Hingga Siang, Polisi Belum Lihat Demonstran 'Jokowi End Game' di Jakarta
Merdeka.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, hingga siang ini belum ada potensi kerumunan massa aksi 'Jokowi End Game' di Jakarta. Menurut dia, polisi akan tetap mengamankan situasi dan mengantisipasi setiap adanya potensi kerumunan massa pelanggar protokol kesehatan (prokes).
"Sampai saat ini belum ada aksi sama sekali. Tapi kalau tetap ada yang bandel, kita persuasif humanis kira sampaikan kembali hindari kerumunan," kata Yusri saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (24/7).
Yusri masih meyakini, informasi aski yang disebar melalui pamflet dan beredar luas melalui media sosial terkait aksi yang menentang perpanjangan PPKM Darurat tersebut adalah hoaks. Dia pun menyatakan polisi akan mencari siapa sosok penyebar informasi bohong tersebut.
"Jadi banyak hoaks yang beredar, kami cari (penyebarnya)," jelas dia.
Sebelumnya, Yusri juga telah mengimbau kepada para komunitas ojek online alias ojol, pedagang kaki lima, mahasiswa dan aliansi masyarakat untuk tidak menimbulkan kerumunan di tengah pandemi. Permintaan ini dinyatakan Yusri, usai ramainya ajakan turun berunjuk rasa pada Sabtu 24 Juli 2021, untuk menolak perpanjangan PPKM Darurat untuk kali ketiga.
"Silakan kalau mau menyampaikan pendapat datang ke Polda Metro akan kita terima. Secara bijak untuk kita bisa hindari kerumunan supaya jangan jadi klaster lagi," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Jumat 23 Juli 2021.
Yusri mengingatkan, kepada siapa pun yang ingin berdemonstrasi untuk tidak egois dan melihat kondisi pandemi Covid-19 yang belum terkendali. Dia meminta kepada mereka untuk melihat kapasitas rumah sakit dan sulitnya tanah kuburan untuk menolong nyawa para pasien Covid-19.
"Lihat rumah sakit kuburan udah penuh. Apa mau diperpanjang lagi PPKM ini. Sementara masyarakat mengharapkan supaya bisa relaksasi," kata dia.
Sebelumnya beredar ajakan aksi bertajuk 'Jokowi End Game'. Aksi turun ke jalan ini disebut akan menggelar long march mulai dari Glodok sampai di titik kumpul Istana Negara. Salah satu tuntutannya adalah meminta Presiden Jokowi mundur karena tidak mampu menangani pandemi Covid-19.
Reporter: M Radityo Priyasmoro
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Latif pun telah menyiapkan personelnya untuk mulai memantau pergerakan mobilitas para pemudik sejak siang ini.
Baca SelengkapnyaTerkait pemindahan ASN ke IKN, Jokowi mengatakan hal tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Baca SelengkapnyaPencoblosan Pemilu 2024 dilakukan pada Rabu, 14 Februari kemarin.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Belum diketahui apa pembicaraan antara Surya dengan Jokowi dalam pertemuan itu.
Baca SelengkapnyaIstana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto telah mengeluarkan maklumat melarang sejumlah kegiatan masyarakat.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca SelengkapnyaGaung perubahan menimbulkan pertanyaan, sebab selama ini PDI Perjuangan selalu membawa pesan keberlanjutan yang sering dikaitkan dengan motto Presiden Jokowi.
Baca Selengkapnya