Polusi Udara dan Bahaya Serius untuk Kesehatan Masyarakat

Merdeka.com - Polusi udara kerap menjadi permasalahan di kota besar. Penyumbang polusi adalah kendaraan bermotor hingga asap pabrik.

Polusi yang ditimbulkan memang kasat mata. Tetapi jika disadari, masyarakat adalah korban serius dari polusi udara di suatu daerah.

Sejumlah penyakit bisa menjangkit akibat polusi udara. Salah satu yang paling sering ditemukan adalah asma atau iritasi bahkan peradangan pada tenggorokan. Dalam beberapa kasus, polusi juga bisa menyebabkan penyakit lebih serius.

Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sekaligus Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto mengatakan, polusi udara sudah menjadi perhatian yang serius oleh semua negara.

Dwi memaparkan setidaknya ada dua jenis sumber polusi udara yang mengintai. Berasal dari gas yang terdiri dari Carbon oxida, Sulphur oxida, Nitrogen oxida, dan Ozone. Kemudian berasal dari partikel seperti partikel emisi kendaraan di jalan raya atau proses industri.

Pada umumnya, gas yang terbentuk dari beberapa partikel dapat membuat iritasi menyebabkan peradangan dan gas yang aktif. Kondisi itu otomatis membuat oksigen berkurang.

"Sekarang ini sedang cukup ramai adalah partikel itu sendiri. Karena partikel itu bisa diemisikan dari asap yang keluar itu mengandung partikel tapi bisa juga dari suatu proses pergerakan kendaraan yang melepaskan berbagai partikel dari komponen-komponen kendaraan itu sendiri dan ini dikategorikan sebagai partikel dan ukurannya sangat kecil," jelas Dwi dalam pertemuan yang dilakukan secara daring, Kamis (19/1).

Dwi menjelaskan cara kerja partikel masuk ke tubuh manusia. Partikel memiliki bentuk ukuran yang bervariasi dari yang paling besar 10 mikro yang biasanya hanya sampai dengan zona pernapasan. Tetapi, ada pula yang ukurannya lima mikro dan bisa memasuki tenggorokan sampai paru-paru. Bila sudah tercampur dengan pembuluh darah, tentu akan membahayakan.

"Ukurannya makin kecil jadi semakin masuk ke dalam badan akan menimbulkan berbagai gangguan jadi dilihat ukurannya 10 mikron itunya zona atas fungsi paru kalau sampai di bawah 1 mikron tapi menyebabkan kanker paru-paru," ucapnya.

Dwi menyebut salah satu cara mengatasi polusi udara dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum. Terlebih saat ini di Ibu Kota Jakarta sudah memiliki beberapa kendaraan umum dengan tenaga listrik.

Dalam salah satu riset yang dikemukakan Dwi, penggunaan kendaraan listrik dapat mengurangi polusi hingga 50 persen. "Dan ketika 50 persen itu dikurangi dengan pengendalian listrik maka kita bisa melihat dampak kesehatannya," tutupnya.