Menelusuri Sejarah Sumur Bandung, Lokasi yang Tercipta dari Tancapan Tongkat Bupati
Merdeka.com - Jika mendengar istilah Sumur Bandung tentu kita langsung teringat sebuah kecamatan wilayah kota kembang tersebut. Namun ternyata, Sumur Bandung merupakan sebuah warisan sejarah yang memang benar adanya.
Seperti diketahui, di Kota Bandung terdapat dua buah sumur yang disebutkan melegenda dan berada tak jauh dari bibir sungai Cikapundung. Konon ke dua sumur tersebut juga sisa peninggalan masa lampau yang jadi tonggak berdirinya dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut.
Sumur pertama keadaannya cukup terawat, dengan lokasi yang saat ini berada di dalam bangunan gedung PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten, Jalan Asia Afrika dan yang kedua berada di lahan bekas Palaguna Alun-alun Kota Bandung.
Bekas Tancapan Tongkat Bupati
Seperti dilansir dari humas.bandung.go.id, dikatakan jika sumur-sumur tersebut merupakan sisa dari tancapan tongkat yang dibawa oleh Bupati Bandung R.A.A Wiranatakusumah II yang ketika itu tengah beristirahat.
Disebutkan bahwa dalam perjalanan bupati sedang mencari ibu kota baru dan menyempatkan diri untuk beristirahat sejenak.
“Saat itu rombongan bupati serta para penggiringnya tengah menyusuri Sungai Cikapundung guna mencari tempat yang pantas untuk mendirikan pusat kota. Ketika bupati menancapkan tongkat kemudian ditarik kembali munculah air, kemdian lokasi tersebut selanjutnya dibuat sumur yang kelak disebut Sumur Bandung,” seperti tertulis di situsbudaya.id.
Namun terdapat pula versi lain yang menyebut jika sumur Bandung merupakan bekas tancapan nyere (lidi) dari Wiranatakusumah.
Digunakan untuk Pembangunan Kota Bandung
Terbentuknya sumur tersebut di masa lalu lantas dimanfaatkan masyarakat untuk membantu proses pembangunan dari gedung-gedung yang pada awal pendirian kota berjuluk Paris van Java tersebut.
Selain itu, terdapat informasi lain yang menyebut jika sumur Bandung langsung tercipta dalam satu malam dan begitu berperan bagi kebutuhan air untuk masyarakat di sana.
Bentuk Penghormatan Kepada Ibu Negara di Bandung
Tak hanya sampai di situ, dalam cerita yang termuat di situs wisatabdg.com, sumur-sumur bandung tersebut merupakan lambang penghormatan kepada sang istri raja yang berkuasa yang kala itu disebut Ibu Negara.
Dahulu, Ibu Negara yang dimaksud adalah Nyi Kentring Manik Mayang Sunda yang merupakan istri dari Prabu Siliwangi versi filologi Carita Parahiyangan sarga 3, Karya Tim Pimpinan Pangeran Wangsakerta, Atja & Edi S. Ekadjati (1989).
Akan Jadi Tujuan Wisata
©2020 Humas Kota Bandung/Editorial Merdeka.com
Sementara itu kabar terakhir yang diperoleh dikatakan bahwa salah satu sumur Bandung yang terletak di lahan bekas Palaguna Alun-alun Kota Bandung tersebut akan direvitalisasi menjadi sebuah destinasi wisata baru di Kota Bandung.
Menurut Wakil Wali kota Bandung, Yana Mulyana revitasasi tersebut merupakan bentuk pengenalan sejarah mengingat nilai historisnya yang cukup tinggi bagi peradaban di kota tersebut.
Pihaknya bersama PT Jaswita Jabar dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung ke depannya akan menjadikan destinasi tersebut sebagai wisata outdoor yang aman di masa pandemi Covid-19.
"Mudah-mudahan sumur ini bisa menjadi tujuan wisata. Karena memang memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi untuk Kota Bandung, Pemkot Bandung dan pihak terkait akan mengaktivasi sebagai tujuan dari wisata outdoor. Insyaallah aman meski di tengah pandemi," kata Yana beberapa waktu lalu.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.
Baca SelengkapnyaMengenal Sekura, Tradisi Masyarakat Lampung Rayakan Lebaran dengan Sukacita
Topeng-topeng ini sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten ketika menguasai wilayah Sumatra.
Baca SelengkapnyaMengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
Salah satu masyarakat asli Sumatra Timur yang kesehariannya hidup di perairan ini berperan dalam melestarikan kehidupan bahari.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Daya Tarik Situ Datar Pangalengan untuk Liburan Akhir Tahun, Ngadem di Pinggir Danau yang Dikelilingi Kebun Teh
Suasana syahdunya dijamin mampu melengkapi suasana libur akhir tahun di Bandung.
Baca SelengkapnyaMenguak Situs Batu Megalitik Pasemah, Lanskap Peradaban Sumatra Selatan di Lereng Gunung Dempo
Kepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaKabupaten Bandung dan Sumedang Diterjang Puting Beliung, Sejumlah Bangunan Rusak dan Warga Terluka
Puting beliung menerjang wilayah Kabupaten Bandung dan Sumedang, Rabu (21/2). Sejumlah rumah rusak serta belasan warga terluka akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaSyahdunya Jalan-jalan Malam di Jalan Braga Bandung, dari Menilik Indahnya Bangunan Peninggalan Belanda sampai Nikmati Bacang
Berkunjung ke Jalan Braga tak afdol jika tidak menikmati keindahan arsitektur gedung dan menikmati bacang panas.
Baca SelengkapnyaMenelusuri Sejarah Jembatan Tertua di Pulau Sumatra, Diresmikan oleh Wapres RI Pertama
Jembatan yang satu ini konon menjadi jembatan tertua yang ada di Pulau Sumatera.
Baca SelengkapnyaSejarah Orang-orang Jawa Imigrasi ke Pulau Sumatera, Bekerja Jadi Buruh Tani Milik Belanda
Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas.
Baca Selengkapnya