Merdeka.com - Kasus kematian satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, anak perempuan dan seorang paman, di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi misteri.
Sudah dua pekan lebih sejak jenazah pertama kali ditemukan pada Kamis (10/11), polisi masih belum berhasil mengungkap penyebab kematian satu keluarga tersebut.
Kriminolog Universitas Indonesia, Josias Simon mengatakan, ada beberapa faktor yang diduga sebagai motif atau penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.
"Kalau menurut saya motifnya terakumulasi mulai dari mungkin awalnya ekonomi, makanya rumah mau dijual mobilnya. Kemudian terkait dengan motif individual misalnya ada masalah mulai terobsesi dengan tadi ya jenazah yang dianggap masih hidup. Motif adanya pembiaran itu apakah terobsesi yang masih hidup, apakah ada gangguan kejiwaan tertentu karena saking lamanya ada di situ" katanya saat dihubungi merdeka.com, Sabtu (26/11).
Dia mengungkapkan, ada kemungkinan upaya untuk menutup diri. Hal ini dapat dilihat saat pegawai koperasi datang, Dian mengatakan sang ibu masih hidup dan dianggap sedang tidur.
"Ada upaya menutupi, menutupi untuk tidak diketahui orang nah ini juga kemungkinan motif untuk menutup diri tidak kemudian tidak diketahui orang masalah mereka," ujarnya.
Saat ditanya apakah ada kemungkinan motif bunuh diri, Josias menilai, itu bisa saja terjadi. Terlebih keempat jenazah tersebut diketahui meninggal tidak dalam satu waktu.
"Dari kejadian yang cukup lama waktunya memang kita mesti lihat satu persatu karena ada 4 orang dimana yang kemudian kita lihat sebagai yang bunuh diri kemungkinan yang terakhir (meninggal). Ini mesti diidentifikasi polisi kan siapa yang melakukan siapa," jelasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Endra Zulpan, mengatakan kepolisian masih terus mengumpulkan bukti dan menggali keterangan dari saksi-saksi untuk menemukan benang merah dalam kasus ini. Kepolisian sangat berhati-hati mengungkap kasus ini karena tidak ingin kemudian hari apa yang kerjakan penyidik justru tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.
"Kita belum dapat menduga ya, karena ini kita utamakan Scientific Crime Investigation (SCI). Jadi, artinya harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, penyebab kematian tersebut," kata Zulpan, Minggu (20/11).
Banyak hal akan didalami kepolisian untuk membuat kematian misterius sekeluarga ini menjadi terang benderang. Salah satunya dengan melibatkan tim labfor yang akan meneliti zat-zat yang ada di tubuh korban.
"Kemudian kimia labfor, kemudian kedokteran forensik, physical forensik. Karena ini menyangkut zat-zat yang ditemukan dalam tubuh yang harus diketahui secara sains secara ilmiah. Apa yang menyebabkan meninggal keempat orang tersebut dengan posisi tempat yang berbeda-beda ini," jelas dia.
Advertisement
Titik terang sebenarnya sedikit mulai terlihat. Meski belum bisa membuat satu kesimpulan utuh. Hal itu didapat setelah kepolisian memeriksa seorang pegawai simpan pinjam yang sempat ingin menerima gadai rumah yang kini menjadi saksi bisu kematian empat orang tersebut pada Mei 2022 silam.
Pegawai itu sempat datang bersama rekannya. Sejak pintu gerbang, dia sudah mencium bau menyengat. Tetapi oleh korban Budiyanto disebut berasal dari bau got.
Saksi juga sempat masuk ke dalam rumah dan bertemu korban Margareth yang ternyata sudah menjadi mayat. Tetapi oleh korban Dian, ibunya disebut belum mati, hanya tidur. Dia coba meyakinkan dengan mengatakan masih memberikan ibunya susu dan menyisir rambut.
"Oh ibu saya belum meninggal ini disisir rambutnya rontok, setiap hari minum susu' tapi keluar sambil nangis. Foto fotonya ada, posisi dia sambil nangis," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi menirukan ucapan Dian kepada salah satu saksi saat jumpa pers di kantornya, Senin (21/11).
Bahkan informasi lainnya yang diperoleh, ada permintaan dari penghuni rumah pada 4 Oktober lalu, agar petugas PLN memutus jaringan listrik di rumah tersebut.
"Di dalam masih ada penghuni di rumah. Saat kita datang semua bohlam sudah dicopot. Ada kapur barus dan sebagainya, ada sampah tidak terbuang. Kira-kira ini yang akan diteliti yang akan diteliti oleh psikologi forensik. apa kira-kira maksud daripada para penghuni ini tetap di dalam rumah dan justru minta dimatikan listrik, mencabut bohlam dan sebagainya," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (21/11).
Satu per satu keterangan dan temuan di lokasi coba dirangkai kepolisian. Harapannya akan menjadi benang merah yang membuat kasus ini terang benderang.
"Proses penyelidikan kami ini memang bergerak berkesinambungan dan perlu kehati-hatian. Karena memang ini teka teki yang cukup rumit yang harus kami pecahkan," tegas Hengki.
Namun demikian, Hengki tetap optimis. Dibantu tim forensik dan kerja sama para saksi, akan membawa pada kesimpulan utuh terkait sebab kematian sekeluarga di Kalideres.
Untuk dapat mengungkap penyebab kematian satu keluarga berjumlah empat orang di Kalideres, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu. Salah satunya, dengan melakukan penelitian terkait hasil autopsi jenazah tersebut.
