Makna Lagu Gundul-Gundul Pacul, Jadi Nasihat bagi Pemimpin

Kamis, 26 Januari 2023 18:27 Reporter : Andre Kurniawan
Makna Lagu Gundul-Gundul Pacul, Jadi Nasihat bagi Pemimpin Lagu Gundul-Gundul Pacul. ©YouTube/Solite Kids

Merdeka.com - Anda mungkin sudah tak asing dengan lagu Gundul-Gundul Pacul. Lagu ini merupakan lagu yang berasal dari daerah Jawa Tengah, dan sering dinyanyikan oleh anak-anak.

Menurut informasi dari situs jogjaprov.go.id, lagu Gundul-Gundul Pacul ini konon diciptakan pada tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya ketika mereka masih berusia remaja.

Nada lagunya memang terdengar lucu dengan lirik yang jenaka. Namun di baliknya, terdapat makna yang mungkin tidak banyak diketahui oleh orang-orang saat ini. Ya, meskipun kerap dinyanyikan sebagai lagu anak, makna lagu Gundul-Gundul Pacul ini cukup dalam, dan bahkan cocok ditujukan untuk orang dewasa.

Makna lagu Gundul-Gundul Pacul memang menarik untuk diulas. Karena di dalam liriknya, tersimpan filosofi yang mendalam tentang kepemimpinan.

Dalam artikel kali ini, kami akan membahas lebih lanjut tentang apa makna lagu Gundul-Gundul Pacul yang jarang diketahui oleh banyak orang.

2 dari 5 halaman

Lirik Lagu Gundul-Gundul Pacul

Melansir dari iain-surakarta.ac.id, meski dikatakan lagu Gundul-Gundul Pacul dibuat pertama kali oleh Sunan Kalijaga, penciptaan lagu ini dinisbatkan kepada R.C Hardjosubroto, yaitu seorang komposer karawitan di era 1950-1970.

Kemudian seiring waktu, lagu ini populer terutama di kalangan anak-anak Jawa Tengah. Anda mungkin sudah pernah mendengar lagunya, namun tidak mengerti atau tidak hapal dengan liriknya.

Berikut adalah lirik dari lagu Gundul-Gundul Pacul:

Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan

3 dari 5 halaman

Makna Lagu Gundul-Gundul Pacul

Meski liriknya terdengar jenaka, namun tahukah Anda jika makna lagu Gundul-Gundul Pacul ternyata mengajarkan kepada kita tentang nilai-nilai kepemimpinan?

Kata ‘Gundul’ memiliki arti kepala plonthos tanpa rambut. Kepala sendiri adalah lambang kehormatan, atau kemuliaan seseorang. Sedangkan rambut biasa disimbolkan sebagai mahkota lambang keindahan kepala. Jadi, ‘gundul’ dalam lagu ini memiliki arti kehormatan tanpa mahkota.

‘Pacul’ adalah cangkul, yang merupakan alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul di sini adalah lambang dari kawula rendah, yang kebanyakan petani.

‘Gundul pacul’ artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Lagu anak ini memang dinilai memiliki arti filosofis yang begitu dalam dan mulia. Pertama, mari kita lihat bait pertama dari lagu daerah ini:

Gundul-gundul pacul-cul, gembelengan

Bait pertama dari lagu Gundul-Gundul Pacul tersebut memiliki makna tentang seorang pemimpin yang lupa bahwa dia sedang mengemban amanah dari rakyatnya. Di lirik tersebut kita juga mendengar ada kata “gembelengan”. Kata ini memiliki arti besar kepala, sombong, sembrono, dan tidak serius dalam menggunakan kehormatannya.

Dari sini kita bisa mengartikan bahwa makna dari bait pertama lagu Gundul-Gundul Pacul ini menggambarkan tentang seorang pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah rakyat. Pemimpin tersebut justru menggunakan kekuasaan, kedudukan, dan kehormatan yang dimilikinya untuk berbangga-bangga diri.

 

4 dari 5 halaman

Bagaimana Pemimpin pada Rakyatnya

Kemudian pada bait kedua, kita bisa mendengar lirik,

Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan

Dalam bait kedua tersebut, terdapat kata “nyunggi wakul”. Kata tersebut memiliki arti membawa bakul nasi di atas kepala. Bakul sendiri merupakan simbol dari kesejahteraan rakyat.

Dalam konteks negara, di dalam bakul tersimpan kekayaan negara, sumber daya alam, pajak, dan sebagainya. Oleh karena itu, kata “nyunggi wakul” dapat dimaknai bahwa kepala yang merupakan kehormatan berada di bawah bakul yang dimaknai sebagai kesejahteraan rakyat.

Dalam konteks kepemimpinan dalam bernegara, bait kedua ini menjelaskan makna lagu Gundul-Gundul Pacul bahwa kedudukan pemimpin berada di bawah bakul rakyat. Namun sayangnya, tetap saja para pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan perannya sebagai pemimpin.

5 dari 5 halaman

Tumpah Berceceran

Makna lagu Gundul-Gundul Pacul terakhir terletak pada bait ketiganya. Di dalamnya terdapat kata “wakul ngglimpang” yang memiliki arti bahwa bakul yang diletakkan di atas kepala tadi jatuh. Setelahnya, lirik dilanjutkan dengan kata “segane dadi sak ratan”, yang memiliki arti nasi yang berada di bakul tadi ikut tumpah dan akhirnya berceceran ke mana-mana.

Dalam konteks kepemimpinan bernegara, bait ketiga ini dimaknai bahwa jika seorang pemimpin masih “gembelengan” dalam menjalankan amanah, maka yang terjadi adalah dirinya bisa jatuh, dan segala yang ada di dalam bakul, yaitu sumber daya, kekayaan negara, dan lain sebagainya akan ikut tumpah.

Dari penjelasan makna lagu Gundul-Gundul Pacul tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa lagu daerah ini berisi peringatan untuk para pemimpin negara agar mereka tidak boleh sembrono dan seenaknya sendiri dalam menjalankan amanah yang telah diberikan kepadanya.

Karena pemimpin yang sembrono dalam menjalankan kekuasaannya hanya akan membuat seluruh tatanan dan aturan masyarakat menjadi rusak dan menyebabkan kondisi negara menjadi sulit, bahkan sampai tak terkendali.

[ank]
Komentar Pembaca

Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami

Be Smart, Read More

Indeks Berita Hari Ini

Opini