Sejarah 16 Februari 2001: Peresmian Gorontalo Sebagai Provinsi ke-32
Merdeka.com - Provinsi Gorontalo merupakan daerah yang berada di Pulau Sulawesi. Hari kelahiran dari kota ini diperingati setiap tanggal 5 Desember. Namun sebelumnya, hari kelahiran Provinsi Gorontalo diperingati setiap tanggal 16 Februari.
Provinsi Gorontalo terletak pada Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian barat Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah dari provinsi ini sekitar 12.435,00 km², dengan jumlah penduduk sebanyak 1.166.142 jiwa (2018) dan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0.91%.
Dilansir dari ppid.gorontalokota.go.id, Kota Gorontalo merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara sebelum dibentuk menjadi Provinsi Gorontalo. Gorontalo merupakan sebuah Kotapraja yang secara resmi berdiri sejak tanggal 20 Mei 1960, yang kemudian berubah menjadi Kotamadya Gorontalo pada tahun 1965. Nama Kotamadya Gorontalo ini tetap dipakai hingga pada tahun 1999.
Selanjutnya, sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, istilah Kotamadya sudah tidak dipakai lagi, dan digantikan dengan Kota. Oleh karena itu, Gorontalo pun ikut menyesuaikan namanya sehingga menjadi Kota Gorontalo hingga sekarang.
Peresmian Provinsi Gorontalo
Dikutip dari egindo.co, Provinsi Gorontalo merupakan provinsi ke-32 di Indonesia. Provinsi Gorontalo secara resmi disahkan pemerintah pada tanggal 22 Desember tahun 2000 setelah melalui penetapan sidang paripurna DPR RI pada tanggal 5 Desember 2000.
Namun sejak awal dibentuk hingga tahun 2015, hari kelahiran Provinsi Gorontalo diperingati setiap tanggal 16 Februari. Hal ini bersamaan dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai pejabat Gubernur pertama pada tanggal 16 Februari tahun 2001. Pada hari tersebut Gorontalo diresmikan menjadi provinsi oleh Menteri Dalam Negeri Soerjadi Soedirdja.
Namun, setelah melewati perdebatan panjang, Pemerintah Provinsi Gorontalo pun akhirnya resmi mengubah Hari Ulang Tahun Provinsi Gorontalo yang semula diperingati setiap tanggal 16 Februari, menjadi tanggal 5 Desember. Hal ini juga telah disetujui oleh DPRD Provinsi Gorontalo pada sidang paripurna tanggal 19 Agustus 2015.
Sejarah Gorontalo
Dilansir dari liputan6.com, dalam satu hikayat mengisahkan bahwa daerah yang dikenal dengan istilah 'Semenanjung Gorontalo' berasal dari sebuah pulau kecil. Lama-kelamaan, air laut yang ada di sekitar pulau tersebut surut hingga muncul tiga gunung, yang salah satunya adalah Gunung Tilongkabila.
Lembah yang terdapat di sebelah selatan Gunung Tilongkabila juga tercatat dalam sejarah sebagai wilayah yang bernama Hulontalangi, yang kemudian dikenal sebagai daerah Hulontalo atau Gorontalo, yang merupakan cikal bakal dari wilayah Kota Gorontalo.
Gorontalo sendiri berasal dari kata Hulontalo, yang berasal dari kata dasar Hulontalangi, yaitu sebuah nama salah satu Kerajaan di Gorontalo. Hulontalangi sendiri memiliki makna lembah mulia. Hulontalangi juga dimaknai sebagai daratan yang tergenang.
Selain itu, terdapat beberapa catatan sejarah mengenai asal muasal nama Gorontalo, di antaranya berasal dari kata Huidu Totolu, yang bermakna tiga gunung. Kemudian kata Pogulatalo yang bermakna tempat menunggu. Kata Pogulatalo lambat laun berubah dalam ucapan masyarakat menjadi Hulatalo.
Selain itu, Gorontalo juga berasal dari kata Hulontalo. Namun, karena kesulitan dalam pengucapannya maka para penjajah Belanda menyebut Hulontalo menjadi Gorontalo.
Julukan Gorontalo
Gorontalo memiliki banyak julukan, yang di antaranya yaitu Bumi Serambi Madinah, Provinsi Karawo, The Hidden Paradise, Gerbang Utara Indonesia, Lumbung Jagung Nusantara, Bumi Para Sastrawan, dan Tanah Para Sultan.
Namun, julukan Bumi Serambi Madinah mungkin menjadi julukan yang sangat melekat pada provinsi ini karena masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam. Bahkan Gorontalo memiliki semboyan yang berbunyi, "Aadati hula-hula to Sara', Sara' hula-hula to Kuru'ani (Adat bersendikan Syara', Syara' bersendikan Al-Quran)".
Selain itu, Gorontalo juga dikenal dengan empat falsafah lainnya, antara lain: Mohuyula (Bahu membahu atau Bergotong royong); Mopotuwawu Kalibi, Kauli, wawu Pi'ili (Menyatukan Hati, Perkataan, dan Perbuatan); Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potombulu (Jasad membela tanah air, Jiwa dipertaruhkan, Harta bagi kemaslahatan orang banyak); dan Lo Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Bo'odila Polusia Hilawo (Pemimpin itu penuh dengan Kewibawaan, Maka tidaklah dirinya Sewenang-wenang).
(mdk/ank)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hari Persandian Nasional adalah peringatan yang diadakan setiap tanggal 4 April di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanjir tersebut terjadi akibat hujan deras yang masih mengguyur wilayah Kota Gorontalo sejak pukul 14.00 WITA.
Baca SelengkapnyaAlasan mengapa bulan Februari lebih pendek dibandingkan bulan-bulan lainnya adalah karena sejarah cara mengukur dan membagi tahun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hari libur Februari 2024 ada empat. Catat tanggalnya!
Baca SelengkapnyaTanggal dan kota yang dikategorikan berdasarkan tanggal paling awal hingga mendekati jadwal di Indonesia, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaHari Pertahanan Sipil memiliki sejarah yang terkait erat dengan perkembangan politik dan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaPangeran Diponegoro wafat pada tanggal 8 Januari 1855 di Makassar, Sulawesi.
Baca SelengkapnyaSuku Batak tidak hanya memilik kalender kuno yang digunakan oleh leluhur.
Baca SelengkapnyaHari Kesetiakawanan Sosial Nasional diperingati setiap tanggal 20 Desember.
Baca Selengkapnya