Kombes Hengki Ariyadi mengatakan, dari hasil autopsi tersebut ditemukan adanya feses atau tinja. Namun, tidak disebutkan dari jenazah siapa feses tersebut ditemukan.
"Kita butuh kehati-hatian, sebagai contoh ya kemarin berdasarkan keterangan dari kedokteran forensik kita menemukan feses," kata Hengki kepada wartawan, Kamis (24/11).
Sehingga, untuk feses tersebut saat ini masih sedang dilakukan penelitian di laboratorium. Karena, hal ini untuk mengetahui mengandung apa feses tersebut.
"Feses ini kita harus teliti di laboratorium Ini mengandung apa harus kita teliti lagi. Apakah arti dari pada temuan autopsi itu nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap ataupun justru mematahkan praduga selama ini kita tidak tahu," ujarnya.
Reporter Magang: Syifa Hanifah [fik]
Baca juga:
Fakta Baru Kasus Kematian Keluarga di Kalideres, Anak Meninggal Terakhir
Sulitnya Ungkap Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres, Feses Korban Diteliti di Lab
Kasus Kalideres: Adik Ipar Jual Semua Perabotan, Diletakkan di Luar Rumah
Polisi Dalami Dugaan Keluarga Tewas di Kalideres Sengaja Berhenti Makan
Tak Lapor Ada Mayat di Rumah Kalideres, Saksi Bisa Dipidana?
Dua Jasad Keluarga di Kalideres Alami Mumifikasi, Ini Maksudnya
Advertisement
Doktrin Dukun Aki: Para TKW Dilarang Beri Tahu Keluarga Saat Pulang ke Tanah Air
Sekitar 1 Jam yang laluCerita di Balik Upaya Heru Bebaskan Lahan Sodetan Ciliwung Berujung Pujian Jokowi
Sekitar 2 Jam yang laluSekejap Bergoyang di Skywalk Kebayoran Lama
Sekitar 16 Jam yang laluKapolda Metro Pamer Street Race Tekan Aksi Balap Liar: Bisa Edukasi Penghobi Motor
Sekitar 18 Jam yang laluTarget Angkut 70 Ribu Penumpang Per Hari, Begini Strategi Dilakukan MRT Jakarta
Sekitar 19 Jam yang laluPemprov DKI Akui Keuangan Jakpro Sedang 'Sakit'
Sekitar 20 Jam yang laluHampir Dua Pekan, Bocah Terakhir yang Hanyut Ditemukan Tak Bernyawa
Sekitar 20 Jam yang laluStudi Banding Ke Kosta Rika & Panama, Pemprov DKI Belajar Kelola Air Bersih
Sekitar 22 Jam yang laluPemprov DKI Akui Skywalk Kebayoran Lama Bergoyang Usai Diresmikan, Ini Solusinya
Sekitar 22 Jam yang laluPintu Air Pasar Ikan Siaga 2, Sembilan Wilayah Ini Siap-Siap Banjir
Sekitar 1 Hari yang laluSeperti Mahasiswa UI, 5 Korban Kecelakaan Ini Malah Dijadikan Tersangka oleh Polisi
Sekitar 1 Hari yang laluKronologi Mahasiswa UI Ditabrak Pensiunan Polri Versi Polisi dan Kuasa Hukum
Sekitar 1 Hari yang laluBangun MCK Komunal, Pj Gubernur DKI Minta Wali Kota Gunakan CSR
Sekitar 1 Hari yang laluBayi 1 Tahun Tewas Dianiaya Pacar Ibu Kandung
Sekitar 1 Hari yang laluJenderal Bintang 1 Polri Ngakak sama Aksi Tiga Bintara, Ada Bisa Tiru Suara MotoGP
Sekitar 1 Jam yang laluSelain TNI, 3 Polisi Jadi Korban Jembatan Putus di Sungai Digul Papua
Sekitar 14 Jam yang laluKecelakaan Mahasiswi di Cianjur, Ini Kesaksian Istri Polisi Penumpang Mobil Audi
Sekitar 15 Jam yang laluDiduga Tabrak Mahasiswi dan Gunakan Pelat Palsu, Sopir Audi akan Diperiksa Polisi
Sekitar 16 Jam yang laluJaksa Patahkan Pleidoi Ferdy Sambo, Minta Hakim Jatuhkan Vonis Sesuai Tuntutan
Sekitar 1 Jam yang laluJeritan Prajurit Pangkat Terendah Sadar Diperalat Jenderal
Sekitar 2 Jam yang laluMasa Penahanan Ferdy Sambo Cs Diperpanjang Selama 30 Hari
Sekitar 13 Jam yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluJaksa Patahkan Pleidoi Ferdy Sambo, Minta Hakim Jatuhkan Vonis Sesuai Tuntutan
Sekitar 1 Jam yang laluJeritan Prajurit Pangkat Terendah Sadar Diperalat Jenderal
Sekitar 2 Jam yang laluMasa Penahanan Ferdy Sambo Cs Diperpanjang Selama 30 Hari
Sekitar 13 Jam yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluJeritan Prajurit Pangkat Terendah Sadar Diperalat Jenderal
Sekitar 2 Jam yang laluMasa Penahanan Ferdy Sambo Cs Diperpanjang Selama 30 Hari
Sekitar 13 Jam yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 3 Hari yang lalu5 Juta Dosis Vaksin IndoVac Sudah Disebar ke Masyarakat, 2 Juta Sudah Disuntikkan
Sekitar 4 Hari yang laluDuel Antarlini Madura United vs Persebaya: Tuan Rumah Limbung, Kesempatan Bajul Ijo Merajalela?
Sekitar 1 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen NegaraMoch N. Kurniawan
Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami