siang ini, Jumat (6/5). Nur mengaku menginjakkan kaki di Jakarta untuk menjalani kehidupan barunya sebagai pekerja di perusahaan swasta. Mengenakan jaket bomber, dia turun dari bus akap di Terminal Kalideres, Jakarta Barat.

Dari raut wajahnya, Nur tampak kebingungan mencari lokasi yang akan dia tuju. Sempat bertanya ke beberapa orang, akhirnya dia mengetahui area penjemputan angkutan antar kota yang menuju kawasan Jakarta Pusat.

Dengan hangat, Nur memperkenalkan dirinya sebagai pendatang. Sembari duduk di halte, dia mengatakan kalau dirinya datang ke Jakarta ingin mengadu nasib merantau untuk mencari secercah rupiah.

"Mau ke Jakarta Utara ke rumah bule, buat persiapan kerja nanti mas, kebetulan dipanggil kerja," kata Nur saat ditemui merdeka.com di Terminal Kalideres, Jakbar, Jumat (6/5).

Dengan logat Jawa, namun yang fasih juga ketika diajak bahasa sunda terlihat ketika dia memesan secangkir kopi kepada penjual warung kaki lima yang kebetulan berlogat sunda.

"Berapaan teh kopi hidengnya?" tanya Nur.

"Goceng (lima ribu rupiah), A," jawab si penjual kopi.

Sembari membayar minuman yang dipesannya, Nur membandingkan harga kopi di Jakarta dan di kampungnya. "Di Kudus, kppi cuma Rp3 ribu. Rp2 ribu aja masih ada, tapi gak pakai gula. Mahal ya (harga kopi di sini)," bisiknya sambil tertawa.

Pria lulus UIN Bandung itu mengaku senang mendapat pekerjaan di Jakarta. Pria yang baru lulus Desember tahun lalu ini dipanggil untuk bekerja setelah lolos interview secara daring pada Maret 2022.

"Seneng mas, bisa kerja di Jakarta. Jarang-jarang kan saya yang baru lulus Desember tahun kemarin, terus bisa dipanggil kerja ke Jakarta lagi. Mulai bekerja ya bulan Mei ini," tuturnya.

Jangan Tinggalkan Ibadah

Menurut Nur, kesempatannya bekerja di Jakarta saat ini juga didukung keluarganya di Kudus. Bahkan dia sempat dinasehati sang ayah untuk serius dan semangat bekerja di Jakarta.

"Ada, katanya ayah saya dia pesennya harus semangat kerja, jangan lemah. Harus mampu bersaing, soalnya dia ngelihat kalau kerja di Jakarta yang kota gini kan berat ya," ujarnya.

Sedangkan sang ibu lebih menasihati agar tak meninggalkan ibadah. "Kalau ibu, minta ibadah jangan ditinggalin. Dia mintanya itu aja, biar gusti Allah selalu kasih pertolongan gitu," sambungnya.

Percakapan sempat terhenti, ketika dering telepon Nur berbunyi, dia terdengar mengangkat telepon dari bibinya dengan suara loudspeaker. Sambil tersenyum, ia saling bercakap-cakap dengan bibinya sembari menyeruput kopi.

"wis tekan le?" kata wanita di ujung telepon.

“Sampun bulek, Alhamdulillah, niki nunggu angkot,” jawab Nur.

“Yowis cepetan, ati-ati yo, karo sopo nunggune?” kata wanita yang disapa Bu'le oleh Nur

“Iki kalihan wartawan, lagi diwawancara bulek. hahaha,” jelas Nur.

“Loh wawancara opo? Lagi tekan Jakarta ojo macem-macem lho,” sambung Bu'le.

"Boten, ini cuman wawancara kesane piye lagi pisanan tekan Jakarta. Yowes ya bi aku tutup yo," tutur Nur.

“Oalah yowis, ati-ati yo, bulek tunggu, wassalamuallaikum,” tutup wanita tersebut.

Lekas ditutup telepon itu, Nur kembali menceritakan harapannya ketika mengadu nasib di Jakarta untuk nantinya bisa menjadi sukses. Hingga membahagiakan kedua orang tuanya di Kudus, bahkan memboyong mereka untuk main ke Jakarta.

"Semoga sukses di sini, kerjaan lancar. Syukur-syukur bisa ajak orang tua main ke Jakarta," tuturnya.

Terkait kondisi Jakarta yang masih dilanda pandemi Covid-19, Nur sudah tak merasa terlalu khawatir. Karena saat ini memang kondisi sudah lebih membaik dan terlebih dirinya telah mendapatkan vaksin dosis tiga alias booster.

"Covid, ya udah enggak khawatir lah. Udah booster juga orang kondisi juga udah kaya gini kan (lebih baik). Beda kalau tahun lalu, baru serem kalau ke Jakarta," katanya.

Menurutnya, angka covid-19 yang sudah bisa dikendalikan dengan kekuatan imun masyarakat yang semakin menguat. Nur berharap, keputusannya untuk merantau mencari secercah rupiah di Jakarta bisa berbuah manis.

30.000 Pendatang Baru

Nur mungkin adalah satu dari 30.000 warga pendatang yang diprediksi Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta datang ke Ibukota untuk mengadu nasib.

"Benar, kami memperkirakan 20.000 sampai dengan 30.000 pendatang baru," kata Kepala Dinas Dukcapil, Budi Awaludin saat dikonfirmasi, Rabu (4/5).

Kendati banyaknya angka warga pendatang nanti, lanjut Budi, pihak Dukcapil DKI belum akan melakukan operasi yustisi terhadap para pendatang ke Jakarta.

"Tidak ada operasi yustisi untuk para pendatang ke Jakarta," tuturnya.

Dia menjelaskan, tidak ada operasi yustisi bagi warga pendatang mengingat bahwa Jakarta merupakan wilayah bagian dari negara kesatuan republik Indonesia.

Artinya, imbuh Budi, seluruh warga Indonesia memiliki kesempatan sama berada di Jakarta. Karena warga pendatang baru pasca libur lebaran merupakan tren yang kerap terjadi.

Hanya saja, berdasarkan data Dinas Dukcapil, pada periode 2020-2021, jumlah warga pendatang mengalami penurunan.

"(Penurunan jumlah warga pendatang) karena pandemi Covid-19," tutupnya.

Berikut data jumlah warga urban Jakarta;Tahun 2018 151.017 orangTahun 2019 169.778 orangTahun 2020 113.814 orangTahun 2021 138.740 orang

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'

Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.

Baca Selengkapnya
Mencicipi Seduhan Kopi Besemah, Dibuat Melalui Proses Tradisional dengan Cita Rasa yang Khas
Mencicipi Seduhan Kopi Besemah, Dibuat Melalui Proses Tradisional dengan Cita Rasa yang Khas

Dulunya jenis kopi ini menjadi favorit Ratu Belanda yang diproduksi khusus dari biji kopi terbaik.

Baca Selengkapnya
Tuai Pujian, Begini Sikap Prabowo Saat Minum Kopi Waktu Kampanye di Medan 'Adabnya Luar Biasa'
Tuai Pujian, Begini Sikap Prabowo Saat Minum Kopi Waktu Kampanye di Medan 'Adabnya Luar Biasa'

Begini sikap Prabowo Subianto saat minum kopi di tengah kampanye di Medan.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
3 Cara Membuat Kopi Lebih Mudah Diminum di Pagi Hari saat Perut Kosong
3 Cara Membuat Kopi Lebih Mudah Diminum di Pagi Hari saat Perut Kosong

Minum kopi di pagi hari bisa berdampak buruk terutama pada kondisi perut kosong.

Baca Selengkapnya
7 Cara untuk Membuat Kopi Pagi Lebih Lezat dan Menyehatkan
7 Cara untuk Membuat Kopi Pagi Lebih Lezat dan Menyehatkan

Minum kopi di pagi hari sudah menjadi rutinitas bagi banyak orang. Ketahui cara untuk membuatnya menjadi lebih lezat dan menyehatkan.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915
Mengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915

Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928

Baca Selengkapnya
Kopi atau Teh di Pagi Hari? Kepribadianmu Bisa Ditebak Berdasarkan Pilihan Seduhan
Kopi atau Teh di Pagi Hari? Kepribadianmu Bisa Ditebak Berdasarkan Pilihan Seduhan

Minuman kopi dan teh sangat digemari, tetapi siapa sangka bahwa kedua minuman tersebut dapat melihat kepribadian orang.

Baca Selengkapnya
Sensasi Nongkrong di Kedai Kopi Lingkungan Istana Kepresidenan, Masuknya Harus Pakai Pakaian Rapi
Sensasi Nongkrong di Kedai Kopi Lingkungan Istana Kepresidenan, Masuknya Harus Pakai Pakaian Rapi

Pengunjung wajib menggunakan pakaian formal saat mengunjungi kedai kopi ini.

Baca Selengkapnya
Cara Membuat Tas dari Bungkus Kopi Mudah dan Bermanfaat
Cara Membuat Tas dari Bungkus Kopi Mudah dan Bermanfaat

Merdeka.com merangkum informasi tentang cara membuat tas dari bungkus kopi yang mudah dan bermanfaat.

Baca Selengkapnya