Kerasnya Mengais Rupiah dari Kuburan Ban di Petamburan
Merdeka.com - Sudah menjadi ciri khas Kota Jakarta dan masyarakatnya yang penuh kesibukan. Gedung-gedung tinggi menjulang menghiasi langit Jakarta. Kesan mewah nan megah, sehingga Jakarta sering dijuluki sebagai Kota Metropolitan. Namun siapa sangka di balik kemilau gedung pencakar langitnya, ada sebagian masyarakat yang susah payah mencari secercah rupiah di Ibu Kota.
Merekalah para “Pemotong Ban”, berjibaku dengan tumpukan ban mobil bekas di Kuburan ban. Di tepian jalan kawasan Petamburan, Jakarta Pusat mereka mengumpulkan ban karet bekas untuk diambil bagian yang dapat didaur ulang. Tak seperti ban dalam kondisi baru yang harganya ratusan ribu, para pemotong ban hanya mendapat Rp 150 rupiah untuk satu ban yang berhasil dipotong.
Para pemotong ban di Jakarta ini tetap bertahan meski upah dan tenaga yang tidak setara. Bertahan mengais rupiah dari ban bekas di Petamburan untuk mencukupi kehidupan.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Tumpukan ban yang menggunung inilah yang menjadi salah satu penghias pemandangan di Kota Jakarta. Bagi sebagian orang menganggap, tumpukan ban ini merupakan sampah yang tak ada nilainya. Namun bagi para pemotong ban, tumpukan ban bekas ini merupakan alternatif mendapatkan sepeser rupiah.
Tumpukan ban bekas ini berasal dari bengkel, di kawasan Jakarta Pusat. Meski sebagian besar dari ban mobil namun ada juga ban motor yang ikut menumpuk. Bak berada di gunung karet, pemotong ban dengan santainya menyusuri tumpukan ban.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Para pemotong ban hanya menggunakan pisau silet yang tajam untuk membelah ban mobil. Meskipun tajam, namun diperlukan tekanan ekstra untuk membelah karet ban yang terkenal alot. Dilapisi dengan sarung tangan ala kadarnya, tangan kanannya sekuat tenaga merobek tubuh ban. Sisanya tangan kiri melancarkan membuka belahan ban.
Pelan tapi pasti membelah ban secara hati-hati. Bergelut dengan ban bekas setiap hari membuat telapak tangan berubah warna menjadi hitam. Selain itu sayatan silet juga membuat pigmen hitam ban keluar. Rata-rata, ban yang didaur ulang berasal dari jenis mobil keluarga. Namun tak sedikit ban truk juga didaur ulang untuk dijadikan sepeser rupiah.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Tumpukan rapi potongan bagian ban inilah yang nantinya bakal menjadi uang bagi para pekerja pemotong ban. Biasanya, ban bekas yang sudah dipotong akan dijadikan sebagai bahan bakar industri kapur dalam pembuatan kapur gamping.
Di beberapa daerah, ban mobil bekas seperti ini dijadikan sebuah kreasi berupa kursi. Nantinya dapat dijadikan kursi, hingga meja yang sepenuhnya menggunakan bahan dari ban bekas. Namun dibutuhkan keterampilan khusus untuk membuatnya.
©2021 Merdeka.com/Fiqi Achmad
Satu potong ban hanya dihargai Rp 150 rupiah. Sedangkan dalam satu gulungan ban, berisi 10 potong. Dari satu gulungan potongan ban, mereka bisa mendapatkan Rp 1500. Sungguh pekerjaan yang berat dan hasil yang tak sesuai. Terpaksa bertahan, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi para pemotong ban di Petamburan.
Geliat pekerjaan mereka mengisi ruang Metropolitan Kota Jakarta, bersama jutaan orang lain yang mengadu nasib di Jakarta.
(mdk/Ibr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku mengaku sempat tersungkur usai membunuh korban karena menyesali perbuatannya.
Baca SelengkapnyaMotif pelaku menghabisi keponakannya karena tergiur mencuri perhiasan emas yang dikenakan korban.
Baca SelengkapnyaParah! Aksi tak terpuji dilakukan oleh seorang pengemis asal Bandung yang meludahi mobil milik seorang pengendara lantaran tak dikasih uang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kebakaran di Kebagusan Jakarta Selatan, Satu Orang Meninggal Dunia
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo bertemu dengan para petani di Dusun Gunung Bakal, Desa Sumberarum, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12).
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaKedua tangannya diikat dengan sabuk dan mulutnya disumpal kain.
Baca SelengkapnyaDJ menganiaya korban dengan cara membacok dan menyiram air keras pada Senin (8/1) kemarin.
Baca SelengkapnyaKhusus di Jalan Jenderal Sudirman - MH Thamrin, penutupan jalan dilakukan mulai hari ini, Minggu (31/12) dari pukul 19.00 Wib sampai Senin (1/1) pukul 01.00 Wib
Baca Selengkapnya