Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah 13 Juni 1964: Konfrontasi Antara Indonesia dan Malaysia

Sejarah 13 Juni 1964: Konfrontasi Antara Indonesia dan Malaysia Sejarah 13 Juni 1964: Konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia. liputan6.com

Merdeka.com - Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah peristiwa perang yang disebabkan persengketaan wilayah dan penolakan penggabungan wilayah Sabah, Brunei, dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1966.

Perang ini diawali dari keinginan Federasi Malaya, atau lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu, yang ingin menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak ke dalam Federasi Malaysia. Namun, keinginan pihak Malaysia ini diketahui tidak sesuai dengan Persetujuan Manila.

Oleh karenanya, keinginan Federasi Malaysia tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno, yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia, yang sekarang dikenal sebagai Malaysia, sebagai "boneka Inggris" merupakan kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru serta dukungan terhadap berbagai gangguan keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Latar Belakang

Mengutip dari id.wikipedia.org, sebagai bagian dari penarikan dari koloninya di Asia Tenggara, Inggris mencoba menggabungkan koloninya yang berada di Kalimantan dengan Semenanjung Malaya, Federasi Malaya dengan membentuk Federasi Malaysia. Namun, rencana ini ditentang oleh Presiden Sukarno yang berpendapat bahwa konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan ini, sehingga dapat mengancam kemerdekaan Indonesia.

Akibat dari penentangan ini, demonstrasi anti-Indonesia pun muncul di Kuala Lumpur dan berlangsung pada 17 September 1963. Para demonstran yang marah terhadap Presiden Sukarno karena melancarkan konfrontasi terhadap Malaysia dan juga karena serangan pasukan militer tidak resmi Indonesia terhadap Malaysia. Hal ini mengikuti dengan pengumuman Menteri Luar Negeri Indonesia Soebandrio bahwa Indonesia mengambil sikap bermusuhan terhadap Malaysia pada 20 Januari 1963.

Sukarno pun murka dan mengutuk tindakan demonstrasi anti-Indonesia, di mana para demonstran menginjak-injak lambang negara Indonesia, dan ingin melakukan balas dendam dengan melancarkan gerakan yang sampai saat ini dikenal dengan nama Ganyang Malaysia.

Kemudian Sukarno memproklamirkan gerakan Ganyang Malaysia dengan pidato berapi-api yang sangat bersejarah berikut:

Kalau kita lapar itu biasa

Kalau kita malu itu djuga biasa

Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang adjar!

Kerahkan pasukan ke Kalimantan, kita hadjar tjetjunguk Malayan itu!

Pukul dan sikat djangan sampai tanah dan udara kita diindjak-indjak oleh Malaysian keparat itu

Doakan aku, aku bakal berangkat ke medan djuang sebagai patriot Bangsa, sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang enggan diindjak-indjak harga dirinja

Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini kita akan membalas perlakuan ini dan kita tundjukkan bahwa kita masih memiliki gigi dan tulang jang kuat dan kita djuga masih memiliki martabat

Yoo...ayoo... kita... Ganjang...

Ganjang... Malaysia

Ganjang... Malaysia

Bulatkan tekad

Semangat kita badja

Peluru kita banjak

Njawa kita banjak

Bila perlu satu-satu!

Pecahnya Peperangan

Pada 27 Juli 1964, Sukarno mengumumkan bahwa dia akan meng-"ganyang Malaysia". Pada 16 Agustus, pasukan dari Rejimen Askar Melayu DiRaja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan Indonesia. Ketegangan berkembang di kedua belah pihak.

Dua hari kemudian para perusuh membakar kedutaan Britania di Jakarta. Ratusan perusuh merebut kedutaan Singapura di Jakarta, dan juga rumah diplomat Singapura. Di Malaysia, agen dari Indonesia ditangkap dan massa menyerang kedutaan Indonesia di Kuala Lumpur. Perbatasan di Kalimantan pun tak lepas dari peperangan.

Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah pasukan Inggris dan Australia, terutama pasukan khusus Special Air Service (SAS). Tercatat pasukan tewas di pihak Indonesia sekitar 2000 pasukan dan dari pihak Inggris/Australia (SAS) sekitar 200 pasukan setelah bertempur di belantara Kalimantan.

Pada 17 Agustus, pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk pasukan gerilya. Pada 2 September 1964 pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor. Pada 29 Oktober, 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja dan Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.

Pada pertengahan 1965, Indonesia mulai menggunakan pasukan resminya. Pada 1 Juli 1965, militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.

Akhir Peperangan

Menjelang akhir 1965, Jenderal Soeharto saat itu memegang kekuasaan di Indonesia setelah adanya Gerakan 30 September yang terkenal. Karena adanya konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia berkurang, dan peperangan pun mereda.

Pada 28 Mei 1966, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara melalui konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan keberatan Sukarno.

(mdk/ank)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemenang Pemilu Tahun 1955, Berikut Sejarahnya

Pemilu 1955 di Indonesia merupakan salah satu tonggak sejarah penting dalam proses demokratisasi dan konsolidasi negara setelah merdeka pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya

Isi Perjanjian Kalijati 1942, Berikut Sejarah Lengkapnya

Perjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Peristiwa 1 April 1945: Perang Okinawa Bergejolak, Termasuk Pertempuran Paling Berdarah dalam Sejarah

Peristiwa 1 April 1945: Perang Okinawa Bergejolak, Termasuk Pertempuran Paling Berdarah dalam Sejarah

Pertempuran Okinawa adalah salah satu konflik terbesar yang terjadi pada masa Perang Dunia II di wilayah Pasifik.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik

Tak Lagi Jadi Ekskul Wajib, Ini Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia yang Sempat Jadi Polemik

Keberadaan organisasi kepanduan di Indonesia sudah lahir sejak tahun 1912

Baca Selengkapnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya
Sejarah Konflik Bangladesh, Bermula dari Pembagian Wilayah India

Sejarah Konflik Bangladesh, Bermula dari Pembagian Wilayah India

Kelahiran negara Pakistan adalah awal mula konflik Bangladesh ini.

Baca Selengkapnya
17 April Memperingati Hari Sirkus Sedunia, Kenali Sejarahnya

17 April Memperingati Hari Sirkus Sedunia, Kenali Sejarahnya

Hari Sirkus Sedunia adalah perayaan internasional yang didedikasikan untuk menghormati dan mengapresiasi seni pertunjukan sirkus.

Baca Selengkapnya