Cerita Muawanah cuma Bisa Berdoa saat Banjir Nyaris 'Mencekik Napas' di Bidara Cina
Merdeka.com - Hujan tak henti-hentinya mengguyur DKI Jakarta dari Selasa malam 31 Desember 2019 hingga Rabu 1 January 2020. Air Kali Ciliwung meluber menggenangi sebagian pemukiman di Kelurahan Bidara Cina.
Kediaman pasangan Muawanah (34) dan Abdul Gofur (37) menjadi salah satu rumah yang terkena banjir. Dia tinggal di Jalan Ujung Lekong RT 09, RW 07 Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara Jakarta Timur.
Rabu pagi sekira pukul 02.00 WIB air perlahan-lahan masuk ke rumah dari ketinggian air 80 centimeter hingga 1,5 meter pada pukul 22.00 WIB.
Muawanah yang saat itu sedang berada di lantai satu bersama suami dan anaknya Ahmad Alfi (5) serta Ana Surohman (3) bergegas mencari tempat yang lebih tinggi. Rasa khawatir dan takut tak dapat Muawanah sembunyikan.
Muawanah sempat mengusulkan suami untuk beranjak meninggalkan rumah. Namun, suami menguatkan bahwa banjir akan surut.
"Suami bilang ini baru pertama banjir gak bakal gede. Jadi kita tidak usah keluar," tutur Muawanah menirukan suara suami.
Prediksi suami Muawanah meleset, semakin malam genangan air. Bahaya tenggelam di depan mata. Bayangkan betisnya sudah terendam. Padahal posisinya berada lantai dua. Ia berdiri sambil menggendong anaknya yang masih balita.
Kala itu, terucap di bibir malam ini menjadi yang terakhir melihat alam semesta.
"Saya kejebak dari malam Kamis sampai Subuh. Saya dalam hati bergumam, 'aduh aku mau meninggal nih'," ucap Muawanah.
Tubuhnya menggigil. Rasa lapar terus menguntit. Tapi apa daya, yang bisa dilakukannya hanyalah memanjatkan doa kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah keadaan yang sangat menyiksa. Bagi Muawanah, rasanya ia tak pernah berada dalam situasi yang serba sulit dan mencemaskan seperti ini.
"Seharian makan cuma sekali waktu jam 11 pagi saja. Dalam keadaan lapar Saya terus gendong anak paling kecil. Anak yang pertama sudah nangis karena kakinya kedinginan," ujar dia.
Suami menghubungi adik iparnya yang berada di posko pengungsian. Ia meminta dipanggilkan Tim SAR ke rumahnya. Akhirnya, pada Kamis pagi Muanawah dan keluarganya berhasil dievakuasi.
Muanawah kini mengungsi sementara di Kelurahan Bidara Cina, ia tinggal bersama 439 pengungsi lainnya.
"Kami ada mendirikan delapan posko. Tiap posko setidaknya didiami puluhan orang hingga ratusan orang," kata Aya Petugas Kampung Siaga Bencana dan PKk Kelurahan Bidakara Cina, Jumat (3/1/2020).
Aya mengatakan, saat ini jumlah pengungsi terus berkurang. Rata-rata para pengungsi sudah pulang ke rumahnya masing-masing.
"Yang tinggal di sini mungkin yang rumahnya masih banyak lumpuh," tutup dia.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata ia pernah mengalami kisah-kisah pilu dan menyayat hati, terlebih ketika ia harus menerima kenyataan bahwa sang ayah harus berpulang ke pangkuan Tuhan.
Baca SelengkapnyaDinding kayu seadanya hingga sumber air yang jauh dari layak.
Baca SelengkapnyaTak dikenali orang tuanya usai lima tahun merantau, momen wanita mudik diam-diam ini justru bikin ngakak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tidak ada salahnya untuk membaca cerita dewasa lucu yang bikin ngakak di kala waktu senggang.
Baca SelengkapnyaCak Imin berziarah ke makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaTidak menggunakan jeruk nipis, cumi dapat dicuci bersih dan tidak lagi mengeluarkan bau amis. Ini caranya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria belum lama ini berziarah ke makam istrinya. Bukan hanya memanjatkan doa, pria itu juga menyempatkan untuk curhat. Isinya begitu menyayat hati.
Baca SelengkapnyaTernyata, memotret orang lain yang sedang tertidur diam-diam sebagai bahan lucu-lucuan bisa dipidana sampai 12 tahun.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi 7 cerita lucu yang bikin ngakak dan cocok untuk cairkan suasana.
Baca Selengkapnya