Imbas PSBB dan Larangan Mudik Jabar, Toko Oleh-oleh di Cirebon Menjerit
Merdeka.com - Imbas dari diberlakukannya larangan mudik dan PSBB di Jawa Barat sangat berdampak buruk bagi pemilik toko oleh-oleh di jalan Tengah Tani, Plered, Kabupaten Cirebon.
Dilansir dari Liputan6, para penjual mengaku sejak Corona mewabah di Indonesia penjualan oleh oleh terutama dari luar kota semakin menurun bahkan cenderung sepi.
Itulah yang diungkapkan oleh Sri, salah satu karyawan toko oleh oleh yang biasa menjajakan kerupuk, kue hingga sirup khas Kota Udang tersebut.
"Sejak pertama kali corona masuk ke Indonesia nah di situ sudah mulai terasa gejalanya pembeli menurun," ujar dia, Kamis (7/5/2020) dilansir Liputan6.
Penurunan Omzet Secara Drastis
Menurut Sri sejak awal Ramadan lalu, Ia semakin jarang melayani pembeli sehingga berimbas pada penurunan omzet secara drastis. Menurutnya Ramadan tahun lalu dalam sehari Ia bisa memperoleh Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta rupiah.
Namun sejak Covid-19 masuk ke Indonesia, Ia hanya bisa mengumpulkan Rp 30 ribu hingga maksimal Rp 50 ribu. Pun kalau beruntung menurutnya bisa sampai Rp 100 ribu itupun tidak tentu.
"Sekarang sehari sekitar Rp30 ribu sampai Rp50 ribu kalau beruntung Rp100 ribu. Itupun tidak setiap hari," ungkap Sri.
Menutup Gerai Hingga Lebaran
Hal yang sama juga dialami oleh sentra makanan Empal Gentong khas Cirebon. Salah satu Restoran Empal Gentong yang selalu ramai di Kawasan Tengah Tani, Plered adalah Restoran Empal Gentong H. Apud.
Dikutip dari Liputan6, salah satu karyawan H Apud bernama Rizki menjelaskan jika penurunan pembeli sudah mulai terlihat saat penerapan WFH (Work From Home) beberapa waktu lalu.
Namun saat penerapan PSBB ini pembeli sudah tidak ada sama sekali. Sehingga Restoran tersebut terpaksa tutup hingga setelah hari raya Idul Fitri (24 Mei 2020).
"Selama WFH sih belum tutup tapi pengunjung yang makan menurun drastis. Melihat itu akhirnya pas ada keputusan PSBB kami putuskan untuk tutup dulu," ujar salah seorang karyawan Restauran Empal Gentong H Apud Cirebon, Rizki Hakiki.
Hanya Melayani Penjualan Bungkus
Pelayanan Empal Gentong Bungkus Selama Pandemi Covid/ Liputan6 ©2020 Merdeka.com
Menurut Rizki biasanya restoran yang berada tepat di Pinggir Jalan Tengah Tani arah Kota Cirebon tersebut selalu ramai, seperti Ramadan tahun lalu. Namun saat ini hanya terisi satu sisi dan perlu penerapan protokol Kesehatan.
Sehingga pihak restoran hanya melayani pembeli yang ingin membeli untuk dibungkus saja. Untuk pelayanan makan di tempat sementara ditiadakan sebagai upaya Physical Distancing.
"Biasanya semua ruangan terisi sekarang tidak terisi di satu sisi juga harus menerapkan protokol covid-19 seperti jaga jarak. Dan kami pilih layani pesanan untuk dibawa pulang," kata dia.
"Ya mau bagaimana lagi mudah-mudahan pandemi corona segera berakhir biar kami bisa jualan lagi tidak ada karyawan yang menganggur lagi," tambahnya.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah terus mendorong penyaluran beras SPHP ke Pusat Induk Beras Cipinang (PIBC) untuk di distribusikan ke pasar tradisional maupun retail modern.
Baca SelengkapnyaAlat peraga kampanye milik peserta pemilu yang dipasang di area pemakaman umum dan median jalan melanggar aturan.
Baca SelengkapnyaSelanjutya BPOM telah melakukan pembinaan kepada pedangnya untuk tidak menjual produk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di sini berbagai jenis barang bekas tersedia, mulai dari perkakas, HP sampai kursi roda.
Baca SelengkapnyaSinegitas itu dibuktikan dengan menggelar apel bersama di halaman Makodim 031/Pekanbaru
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Irto mengimbau para pemudik untuk mengisi penuh tangki BBM sebelum melaksanakan perjalanan mudik.
Baca SelengkapnyaFirdaus mengatakan, setiap kali beraksi komplotan perampok ini selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan untuk mengancam pegawai.
Baca SelengkapnyaLedakan terjadi di pabrik Semen Padang Indarung V, Sumbar, Selasa (20/2) sekitar pukul 11.00 WIB. Empat pekerja mengalami luka bakar akibat peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaSeorang warga Pidie, Fajarullah (25) tewas dengan tubuh penuh luka tusuk , Senin (29/1) dini hari. Pelakunya masih diburu polisi.
Baca Selengkapnya